Mungkin orangtua berpikir bahwa menaruh TV di kamar anak dapat membuatnya lebih nyaman, tapi ternyata ada banyak dampak buruknya.
Dampak Buruk Menaruh TV di Kamar Anak
1. Menurunnya Kualitas Tidur Anak
Orangtua harus berhati-hati memasang TV di kamar anak (termasuk gadget) karena ternyata hal ini dapat meningkatkan resiko anak
mengalami gangguan tidur secara signifikan.
Riset menunjukan bahwa kasus
gangguan tidur anak lebih sering terjadi pada anak-anak yang menonton TV di
kamar, memicu rendahnya kualitas tidur anak.
Anak-anak usia sekolah dasar yang menonton TV di waktu tidur
beresiko mengalami gangguan tidur, susah terlelap dan kurang mendapatkan
durasi tidur malam. Bahkan kebiasaan menonton TV
di malam hari bisa menyebabkan gangguan tidur yang berlangsung hingga usia
dewasa.
2. Waktu Screen Time Anak Tidak Terkontrol
Pakar anak tidak menyarankan screen time pada anak usia di bawah 2 tahun,
sehingga jauhkan paparan layar TV dan gadget pada anak usia 2 tahun ke bawah.
Adapun pada anak diatas 2 tahun maka maksimal 1 jam per hari, pada anak usia
SD screen time maksimal 2 jam per hari.
Dengan begitu, meletakan TV di kamar anak bakal menyebabkan waktu screen time
anak yang tidak terkontrol, yang nantinya dapat menyebabkan masalah
kesehatan fisik dan psikis pada anak.
3. Sikap Anak Lebih Agresif
Meletakan TV di kamar anak menyebabkan orangtua sulit melindungi anak dari
konten-konten yang tidak pantas atau berisi kekerasan.
Anak-anak yang menonton
TV di kamarnya beresiko tinggi mengakses konten-konten
yang buruk dan tidak sesuai usianya. Pakar anak menjelaskan bahwa fenomena
seperti ini dapat memicu sikap agresif anak.
4. Anak Beresiko Mengalami Kegemukan
Para ahli menjelaskan bahwa resiko obesitas pada anak-anak akan meningkat
dengan kehadiran TV di kamar tidurnya. Hal ini karena keberadaan TV di kamar
berkaitan dengan penurunan aktivitas fisik anak secara signifikan.
5. Menghilangkan Quality Time
Menaruh TV di kamar dapat menyebabkan anak kekurangan quality time bersama
keluarganya, hal itu karena anak terlalu 'asyik' menonton TV di kamarnya.
Anak
bakal lebih jarang berinteraksi dengan keluarganya, keberadaan TV di kamar
berarti mengurangi waktu interaksi keluarga, sehingga orang tua dan anak jadi
jarang mengobrol.
Dalam jangka panjang, kurangnya waktu mengobrol atau berinteraksi ini nantinya
akan menimbulkan dampak negatif, diantaranya kurang dekatnya hubungan orangtua
dan anak, anak tidak terbuka pada orangtuanya, kemampuan komunikasi anak
kurang berkembang, hingga anak rentan mengalami gangguan perilaku.
6. Anak Kurang Optimal Menjalani Masa Pertumbuhannya
Penelitian menunjukan bahwa anak-anak yang banyak menonton televisi dan main
gadget mengalami proses tumbuh kembang yang tidak optimal, lalu setelah masuk
ke masa remaja nantinya anak cenderung memiliki pola makan yang buruk dan
punya masalah dalam sosio-emosional.
Peneliti menjelaskan bahwa tahun-tahun awal kehidupan anak
merupakan periode kritis dalam perkembangan anak. Beberapa jam waktu yang
dihabiskan anak di depan layar berdampak buruk pada pertumbuhan dan
perkembangannya, apalagi jika orangtua meletakan TV di kamar anak.
Selain itu, sibuk menonton TV ataupun main gadget menyebabkan anak kekurangan
aktivitas fisik dan interaksi sosial.
Penelitian lain pada anak usia SD dan SMP menemukan bahwa anak-anak yang
memiliki televisi di kamar tidur membuatnya lebih mungkin memiliki indeks
massa tubuh tinggi, selain itu juga anak memiliki pola makan yang lebih buruk,
tingkat sosialisasi yang lebih rendah, tekanan emosi dan resiko depresi.
Lokasi penempatan TV sangatlah penting, akses
pribadi ke layar di kamar tidur dalam jangka panjang berdampak sangat
buruk terhadap kesehatan fisik, psikis dan kehidupan sosial anak. Disarankan ada area bebas layar di rumah.
7. Menghalangi Anak pada Kegiatan Lain
Sibuk menonton TV di kamar menyebabkan anak kehilangan minat untuk melakukan
aktivitas lain yang lebih penting atau lebih berguna.
Ada banyak kegiatan
bermanfaat yang bisa dilakukan anak (yang dapat mengoptimalkan potensi anak)
tapi itu semua bisa menjadi sirna karena orangtua menaruh TV di kamar anak.
Menonton TV sendirian di kamar, bisa membuat anak kecanduan TV, dampaknya anak
jadi malas untuk melakukan kegiatan lain, termasuk melakukan interaksi sosial.
Sebuah riset yang berlangsung hampir 2 tahun dengan melibatkan ribuan anak sekolah, menemukan bahwa anak-anak yang
memiliki TV di kamarnya akan menghabiskan lebih banyak
waktu di depan layar dan nilai akademis mereka menurun.
Penutup: TV memang bisa menjadi hiburan di waktu luang, tapi akan lebih
baik jika ditonton bersama di ruang keluarga.
Baca Juga: