Mereka yang memiliki keterampilan kerja sama biasanya memiliki peluang kesuksesan yang lebih besar. Hanya saja tidak semua anak secara natural bisa bekerja sama, sehingga perlu
peran penting dari orangtua. Hendaknya orangtua mengenalkan anak sejak dini
pada aktivitas kerja sama.
Belajar bekerja sama membantu anak mengasah banyak keterampilan sosial seperti kesabaran, empati, komunikasi, menghormati orang lain, toleransi dan kompromi. Ini juga membantu anak mengembangkan rasa percaya diri.
Cara Mengajarkan Anak Kerja Sama
1. Masukan Anak ke dalam Kegiatan Bersama
Misalnya masukan anak Anda
dalam kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan kolaborasi secara berkelompok,
ini menjadi cara bagus untuk mengajari anak tentang nilai kerja sama, terutama
pada keluarga dengan satu anak.
Kuncinya adalah mendaftarkan anak pada
kegiatan yang sesuai dengan minatnya. Misalnya olahraga sepak bola, basket,
voli, pramuka, outbound berkelompok, dll.
2. Bangun Kerja Sama di Rumah
Ada banyak cara untuk melatih
keterampilan kerja sama anak di rumah. Misalnya bersama-sama mengerjakan
pekerjaan rumah, memasak bersama, bermain LEGO dan banyak lain.
3. Ajarkan Anak Cara Berkomunikasi dan Bergaul
Khususnya ajarkan anak dalam
aktivitas mendengar dan didengarkan. Hal itu karena kemampuan berkomunikasi
adalah hal super penting dari aktivitas kerjasama.
Biasakan dan ajarkan anak
untuk bisa menjadi pendengar yang baik, demikian juga orangtua harus bisa
menjadi pendengar yang baik untuk anak-anaknya, serta berikan anak ruang
berbicara dan berpendapat.
Biasakan hal seperti ini di kehidupan anak
sehari-hari, sehingga anak nantinya memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Kemampuan komunikasi yang mumpuni akan dapat meningkatkan kepercayaan diri
anak dalam proses bekerja sama dengan orang-orang seumurannya.
Berikan anak
ruang untuk berbicara dan mengekspresikan diri, ini akan sangat membantu
meningkatkan kemampuan komunikasi anak.
Selain itu ajarkan anak kemampuan
berempati sejak usia dini, sehingga anak memiliki kemampuan untuk memahami
perasaan orang lain, kemampuan berempati sangat diperlukan saat beraktivitas
dengan orang banyak.
4. Dorong Rasa Percaya Diri Anak
Jika anak tidak percaya diri maka ia
akan sangat kesulitan saat diharuskan untuk bekerja sama dengan orang lain.
Rasa percaya diri yang baik akan menjadikan anak mampu untuk membuat suatu keputusan, dirinya memiliki kontrol kuat terhadap kondisi yang ada. Serta anak sanggup buat mengutarakan pendapatnya di hadapan teman-temannya.
Orangtua harus membangun harga diri atau rasa pecaya diri anak, serta membantu
anak merasa bahwa dirinya mampu untuk menangani berbagai permasalahan yang
muncul di kehidupan.
Untuk membangun rasa percaya diri anak, berikut hal yang harus diketahui orangtua:
- Buang kebiasaan memarahi anak. Banyak orangtua yang 'hobi' memarahi anak, bahkan hanya karena hal sepele. Anak-anak yang sering dimarahi akan tumbuh jadi tidak percaya diri. Dampaknya anak kesulitan dalam bergaul di lingkungan sosial.
- Dorong anak untuk jangan takut mencoba.
- Dorong anak untuk mencapai keterampilan baru, sehingga membuat anak merasa mampu dan percaya diri.
- Apresiasi pencapaian anak, dan hargai usaha yang ia lakukan.
- Ajak anak melakukan pekerjaan rumah. Merasa dibutuhkan membuat anak merasa sangat berharga.
- Berikan anak ruang berbicara di keluarga, hargai setiap ucapan anak. Orangtua harus menjadi pendengar yang baik untuk anak. Anak-anak yang mendapatkan ruang berbicara dan berpendapat, tumbuh menjadi pribadi yang berani dan percaya diri.
- Tunjukkan cinta kepada anak, anak harus tumbuh dengan perasaan dicintai.
5. Aktivitas Kolaboratif
Kemampuan
anak dapat diasah, dorong anak terlibat dalam permainan yang
memerlukan kerjasama, misalnya bermain lego, puzzle dll. Bisa pula mendorong anak pada permainan olahraga seperti sepak bola, basket, bola voli dll.
Selain
mengasah skill kerjasama tim, juga meningkatkan rasa
sportivitas. Tekankan kepada anak bahwa fokus permainan adalah kerjasama.
6. Menumbuhkan Rasa Kebersamaan dalam Diri Anak
Buat anak
terbiasa dengan aktivitas berkomunikasi atau interaksi. Jangan sibuk
dengan gadget, biasakan komunikasi intens antara orangtua dan anak.
Usahakan anak sering berkumpul (misalnya bersama sepupunya) sehingga muncul rasa
kebersamaan dalam diri anak serta secara otomatis anak akan banyak
berinteraksi.
7. Buat Anak Terbiasa Berkomunikasi
Cara agar anak bisa bekerja sama yaitu anak harus punya skill berkomunikasi. Hal itu
karena saat anak di sebuah kelompok, maka
ia akan diharuskan untuk melakukan interaksi sosial, baik itu secara kata-kata maupun gestur atau bahasa tubuh.
Sehingga sangat penting anak sebelumnya sudah
terbiasa berkomunikasi dan berinteraksi. Juga berikan anak banyak
kesempatan untuk berbicara dan berpendapat, sangat penting membuat anak
terbiasa dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya.
8. Ajarkan Anak Menghargai Orang Lain
Bekerja dalam tim membuat
anak harus bisa menghargai orang lain. Jika anak tidak bisa menghargai orang
lain, maka ia akan kesulitan dalam bekerja sama dan bergaul. Ajarkan anak
untuk bersikap, bersimpati, serta menghormati ucapan dan pendapat orang lain.
9. Hal Lain yang Perlu Diperhatikan
Butuh kesabaran dan usaha panjang untuk mengajarkan anak agar bisa bekerja sama, karena pada kenyataannya sering terjadi masalah, sehingga orangtua jangan memasang ekspetasi tinggi pada anak.
Ada beberapa hal
yang perlu diingat orangtua:
- Hindari memaksa anak, apalagi jika anak masih kecil, karena terkadang terdapat situasi yang tidak mendukung. Misalnya anak sedang bad mood, ingin sendirian, lagi egois dll. Anak biasanya masih kesulitan untuk mengontrol ego, sehingga sikapi anak dengan sabar dan tenang.
- Contoh terbaik anak belajar sikap kerjasama adalah dari keluarga terdekatnya. Sehingga orangtua jangan hanya memerintah, melainkan juga ikut memberikan contoh yang baik.
- Sikap kerjasama bisa diawali dari rumah, coba adakan kegiatan bersama di keluarga. Misalnya, kegiatan yang simpel saja seperti beres-beres rumah dll.
- Semangati anak agar mau ikut program ekstrakurikuler di sekolah, ada banyak manfaatnya, diantaranya dapat mengasah jiwa leadership dan sikap kerjasama. Hanya saja, tidak boleh memaksa anak.
TOPIK TERKAIT
Baca Juga: