Akhir-akhir ini banyak orang yang membicarakan toleransi, ini sebenarnya
sangatlah bagus karena toleransi adalah kunci untuk terwujudnya perdamaian,
keamanan, kenyamanan dan stabilitas dalam bermasyarakat dan bernegara.

Secara istilah toleransi berasal dari bahasa latin “tolerare” yang artinya sabar dan menahan diri. Jika berkaca dari istilahnya, maka makna toleransi (diantarnya) yaitu menahan diri dari menindas pihak individu atau kelompok yang lebih lemah, atau menahan diri dari bersikap agresif terhadap hal-hal yang tidak sejalan. Pada dasarnya, toleransi sebuah sikap untuk menghormati pihak individu atau kelompok lain.
Termasuk menghargai pendapat seseorang juga merupakan wujud dari toleransi,
sikap menghargai ini sangat penting untuk menghindari terjadinya perselisihan
dan pertengkaran yang tidak diperlukan (baik itu antar individu atau
kelompok).
Menghargai pendapat atau pemikiran pihak lain merupakan contoh toleransi yang
harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, hal seperti ini harus diketahui
dan dijalani oleh seluruh masyarakat. Banyak konflik terjadi di masyarakat
karena hilangnya rasa toleransi dan simpati di dalam hati orang-orang.
Jika kita ingin dihargai dan hormati, maka hormati dan hargai orang lain juga,
setiap orang harusnya menyadari hal ini dan menerapkannya dalam kehidupannya.
Sikap toleransi sudah tertuang dalam hukum negara, jadi sudah seharusnya
masyarakat menjaga sikapnya dan berlapang dada terhadap perbedaan, serta
menghindari segala bentuk prilaku intoleransi. Lalu apa urgensi dari sikap
toleransi?
Jika kita membaca tentang kejadian-kejadian di perang dunia ke 2, maka dapat
diketahui bahwa masa itu merupakan masa-masa krisis toleransi, bahkan
kepedulian terhadap kehidupan bertoleransi sudah sampai titik nadir.
Dari krisis toleransi inilah yang membuat munculnya orang semacam Adolf
Hitler, yang membantai jutaan orang (rakyat sipil) tak bersalah di kamp-kamp
konsentrasi. Dari krisis toleransi inilah yang membuat Adolf Hitler dan
orang-orang disekelilingnya punya pemikiran bahwa ras arya (Jerman) lebih baik dari
ras yahudi, gipsi dan slavia. Parahnya, muncul pemikiran untuk melakukan
genosida terhadap ras-ras tersebut.
Disebutkan juga bahwa Nazi melakukan genosida terhadap warga Polandia.
Einsatzgruppen merupakan satuan paramiliter yang dibentuk nazi pada tahun
1938, awalnya einsatzgruppen difungsikan hanya sebagai pendukung pasukan
militer Jerman, namun berubah fungsi setelah jerman (nazi) menginvasi Polandia
tahun 1939.
Dari 1 September – 25 Oktober 1939 einsatzgruppen melakukan pembantaian pada
lebih dari 16.000 orang dan penghancuran lebih dari 500 kota di Polandia.
Disebutkan juga bahwa einsatzgruppen banyak membakar orang hidup-hidup di
dalam rumah-rumah ibadah, pembunuhan dilakukan dengan brutal hingga pihak
pasukan militer sendiri mengeluhkan atas kekejaman yang melewati batas
tersebut.
Itulah dampak terburuk intoleransi, dari awalnya merasa lebih baik, lalu
muncul perasaan enggan untuk hidup berdampingan, benih-benih rasisme pun
tumbuh, hingga akhirnya muncul pikiran untuk melakukan genosida. Menanamkan
sikap toleransi adalah hal yang penting dan tidak boleh diremehkan.
Jadi toleransi juga bermakna sebuah sikap untuk bisa hidup saling berdampingan
demi menghadirkan kebaikan bersama, dan tidak menggunakan faktor perbedaan
sebagai alasan untuk melakukan tindakan agresif.
Toleransi Menurut Para Ahli
Menurut Tillman, toleransi adalah sikap untuk saling menghargai. Toleransi
sebagai faktor esensi dalam terciptanya perdamaian.
Menurut Max Isaac Dimont, toleransi adalah sikap untuk mengakui perdamaian dan
tidak menyimpang dari norma-norma yang diakui dan berlaku. Toleransi diartikan
juga sebagai sikap menghormati dan menghargai setiap tindakan orang lain.
Menurut W.J.S Poerwadarminta, toleransi adalah sikap atau sifat memperbolehkan
suatu pendapat yang berbeda. Karena dalam toleransi sangat menjunjung tinggi
untuk menghargai pendapat orang lain.
Ternyata Amerika & Eropa Paling Intoleran
Dilansir dari
republika.co.id, lembaga riset Pew Research Centre menyebutkan Amerika Serikat, Inggris dan
Rusia adalah negara-negara dengan tingkat diskriminatif tinggi terhadap
pemeluk agama dan perbedaan agama. Lembaga yang berbasis di New York, Amerika
Serikat tersebut menjelaskan bahwa tragedi 'permusuhan sosial' di
negara-negara tersebut sudah sampai dalam level 'mengkhawatirkan'.
Pada survei berjudul 'The Rising Tide of Restrictions on Religion' yang
berlangsung empat tahun terakhir menunjukan bahwa pemerintah di negara-negara
tersebut menerapkan kebijakan membatasi dan mengekang hak beragama yang
meningkat menjadi enam persen.
Survey tersebut menunjukan Inggris adalah negara dengan tingkat tinggi
terkait dengan permusuhan sosial, laporan menunjukan bahwa Inggris tidak lebih
baik dari Kenya, tapi tidak seburuk Burma (Myanmar). Hanya saja Inggris adalah
negara intoleran yang intoleransinya terhadap agama berada di kondisi
mengkhawatirkan.
Ilmuwan dalam survei ini bernama Brian Grim, dia menyebutkan bahwa Inggris
mengalami tingginya tingkat permusuhan sosial, yang hal ini memicu perilaku
intoleran di Inggris yang kondisinya sangat mengkhawatirkan. Beberapa hal yang
memicu seperti kampanye masyarakat Kristen yang menyuarakan hal negatif
mengenai diaspora muslim, selain itu juga bangkitnya kelompok-kelompok
antisemit di Inggris.
Demikian juga di Amerika Serikat, yang secara mengejutkan pemerintahnya
memberlakukan peningkatan intoleransi dan pembatasan terhadap kultur beragama.
Hanya saja situasi di Amerika Serikat belum sampai tahap mengkhawatirkan, tapi
yang menjadi catatan bahwa hasil survei menunujkan adanya tren peningkatan
masalah ungkapan kebencian dan intoleransi pada masyarakat dan pemerintah AS.
Pentingnya Toleransi Antar Agama di Indonesia
Di indonesia khususnya, toleransi sangat penting untuk mencegah terjadinya
konflik sosial. Sikap toleransi sangat dibutuhkan agar kehidupan bersosial
masyarakat berjalan dengan baik. Terjaganya stabilitas dan keamanan negara
merupakan pondasi untuk kelancaran pembangunan negara.
Adapun jika negara dilanda dengan konflik sosial dan keamanan, dampaknya
pembangunan negara dipastikan terhambat, negara kehilangan banyak investor,
jumlah orang yang menganggur meningkat pesat, kasus kejahatan meningkat,
situasi negara mencekam dan berbagai marabahaya lainnya. Oleh karena itu
sikap toleransi bukanlah sesuatu yang remeh.
Setiap orang harus belajar bertoleransi dalam politik, budaya, agama dan
lainnya. Misalnya toleransi dalam berpolitik, dimana Anda perlu menghormati
pilihan dan pendapat politik orang lain, negara telah menjamin hak warga
negara untuk menyuarakan kebebasan berpendapat asalkan masih dalam batas norma
dan sosial yang berlaku di masyarakat. Dengan sikap toleransi ini akan
mencegah terjadinya konflik dan permusuhan di masyarakat.
Demikian juga toleransi dalam berbudaya, setiap orang harus menghormati
keberagaman budaya, bahasa dan lainnya. Termasuk sudah seharusnya toleransi
beragama diterapkan, dimana di Indonesia telah diakui keberadaan enam
keyakinan yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Konghucu dan Budha. Semua
pihak dari agama-agama tersebut bersepakat untuk tidak saling mengganggu
rutial ibadah di rumah ibadah masing-masing.
Perbuatan vandalisme pada rumah ibadah tidak dapat DITOLERIR, pelakunya harus
dihukum berat oleh pemerintah karena memprovokasi dan mengganggu kerukunan
umat beragama di Indonesia. Selain itu, tidak diperbolehkan dan dilarang keras
memaksa seseorang untuk memilih keyakinan tertentu. Setiap orang seharusnya
memilih keyakinan tanpa adanya paksaan.
Tidak boleh mencela tuhan dari agama lain, dan secara umum tindakan mencela
atau menghina dilarang. Hal ini berbeda dengan dialog atau debat ilmiah,
biasanya dalam debat ilmiah akan menyertakan argumentasi berkualitas yang
disertai data dan fakta. Debat ilmiah juga dilakukan dengan sikap saling
menghormati dan menghargai lawan.
Sebagai contoh yang bagus adalah acara debat yang dilakukan oleh pendeta atau
pastor di Amerika Serikat dengan Syaikh Ahmad Deedat. Jika Anda menonton acara
tersebut maka akan ditemukan berbagai argumentasi berkualitas, dan tidak
ditemukan adanya tindakan menghina atau mencela lawan debat, kedua belah pihak
saling menghormati.
Melakukan debat ilmiah masih tergolong diperbolehkan, dengan syarat
narasumbernya adalah orang yang terpelajar, bersikap bijak, menghormati lawan
debat, serta berbicara dengan data dan fakta. Acara debat ilmiah juga biasanya
dimonitor oleh pemerintah untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan.
Salah satu hal yang disayangkan adalah tindakan vandalisme terhadap rumah
ibadah yang kejadiannya sering atau berulang-ulang. Tindakan tersebut jelas
sangat terlarang karena dapat memicu konflik yang tidak seharusnya, pelakunya
harus dihukum berat oleh pemerintah.
Selain itu tidak diperbolehkan dan dilarang keras menyakiti seseorang karena
berbeda keyakinan. Tidak boleh seseorang dimusuhi atau diserang secara fisik
dan verbal karena berbeda keyakinan. Toleransi bertujuan untuk mewujudkan
kedamaian, keamanan dan stabilitas, jadi sudah seharusnya setiap warna negara
mewujudkan hal tersebut.
Toleransi bukanlah mencampur-adukan antar ajaran keyakinan. Contohnya orang
islam sholat di geraja, ikutan misa dan natalan, atau misalnya orang kristen
melakukan ibadah menyanyi di masjid. Itu contoh keliru dari memahami makna
toleransi.
Berikut hal-hal yang harus dipahami dalam menjalankan toleransi bergama:
- Terlarang melakukan vandalisme di rumah ibadah.
- Tidak boleh menghina tuhan dari agama lain.
- Tidak boleh menghina tokoh-tokoh penting dari suatu agama.
- Tidak boleh menghina atribut dari suatu agama.
- Terlarang menyebarkan informasi yang salah tentang suatu agama.
- Jangan menshare informasi atau berita tentang suatu agama sebelum dicek kebenarannya.
- Tidak boleh melabeli suatu agama dengan label buruk seperti teroris, radikal dll. Dari enam agama yang diakui di Indonesia, tidak ada satupun yang mengajarkan tentang terosisme dan radikalisme.
- Seharusnya ada sebuah lembaga negara yang memfasilitasi acara pertemuan antar pemimipin pemuka agama.
Mewujudkan Toleransi di Masyarakat
Sebagiannya telah dijelaskan diatas, dan ada beberapa hal lainnya untuk bisa
mewujudkan kehidupan bertoleransi di masyarakat. Setiap warga negara
seharusnya saling mengerti dan memahami bahwa mereka ingin hidup damai, aman
dan tentram, sehingga setiap individu seharusnya melakukan hal-hal yang
membantu mewujudkan hal itu.
Perbedaan adalah hal yang harus dimaklumi bersama, itu adalah keniscayaan
dalam kehidupan bermasyarakat. Dilarang keras mencela suku atau bahasa dari
daerah lain, demikian juga tidak boleh berkomentar negatif terhadap pakaian
adat suatu daerah.
Jika ada orang dengan suku/daerah/agama lain tinggal di daerah perumahan Anda,
sekalipun dia minoritas, maka sudah seharusnya hak-haknya dijaga dan tidak
boleh memberikan gangguan. Mengusir seseorang dari lingkungan kompleks karena
berbeda suku/daerah/agama adalah tindakan yang SANGAT KONYOL. Sudah seharusnya
setiap orang berpikir cerdas sehingga terhindar dari melakukan perbuatan yang
bar-bar dan rendah terebut.
Setiap masyarakat juga harus melatih diri untuk terbiasa berbicara santun,
menjalankan dengan baik norma masyarakat yang berlaku, membuang kebiasaan
bergunjing, tidak memaksakan kehendak, bisa menerima perbedaan dan menghargai
hak orang lain. Hal-hal tersebut sangat penting untuk membantu terwujudnya
kedamaian dan toleransi, dan menekan bibit-bibit permusuhan.
Tulisan Terkait: