Dampak Buruk Anak Terlalu Sibuk Ekskul & Les Bimbel (Cara Penanganannya)

Anak Lelah Belajar
Photo credit: Adobe.com / By dglimages

Anak harus diajari disiplin sejak kecil, tapi bukan berarti anak diberikan jadwal kegiatan yang terlalu padat. Jika anak terlalu disibukan dengan banyak kegiatan bimbel setiap harinya, ini tidak baik untuk kesehatan mentalnya.

Yang namanya anak-anak juga perlu diberikan aktivitas fisik dan bermain. Boleh-boleh saja anak daftar les bimbel tapi dibatasi.

Dampak Buruk Anak Terlalu Banyak Ekskul dan Les Bimbel


1. Kurang Quality Time di Rumah

Jika anak terlalu banyak punya aktivitas di luar (seperti bimbel dan eskul) dampaknya bakal kekurangan waktu untuk berinteraksi bersama keluarga di rumah, ini tidak baik bagi perkembangannya.

Memiliki kegiatan ekskul maupun bimbel adalah hal positif dan tentunya punya segudang manfaat seperti:
  • Memperbanyak pengetahuan dan pengalaman anak.
  • Menggali bakat anak dengan lebih cepat dan efektif
  • Lingkup pertemanan anak semakin luas.
  • Anak bisa dan terbiasa disiplin menjalani keseharian-nya.
  • Dan lainnya.

Tapi tetap saja kedekatan pada sesama anggota keluarga itu nomor satu. Oleh karenanya, hindari anak punya jadwal terlalu padat karena membuatnya seharian berada di luar, dimana sangat dikhawatirkan hal itu menyebabkan anak tidak dekat pada keluarganya sendiri.

2. Anak Kewalahan

Dampak buruk anak banyak ikut eskul dan bimbel yaitu menyebabkan anak kewalahan mengatur waktu. Ini tidak baik bagi perkembangan Si Anak karena menanggung beban terlalu berat.

Orangtua harus tahu bahwa anak juga butuh bermain, masa anak-anak merupakan masa bermain, sehingga jangan bebani dia pada hal-hal yang terlampau berat.

Jangan memaksa anak untuk melakukan segudang kegiatan di rumah setelah pulang sekolah, anak butuh istirahat. Menjalani aktivitas yang teramat padat (melampaui limit kemampuan anak) berdampak pada gangguan proses tumbuh-kembangnya, termasuk kesehatan mentalnya.


3. Kelelahan dan Stres

Penelitian mendapati umumnya anak yang memiliki aktivitas ekstra yang terlalu padat, rentan mengalami kelelahan kronis, sulit fokus serta kekurangan quality time di rumah.

Anak teramat banyak bimbel dikhawatirkan akan terganggu kesehatan mentalnya karena terlalu dipacu secara ekstrim (berlebihan), anak rentan terkena stres dan kelelahan kronis.

Psikolog Tara de Thouars, BA, Psi mengatakan bahwa kegiatan bimbel yang terlalu padat justru merugikan anak itu sendiri, dimana anak merasa tidak nyaman. Kondisi semakin buruk dengan paksaan dari orangtua padahal anak membenci bimbel yang dijalaninya.

4. Kesusahan untuk Fokus

Dampak anak terlalu banyak les yaitu anak kesusahan buat konsentrasi, bahkan kesulitan fokus pada satu hal.

Sebenarnya pekerjaan yang lumayan sulit untuk memusatkan pikiran jika dibebani dengan banyak les dan ekstrakurikuler. Bahkan permasalahan ini bisa memicu munculnya kejenuhan dalam diri anak, yang dapat menurunkan kemampuan berpikir jernih.

5. Anak Bisa Punya Perasaan Buruk

Terlalu banyak ekskul dan les bisa menyebabkan anak merasa tertekan, sebab terlalu bejibun beban yang harus dipikul.

Bisa saja anak merasa muak dan suasana hatinya memburuk karena terus-terusan harus mengerjakan PR, kemudian langsung disambut dengan kegiatan bimbel maupun ekskul.

Lebih parah lagi jika anak tidak memperoleh masa untuk refreshing, bisa-bisa perasaan buruk yang sering dirasakan anak nantinya menjadi depresi.



6. Kekurangan Free Time

Terlalu banyak les bisa menyebabkan anak kehilangan waktu bermain dan hiburan, dampaknya anak enggak menikmati masa kecilnya.

Jika anak terus dipaksa les bimbel dengan jadwal padat dan tidak memperoleh waktu bebas untuk bersantai atau refreshing, ini bisa mengakibatkan anak tumbuh menjadi pribadi yang tempramental.

Apalagi jika anak sampai depresi, ini bisa membuat anak kehilangan minat, motivasi hidup dan bahkan menarik diri dari pergaulan.

Tips Bagi Para Orangtua

Sulit bagi anak untuk bisa bertahan dari jadwal padat bimbel dan eskul. Jadwal yang padat tersebut menyebabkan anak sangat kelelahan, dampaknya belajar anak menjadi tidak optimal.

Rasa stres tersebut juga bisa menyebabkan trauma. Sehingga terlalu sibuk les justru menyebabkan anak membenci aktivitas belajar.

Boleh-boleh saja ikut ke 2-3 kegiatan bimbel, tapi syaratnya pastikan untuk mengetahui kondisi anak. Perhatikan perasaan anak, apakah dirinya mampu menjalani beberapa kegiatan bimbel sekaligus.

Jadwal eksul maupun bimbel anak harus realistis, jika terlalu banyak (padat) menyebabkan anak merasa jenuh, trauma, serta kelelahan secara fisik maupun mental.

Ekspetasi orangtua yang terlalu tinggi dan tidak realistis dapat membahayakan Si Anak. Bencana besar bisa timbul akibat orangtua terlalu mengontrol anak, termasuk membebani anak dengan tuntutan tinggi.

Tuntutan harus senantiasa berhasil dengan memperoleh prestasi istimewa (seperti ranking 1 kelas, juara lomba cerdas cemat dll) mengakibatkan anak merasa tertekan.

Hal itu dapat merusak kehidupan natural anak dan menghilangkan kebahagiaan masa kecilnya. Anak hidup dengan kondisi kaku karena dipaksa menjalani kehidupan dengan tingkat disiplin yang gak masuk akal, mengakibatkan dia mengalami masa kecil kurang bahagia.

Jangan memperlakukan anak bagaikan robot. Prestasi memang hal super membanggakan, tapi yang lebih penting dari itu adalah kesehatan fisik dan mental anak, serta kebahagiaan anak.

Anak seharusnya menikmati aktivitas dan kehidupan yang dijalaninya. Jika anak tidak menikmatinya, lebih baik menghentikan kegiatan tersebut, atau menggantinya dengan kegiatan yang benar-benar disukai anak.

“Belajar tanpa menyukainya hanya mengotori memori dan tak akan berbekas di dalamnya”- Leonardo Da Vinci

Hindari memberikan anak segudang les setelah sekolah karena menyebabkan masalah serius. Jika ingin mendaftarkan les tertentu, maka ketahui dahulu minat anak sehingga lebih efektif.

Anak perlu didengarkan suaranya tentang kegiatan apa yang diinginkannya, sehingga anak menjalani kegiatannya tanpa ada rasa terpaksa dan tertekan.

Sebelum anak ikut les ataupun ekskul, orang tua perlu melihat dulu kemampuan atau bakat anak. Jika anak tidak ada bakat di bidang tersebut maka jangan dipaksa.

Saat anak menolak untuk ikut les seringkali orang tua memarahinya. Ini tanpa disadari membentuk karakter anak menjadi seorang pemarah dan pemberontak.

Anak tidak mau ikut les maka jangan memarahinya, bujuk anak baik-baik. Jika anak tetap tidak mau untuk ikut les, kemungkinan anak merasa kurang percaya diri. Maka carilah cara untuk memotivasinya dan menumbuhkan rasa percaya dirinya, dan jangan suka memaksa anak.




Baca Juga: