9 Cara Mengajarkan Anak Kerja Sama Sejak Dini (Serta Manfaatnya)

Mereka yang memiliki keterampilan kerja sama biasanya memiliki peluang kesuksesan yang lebih besar. Hanya saja tidak semua anak secara natural bisa bekerja sama, sehingga perlu peran penting dari orangtua.

Hendaknya orangtua mengenalkan anak sejak dini pada aktivitas kerja sama. Belajar bekerja sama membantu anak mengasah banyak keterampilan sosial seperti kesabaran, empati, komunikasi, menghormati orang lain, toleransi dan kompromi.

Ini juga membantu anak mengembangkan rasa percaya diri.

Cara Mengajarkan Anak Kerja Sama
Photo credit: freepik.com

Cara Mengajarkan Anak Kerja Sama


1. Masukan Anak ke dalam Kegiatan Bersama

Misalnya masukan anak Anda dalam kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan kolaborasi secara berkelompok, ini menjadi cara bagus untuk mengajari anak tentang nilai kerja sama, terutama pada keluarga dengan satu anak.

Kuncinya adalah mendaftarkan anak pada kegiatan yang sesuai dengan minatnya. Misalnya olahraga sepak bola, basket, voli, pramuka, outbound berkelompok, dll.

Hanya saja jangan memaksa anak mengikuti banyak eskul karena anak bakal mengalami dampak negatif ekstrakurikuler berlebihan seperti kelelahan, stres, susah fokus dan perasaan buruk.

2. Bangun Kerja Sama di Rumah

Ada banyak cara untuk melatih keterampilan kerja sama anak di rumah, dimana ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan di rumah seperti misalnya bersama-sama mengerjakan pekerjaan rumah (memasak bersama, menyapu dan merapihkan ruangan, mendekorasi ruangan dll), bermain LEGO, berkebun dan banyak lainnya.


3. Ajarkan Anak Cara Berkomunikasi dan Bergaul

Khususnya ajarkan anak dalam aktivitas mendengar dan didengarkan. Hal itu karena kemampuan berkomunikasi adalah hal super penting dari aktivitas kerjasama.

Biasakan dan ajarkan anak untuk bisa menjadi pendengar yang baik, demikian juga orangtua harus bisa menjadi pendengar yang baik untuk anak-anaknya, serta berikan anak ruang berbicara dan berpendapat. 

Biasakan hal seperti ini di kehidupan anak sehari-hari, sehingga anak nantinya memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

Kemampuan komunikasi yang mumpuni akan dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dalam proses bekerja sama dengan orang-orang seumurannya.

Berikan anak ruang untuk berbicara dan mengekspresikan diri, ini akan sangat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi anak.

Selain itu ajarkan anak berempati sejak dini sehingga anak memiliki kemampuan memahami perasaan orang lain, kemampuan berempati sangat diperlukan saat beraktivitas dengan orang banyak.

4. Dorong Rasa Percaya Diri Anak

Jika anak tidak percaya diri maka ia akan sangat kesulitan saat diharuskan untuk bekerja sama dengan orang lain.

Pentingnya meningkatkan keyakinan diri akan mendorong anak mampu untuk membuat suatu keputusan, dirinya memiliki kontrol kuat terhadap kondisi yang ada. Serta anak sanggup buat mengutarakan pendapatnya di hadapan teman-temannya.

Orangtua harus membangun harga diri atau rasa pecaya diri anak, serta membantu anak merasa bahwa dirinya mampu untuk menangani berbagai permasalahan yang muncul di kehidupan.

Untuk membangun rasa percaya diri anak, berikut hal yang harus diketahui orangtua:
  1. Buang kebiasaan memarahi anak. Banyak orangtua yang 'hobi' memarahi anak, bahkan hanya karena hal sepele. Anak-anak yang sering dimarahi akan tumbuh jadi tidak percaya diri. Dampaknya anak kesulitan dalam bergaul di lingkungan sosial. 
  2. Dorong anak untuk jangan takut mencoba.
  3. Dorong anak untuk mencapai keterampilan baru, sehingga membuat anak merasa mampu dan percaya diri.
  4. Apresiasi pencapaian anak, dan hargai usaha yang ia lakukan.
  5. Ajak anak melakukan pekerjaan rumah. Merasa dibutuhkan membuat anak merasa sangat berharga.
  6. Berikan anak ruang berbicara di keluarga, hargai setiap ucapan anak. Orangtua harus menjadi pendengar yang baik untuk anak. Anak-anak yang mendapatkan ruang berbicara dan berpendapat, tumbuh menjadi pribadi yang berani dan percaya diri.
  7. Tunjukkan cinta kepada anak, anak harus tumbuh dengan perasaan dicintai.


5. Aktivitas Kolaboratif

Kemampuan anak dapat diasah, dorong anak terlibat dalam permainan yang memerlukan kerjasama, misalnya bermain lego, puzzle dll. Bisa pula mendorong anak pada permainan olahraga seperti sepak bola, basket, bola voli dll.

Selain mengasah skill kerjasama tim, juga meningkatkan rasa sportivitas. Tekankan kepada anak bahwa fokus permainan adalah kerjasama.

6. Menumbuhkan Rasa Kebersamaan dalam Diri Anak

Buat anak terbiasa dengan aktivitas berkomunikasi atau interaksi. Jangan sibuk dengan gadget, biasakan komunikasi intens antara orangtua dan anak.

Usahakan anak sering berkumpul (misalnya bersama sepupunya) sehingga muncul rasa kebersamaan dalam diri anak serta secara otomatis anak akan banyak berinteraksi.

7. Buat Anak Terbiasa Berkomunikasi

Cara agar anak bisa bekerja sama yaitu anak harus punya skill berkomunikasi. Hal itu karena saat anak di sebuah kelompok, maka ia akan diharuskan untuk melakukan interaksi sosial, baik itu secara kata-kata maupun gestur atau bahasa tubuh.

Sehingga sangat penting anak sebelumnya sudah terbiasa berkomunikasi dan berinteraksi. Juga berikan anak banyak kesempatan untuk berbicara dan berpendapat, sangat penting membuat anak terbiasa dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya. 


8. Ajarkan Anak Menghargai Orang Lain

Bekerja dalam tim membuat anak harus bisa menghargai orang lain. Jika anak tidak bisa menghargai orang lain, maka ia akan kesulitan dalam bekerja sama dan bergaul. Ajarkan anak sebelum remaja tentang caranya bersikap, bersimpati, serta menghormati ucapan dan pendapat orang lain.

9. Hal Lain yang Perlu Diperhatikan

Butuh kesabaran dan usaha panjang untuk mengajarkan anak agar bisa bekerja sama, karena pada kenyataannya sering terjadi masalah, sehingga orangtua jangan memasang ekspetasi tinggi pada anak.

Ada beberapa hal yang perlu diingat orangtua:
  1. Hindari memaksa anak, apalagi jika anak masih kecil, karena terkadang terdapat situasi yang tidak mendukung. Misalnya anak sedang bad mood, ingin sendirian, lagi egois dll. Anak biasanya masih kesulitan untuk mengontrol ego, sehingga sikapi anak dengan sabar dan tenang.
  2. Contoh terbaik anak belajar sikap kerjasama adalah dari keluarga terdekatnya. Sehingga orangtua jangan hanya memerintah, melainkan juga ikut memberikan contoh yang baik.
  3. Sikap kerjasama bisa diawali dari rumah, coba adakan kegiatan bersama di keluarga. Misalnya, kegiatan yang simpel saja seperti beres-beres rumah dll.
  4. Semangati anak agar mau ikut program ekstrakurikuler di sekolah, ada banyak manfaatnya, diantaranya dapat mengasah jiwa leadership dan sikap kerjasama. Hanya saja, tidak boleh memaksa anak.




Baca Juga:

No comments: