Lingkungan (terutama keluarga) berpengaruh besar terhadap perkembangan
kecerdasan anak. Orangtua punya tugas penting untuk memberikan stimulasi agar
perkembangan kecerdasan anak optimal. Hal pertama yang harus dilakukan
orangtua adalah membuat suasana yang kondusif dan senyaman mungkin di
keluarga. Buatlah anak merasa nyaman dan bahagia di rumahnya, pastikan anak
mendapatkan kecukupan akan kasih sayang dan perhatian, dan hindari
ucapan-ucapan bernada tinggi di dalam rumah.
Suasana keluarga yang kondusif dan penuh hangat memberikan pengaruh signifikan
terhadap perkembangan kecerdasan anak, baik itu dalam hal kecerdasan
intelektual (IQ) maupun kecerdasan emosional (EQ). Adapun kondisi keluarga
yang tidak kondusif, tidak ada kehangatan, serta sering terjadi teriakan dan
amarah di dalam rumah dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan kecerdasan
anak.
Aktif Menjawab Pertanyaan Anak. Pada usia balita biasanya anak sering
bertanya ini dan itu, berbagai hal ditanyakannya karena rasa penasaran dan
rasa ingin tahunya yang sangat tinggi. Menghadapi hal ini, orangtua harus
menyediakan waktu menenuhi ‘hasrat’ anak ini, yaitu orangtua seharusnya selalu
bersemangat untuk memenuhi rasa keingintahuan anak.
Rasa ingin tahu yang tinggi menandakan anak mengalami perkembangan kecerdasan
yang signifikan, oleh karena itu jangan remehkan kegiatan menjawab pertanyaan
anak, jawablah pertanyaan anak dengan sebaik mungkin dan menggunakan kata-kata
sederhana yang mudah dipahami anak. Hindari memberi respon negatif terhadap
pertanyaan anak karena bisa membuatnya tidak mau lagi bertanya, dan kalau
sudah begitu berarti orangtua telah mematikan rasa ingin tahu anak, akibatnya
perkembangan kecerdasan anak terhambat.
Tumbuhkan Rasa Ingin Tahu Anak. Rasa ingin tahu merupakan salah satu
aspek penting yang dimiliki oleh anak sejak dini, hal inilah yang mendorong
mereka untuk belajar dan memecahkan masalah. Orangtua terkadang kewalahan
dengan hal ini, namun diingat bahwa rasa ingin tahu memainkan peran besar
dalam perkembangan karakter dan kecerdasan anak.
Rasa ingin tahu yang tinggi merupakan tanda-tanda dari anak yang cerdas, jadi
jangan sampai salah dalam menanganinya. Kemungkinan ia bakal menjadi pribadi
yang senang untuk belajar hal-hal baru, usahakan agar orangtua aktif
mendampingi untuk mengolah rasa ingin tahunya.
Jika disalurkan ke arah yang benar, rasa ingin tahu memberikan pengaruh
positif bagi proses tumbuh-kembang anak, rasa ingin tahu adalah jalur utama
bagi pengetahuan anak dan juga mendorongnya menjadi kritis, kreatif, percaya
diri, pemecah masalah dan tidak mudah dibohongi orang lain. Pada dasarnya
setiap anak kecil memiliki rasa ingin tahu, dan penasaran untuk mengetahui
bagaimana dunia bekerja. Rasa ingin tahu inilah yang menjadi dasar anak untuk
berpikir, belajar, dan mengeksplorasi. Semakin ia penasaran, semakin banyak ia
belajar.
Orangtua perlu membangun rasa ingin tahu anak, terutama di usia 1-5 tahun.
Setelah bayi lahir, pertumbuhan otaknya berkembang hingga 80 persen di usia 3
tahun, dan terbentuk sempurna di usia ke-5. Itulah mengapa usia anak 1-5 tahun
disebut sebagai masa periode emas (golden age), masa ini tidak bisa diulang
dua kali sehingga orangtua harus memanfaatkannya untuk mengoptimalisasi
kecerdasan anak.
Jawab pertanyaan anak dengan logis dan jelas, jangan asal-asalan menjawabnya.
Sebelum menjawab, Anda bisa tanya kembali apa pendapatnya mengenai topik yang
ia tanyakan. Hal ini untuk mencari tahu pemahaman awal yang ia miliki,
sehingga Anda bisa memberikan jawaban tepat untuk mengembangkan pemikirannya.
Untuk menjawab pertanyaan sulit dari anak tentang hal tertentu, cari buku
dengan gambar menarik yang bisa menjawabnya. Sesuaikan buku dengan usia anak
dan usahakan pilih yang memiliki warna dan visual menarik, hal ini dapat
menumbuhkan rasa ketertarikan anak untuk belajar. Menjawab pertanyaan anak
juga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan batin anak, dan anak merasa
diperhatikan orangtuanya.
Dari berbagai pertanyaan anak, orangtua dapat mengetahui apa yang menjadi
minat anak, dukung minat anak untuk terus berkembang, anak pastinya memiliki
setidaknya satu bidang yang membuatnya sangat tertarik. Disinilah orangtua
memberikan dukungan dan mendorongnya berkembang di bidang yang ia
minati.
Orangtua juga perlu memberikan pertanyaan kepada anak untuk menstimulasi
kecerdasannya, berikan anak pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan yang bukan
tentang benar atau salah, sederhananya anak tidak dapat mengatakan
"iya" dan "tidak" untuk menjawabnya, misalnya:
"Apa pendapatmu tentang ...?"
"Bagaimana perasaanmu saat ..."
"Mengapa kamu lebih memilih ...daripada ...?"
"Ceritakan apa yang terjadi selama kamu di...?"
Dan bentuk pertanyaan terbuka lainnya.
Bentuk pertanyaan seperti ini akan dapat menstimulasi kecerdasan anak, membuat
otak anak aktif berpikir dan mencari jawabannya, selain itu juga dapat
mengasah critical thinking anak (kemampuan berpikir kritis). Saat bepergian,
bertanyalah mengenai apa yang ditemukan anak di sana, misalnya tanyakan,
“Bagaimana burung bisa terbang?”
Biarkan Anak Bereksplorasi. Anak-anak biasanya tidak bisa diam, mereka
sangat aktif dan terus bereksplorasi, segala macam benda mau diraihnya dan
semua sudut ingin dijelajahinya, mereka memang sedang senang-senangnya
bereksplorasi. Eksplorasi mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak, sehingga
orangtua tidak perlu melarang-larang anak kecuali jika membahayakan.
Terlalu banyak melarang menyebabkan kecerdasan anak tidak berkembang. Anak
belajar lewat eksplorasi, dengan bereksplorasi secara otomatis anak
mendapatkan stimulasi fisik, sosial, emosi dan kecerdasan. Hal yang perlu
dilakukan orangtua adalah menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk
bereksplorasi. Ajaklah anak ke taman bermain umum (yang lengkap fasilitasnya)
karena itu tempat eksplorasi terbaik untuk anak.
Untuk anak usia balita, beberapa hal yang dapat menstimulasi
kecerdasannya:
- Gerakan sederhana seperti menyentuh si kecil dengan rasa sayang merupakan bentuk stimulasi, anak yang tumbuh dengan mendapat kasih sayang dari orangtuanya mengalami perkembangan kecerdasan yang pesat.
- Menggendong si kecil.
- Menatap matanya dan tersenyum.
- Mengajaknya bercengkrama.
- Meminta si Kecil memegang gelas dan minum air dari gelas.
- Bermain menyusun balok dan puzzle.
- Menggunakan sendok sendiri.
- Berjalan mundur, berlari, melompat dan menendang bola.
- Mengenalkan nama-nama bagian tubuh.
- Membacakan buku cerita
- Membuka pakaian sendiri.
- Menggosok gigi sendiri.
- Mengenalkan nama-nama warna.
- Menghitung jumlah mainan.
- Bermain kartu
- Membantu pekerjaan rumah sederhana.
- Sering mengajak si Kecil mengobrol dan membacakan cerita. Hal ini dapat merangsang kecerdasan berbahasa verbalnya.
- Mengajak si kecil untuk mengelompokkan, menyusun, merangkai dan menghitung mainan. Hal ini dapat melatih kecerdasan logika dan matematika.
Pada anak yang usianya lebih besar, beberapa hal yang dapat menstimulasi
kecerdasannya:
- Mengajak anak bermain congklak, kartu, puzzle, monopoli, sempoa, catur dan lain-lain.
- Untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial, ajak anak bermain merangkai dan membongkar lego.
- Aktivitas dasar seperti melipat dan menggunting.
- Untuk melatih kecerdasan emosi intrapersonal anak, cobalah mendorong anak untuk bercerita tentang kegiatannya dan mencurahkan isi hatinya.
- Ajak anak aktif bergerak atau berolahraga, manfaatnya tidak hanya mengasah kemampuan motorik dan membuat anak jadi sehat. Berolahraga akan meningkatkan aliran darah ke otak serta membangun sel-sel otak baru yang penting untuk perkembangan otak. Aktivitas fisik dapat mengoptimalkan perkembangan kecerdasan anak.
- Membacakan buku cerita akan membentuk ikatan emosional dengan anak. Bonding yang baik antara orangtua dan anak berpengaruh besar terhadap proses tumbuh-kembang anak, termasuk perkembangan kecerdasannya. Saat membacakan buku cerita juga dapat memperkaya kosakata anak, merangsang daya imajinasi dan kreativitasnya.
- Berikan apresiasi kepada anak setelah dia melakukan hal-hal yang postif. Apresiasi bisa berupa pujian ataupun hadiah.
- Mengajak anak belajar Bahasa Asing. Sebagai catatan, stimulasi harus diberikan dalam suasana yang menyenangkan. Jangan memberikan stimulasi secara berlebihan, terburu-buru atau dengan paksaan. Stimulasi berlebihan justru akan berdampak negatif pada anak.
Curahan Kasih Sayang dan Perhatian. Kecerdasan seorang anak ditentukan
oleh tiga faktor utama yaitu genetik, nutrisi, dan stimulasi dari lingkungan.
Para ahli menjelaskan bahwa tingkat kecerdasan anak bisa meningkat bila ia
mendapat cukup kasih sayang dari orang-orang terdekat, khususnya orangtua
mereka. Dimana kasih sayang itu ibarat nutrisi, yang jika dipenuhi dengan baik
membuat intelegensia anak meningkat. Rasa sayang menubuhkan hormon endorfin
yang memberi rasa bahagia dan nyaman, saat anak merasa bahagia akan punya
motivasi tinggi di dalam hidupnya serta perkembangan otaknya berjalan optimal.
Jika kasih sayang yang dibutuhkan anak terpenuhi, maka ia akan merasa aman,
nyaman, tenang dan rasa percaya dirinya meningkat. Kondisi seperti ini sangat
dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang anak. Membangun ikatan antara orangtua
dan anak adalah kunci utama untuk mengoptimalkan potensi kecerdasan anak, hal
ini bisa dilakukan dengan cara mengajak dan mendengarkan anak berbicara,
selain itu berikan dorongan dan keleluasaan kepada anak untuk mengekspresikan
diri dengan jujur dan terbuka. Juga orangtua dapat menstimulasi kecerdasan
anak dengan mengajaknya bermain, misalnya bermain catur.
Baca Juga: