11 Cara Mengembangkan Kreativitas Anak Sejak Dini

Anak Kreatif
Photo credit: istockphoto.com|RichVintage

Setiap anak pada dasarnya punya jiwa kreatif, tinggal bagaimana orangtuanya merangsang anak untuk berpikir kreatif. Kemampuan kreativitas yang baik sangat dibutuhkan untuk masa depan Anak, orangtua seharusnya mempersiapkan segalanya secara maksimal demi masa depan anak.

Pendidikan anak tak terbatas pada hal-hal formal atau teori di sekolah. Apalagi di era teknologi maju seperti saat ini, kesuksesan anak di sekolah tidak lagi berpatokan pada nilai-nilai akademis semata, akan tetapi kemampuan berpikir kreatif punya pengaruh besar terhadap kesuksesan anak di masa depan.

Dengan begitu, kreativitas merupakan keterampilan vital yang perlu diasah dan sudah seharusnya menjadi bagian utama dalam proses pendidikan anak.

Kreativitas lebih dari sekedar jago melukis atau menggambar. Kreativitas itu adalah sebuah seni berpikir, termasuk keterampilan memecahkan masalah, hingga kemampuan mengolah berbagai informasi atau pengetahuan yang dimiliki untuk menciptakan suatu hal yang istimewa.

Kreativitas yang mumpuni amat dibutuhkan agar bisa bersaing dengan orang-orang, sehingga harus distimulasi segera secara optimal.

Jika anak secara optimal dirangsang kreativitas-nya, dimasa depan dia akan menjadi orang yang menonjol dalam keterampilan pemecahan masalah, bisa berpikir out of the box, serta hebat dalam mengeksplorasi dan berinovasi.

Tips Mengembangkan Kreativitas Anak


1. Lakukan Sejak Dini

Dengan menstimulasi kreativitas anak semenjak kecil, membuatnya memiliki keterampilan  dan kekuatan berpikir yang menonjol.

Sehingga membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang kritis, produktif, punya daya pikir lebih baik dalam memecahkan masalah dan lebih mampu untuk berinovasi.

Menstimulasi kreativitas anak seperti dengan mengajaknya berpikir, berimajinasi hingga mendorong kemampuan anak untuk mencari kemungkinan solusi dari suatu masalah.

Pada dasarnya masing-masing anak punya potensi untuk memiliki kreativitas tinggi, hanya saja jika orangtua abai dan tidak mengasahnya menyebabkan tumpulnya kreativitas anak.

Merangsang kreativitas anak sebenarnya sudah bisa dilakukan sejak dia lahir, yaitu dengan melakukan interaksi sederhana yang intens antara orangtua dan bayi.

Pada anak 1 tahun, biasanya anak begitu suka buat meremas benda dan menggetok-getokannya ke lantai (atau alas, dinding dll). Cobalah ajak dia bermain meniru suara (misalnya suara binatang). Lakukan juga aktivitas yang penuh interaksi, contoh yang paling umum bermain “ci-luk-ba“.

Pada anak 2-3 tahun, berikut hal-hal yang bisa merangsang kreativitasnya:
  1. Orangtua mengajarkan meniru. Misalnya: ulangi beberapa kali suara kucing "meong" sehingga anak bakal berusaha mengukutinya. Hewan seperti kucing biasanya banyak terlihat di perumahan.
  2. Ucapkan dan deskripsikan beberapa benda di sekitar, selain itu bisa juga yang terdapat di buku gambar. Biasakan ini sehingga nantinya anak punya kebiasaan (dan luwes) untuk mendeskripsikan sesuatu.
  3. Orangtua perlu mendorong Si Kecil agar berpendapat mengenai hal yang dilihatnya.
  4. Membacakan cerita ke anak sembari mengubah suara (diselaraskan dengan situasi yang ada), kondisikan juga gesturnya sehingga menjadi menarik dan anak bakal belajar banyak dari kegiatan mendongeng.
  5. Jika Si Kecil nakal maka tahan kemarahan Bunda. Contohnya: Si Kecil mengambil lembaran-lembaran tisue sambil merobeknya dan mendekatkannya ke kipas angin sehingga potongan-potongan tisue bertebaran kemana-mana, mungkin saja si kecil sedang berimajinasi tentang hujan salju. Walaupun lantai jadi berantakan tahanlah emosi Bunda, dikhawatirkan mengomeli si kecil membuatnya jadi takut berimajinasi, alhasil secara tidak langsung mematikan kreativitasnya.
  6. Ajak anak eksplorasi seni visual, misalnya menggambar di pasir, melukis dengan jari dan semacamnya. Dampingi anak saat melakukan aktivitasnya.


Pada anak 4 tahun, hal yang bisa menstimulasi kreativitasnya:
  • Ajak bermain membikin pola saat berlari, melompat, mengangkat tangan dll.
  • Ajak dia untuk menggambar sebuah benda atau obyek, lalu minta dia menjelaskannya.
  • Bermain peran sebagai hewan dll dan menirukan suaranya. Bermain ini bakal mendorong anak berpikir kreatif sekaligus anak belajar untuk menjalani suatu peran.

Pada anak 5 tahun. Dia tampaknya bakal melontarkan lebih banyak pertanyaan tentang bagaimana segala sesuatu bekerja. Berkembangnya kreativitas anak ditandai dengan rasa penasaran anak yang begitu tinggi, sehingga dia begitu 'cerewet' untuk bertanya banyak hal.

Demikian juga, orangtua perlu mendorong anak supaya menjelaskan atau mendeskripsikan mengenai banyak hal seperti obyek yang dilihatnya, makanan yang dikonsumsinya, benda kesukaannya dll. Biarkan anak bercerita dengan senangnya dan jangan dipotong.

Aktivitas ini bisa menstimulasi ekspresi, kemampuan sosial, interaksi dan skill komunikasinya, hingga memicu kreativitas berpikirnya. Dorong anak supaya berani mengeluarkan opini tentang apa yang dia lihat.

Pada anak 6 tahun. Dia mulai bisa bercerita tentang perasaannya, teman-temannya dan lingkungan sekitar. Bunda akan mendapati bahwa anak menjadi lebih kritis, dan menyuarakan pendapat jika ia senang atau tidak pada sesuatu hal.

Baik itu pada usia 1-6 tahun, anak harus sering-sering diajak mengobrol karena bisa merangsang daya pikir dan kreativitasnya. Orangtua jangan mengabaikan anak saat anak bertanya tentang sesuatu dan sering-seringlah meminta pendapat anak sehingga anak terpacu untuk berpikir dan berkreativitas.

Saat bersantai bersama anak, coba ajukan pertanyaan-pertanyaan semacam ini:
  1. Gimana perasaan Kamu saat berpelukan dengan Bunda?
  2. Kamu suka mikirin apa?
  3. Kamu suka suara apa?
  4. Kenapa kamu senang?
  5. Kalau hewan bisa ngomong, kamu ingin nanya apa?
  6. dan pertanyaan-pertanyaan semacamnya.


2. Jangan Mengekang Anak

Lazimnya anak pasti memiliki jiwa penasaran dan mau tahu banyak hal, sehingga fase ini menjadi momen eksplorasi berbagai hal di sekitarnya. Agar kreativitas anak tumbuh maka jangan sampai berlebihan mengatur anak.

Jadilah orangtua yang bijak, yaitu mengajarkan disiplin pada anak tapi tetap memberikan ruang eksplorasi untuk anak, sehingga anak bisa mengekspresikan diri secara leluasa (tanpa hambatan) yang jadinya anak terpacu untuk berkreativitas.

Adapun jika anak terlalu dikekang, sering dikritik bahkan dimarahi, menyebabkan anak takut untuk berinisiatif dan berkreativitas. Mengekang anak juga berdampak buruk bagi perkembangan mentalnya, dimana anak merasa tidak punya kebebasan, tidak bahagia dan rentan stres.

Memberikan ruang eksplorasi bukan berarti memberikan kebebasan tanpa batas, orangtua tetap perlu memantau aktivitas anak tapi jangan sampai mengekang.

Orangtua baru ikut campur saat diperlukan, seperti kondisi yang mengharuskan untuk memberitahu mana yang baik dan tidak, mana yang bahaya dan tidak.

Terlalu mengekang anak juga bisa berdampak pada masa depannya. Penelitian mengungkapkan bahwa anak yang terlalu dikekang berisiko tinggi tidak bahagia ketika dewasa.

Mengekang anak bagaikan ‘robot’ dan tidak menyediakan space untuknya bereksplorasi menyebabkan anak tidak bahagia pada hidupnya, serta tidak punya keterampilan mengambil keputusan.

3. Biasakan Apresiasi Anak

Memberikan reward ataupun pujian bisa membangkitkan motivasi anak secara drastis, yang nantinya memicu anak untuk berpikir, berkarya dan berkreativitas. Hindari suka menyalahkan atau meremehkan hasil pekerjaan anak, sebab pastinya bikin dia down ke titik terbawah. 

Orangtua harus berpikir dua kali sebelum mengatakan “kamu salah” pada anak, karena dikhawatirkan akan mematikan daya pikir dan kreativitas anak.

Sebagai contoh, tidak semua anak punya imajinasi yang sama. Saat anak menggambar rumah tapi atapnya berbentuk seperti lingkaran, maka orangtua perlu menahan diri dari menyalahkan anak karena bisa membuat anak down dan merasa dirinya bodoh.

Lebih baik tanyakan”Rumah kamu bentuknya seperti apa ya? segitiga atau bulat?”, biarkan anak menjelaskan mengapa ia menggambar seperti itu, dengarkan penjelasan anak dan hindari memotong.

Sekalipun hasil karya atau pekerjaan anak kurang bagus, orangtua harus tetap mengapresiasi, supaya anak tetap terus semangat buat mengasah daya pikir dan kreativitasnya.

4. Hindari Membentak Apalagi Memukul

Sebisa mungkin tidak membentak anak apalagi memukul. Lise Gliot melakukan sebuah penelitian, dia melihat rangkaian indah yang terbentuk saat anak disusui disertai sentuhan lembut.

Adapun saat anak terkejut atau mendengar suara keras maka rangkaian indah tersebut berubah menjadi gelembung lalu pecah berantakan dan menyebabkan perubahan warna.

Lise Gilot menjelaskan bahwa suara keras, teriakan atau membentak anak bisa berdampak buruk pada perkembangan otak anak. Saat berlangsungnya sebuah bentakan terlihat 1 milyar sel otak anak mengalami kerusakan. Betapa parah kerusakan sel otaknya bilamana anak sering diteriaki atau dibentak.

Membentak anak (termasuk menakuti anak) bisa menyebabkan efek destruktif pada sel otak, yang itu berarti penurunan kemampuan daya pikir, kecerdasan maupun kreativitas anak.

Demikian sebaliknya, mencurahkan kasih sayang dan perhatian cukup kepada anak secara efektif akan memperkuat kecerdasan dan kreativitas anak.

5. Gizi Terbaik untuk Anak

Berikan gizi terbaik untuk anak. Usia 15 tahun ke bawah adalah fase dimana kreativitas anak sedang berkembang pesat, jangan abaikan masa penting ini. Kreativitas anak sangat tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan otaknya.

Perkembangan otak bahkan sudah berjalan pesat saat anak lahir, jadi jangan sampai terlambat untuk memperhatikan gizi anak. Banyaknya jumlah sel saraf atau sinaps yang aktif sangat mempengaruhi kemampuan daya pikir, literasi, kreativitas, perilaku, hingga mempengaruhi kualitas kesehatan.

Pada anak usia 0-2 tahun pastikan untuk mendapatkan asupan ASI secara rutin. Sejak bayi hingga remaja, orangtua harus bekerja ekstra keras buat menyediakan asupan terbaik.

Penuhi kebutuhan gizi seimbang anak karena memberikan pengaruh yang amat signifikan terhadap perkembangan kognitif dan kreativitasnya. Usahakan membuat anak suka pada buah-buahan dan sayuran.

Berikan anak lauk pauk bervariasi seperti ayam, ikan, daging sapi, cumi-cumi dll. Dan kurangi konsumsi makanan tidak sehat seperti gorengan, junk food, ciki dan semacamnya.


6. Sering-Sering Minta Pendapat Anak

Libatkan anak dalam membuat keputusan, ini akan membuat anak merasa dihargai dan keberadaan-nya diakui.

Tanyakan pendapat anak, biarkan anak berbicara mengeluarkan pendapat dan ide-ide. Suasana keluarga seperti ini sangat kondusif untuk memacu kemampuan berpikir anak dan kreativitasnya.

Contohnya saat ingin liburan, sehari sebelumnya tanyakan ke anak ingin liburan kemana. Berikan kesempatan anak berbicara dan hargai jawaban anak.

Misalnya anak ingin liburan ke Dufan, maka tanyakan alasan mengapa dia ingin liburan ke Dufan, kalau bisa tanyakan juga apa kelebihan Dufan. Buat anak mengeluarkan pendapatnya sehingga memacu daya pikirnya.

7. Rutin Berkomunikasi dengan Anak

Orangtua harus rutin mengobrol bersama anak, sebab acapkali anak gak bisa bergaul karena jarang mengobrol dengan orangtuanya.

Komunikasi secara rutin sangatlah vital untuk dilakukan karena memberikan efek yang begitu penting, anak bakal tumbuh percaya diri, berani ngomong di khalayak publik dan tidak takut mengeluarkan pendapatnya.

Sangat besar manfaatnya jika anak diberikan ruang berbicara dan berpendapat yang cukup di rumah.

Jika anak sudah tak takut lagi untuk mengeluarkan pendapat atau idenya, maka ini sangat bagus buat perkembangan kreativitas-nya. Rumah harus dihiasi obrolan-obrolan berkualitas, sulap rumah menjadi tempat menyenangkan bagi anak-anak.

Dari rumah membentuk karakter mereka, sering mengobrol dan menanamkan nilai-nilai positif akan membentuk pola pikirnya, termasuk jiwa anak optimis menghadapi dunianya dan tidak rendah diri.

8. Pertanyaan Kreatif

Saat mengobrol berikan anak pertanyaan kreatif yang membuatnya berpikir dan memacu pikiran kreatif. Contohnya pada anak berumur 6 tahun, berikan pertanyaan kepadanya “Jika kucing bisa ngomong, kamu mau ngomong apa ke dia?”.

Pokoknya berikan anak pertanyaan yang bikin anak bakal membayangkannya. Sekalipun jawaban anak kurang tepat, tapi pertanyaan itu sudah membuatnya berusaha berpikir kreatif.


9. Pengalaman Baru

Berikan anak pengalaman baru, cobalah untuk menawarkan anak buat jalan-jalan atau berwisata ke berbagai jenis tempat (baik itu tempat liburan yang bersifat edukasi maupun hiburan).

Utamakan memilih liburan ke tempat yang punya nilai edukasi seperti kebun binatang, outbond, museum dll. Sehingga nantinya anak bakal memperoleh pengalaman baru yang belum diketahuinya, ini akan memperkaya pengetahuan dan pengalamannya, yang akan diramu sebagai modal untuk kreativitasnya.

Pokoknya leluasakan anak mengeksplorasi berbagai tempat, anak bakal menyaksikan berbagai tempat yang menarik perhatiannya. Pengalaman baru juga bisa didapatkan saat aktivitas di rumah, misalnya melakukan kegiatan dekorasi kamar dan berkreasi, atau kegiatan semacamnya.

10. Jangan Bebani Anak dengan Banyak Les

Aktif memang hal yang bagus tapi bukan berarti waktu anak seharian hanya digunakan untuk les dan les, dimana dampak anak terlalu banyak les yaitu anak kelelahan dan jenuh, yang berakibat kreativitas anak tidak berkembang.

Lebih lanjut, anak juga membutuhkan kegiatan yang bervariasi, termasuk anak membutuhkan hiburan. Sehingga hal ini wajib diperhatikan orangtua supaya anak tumbuh secara normal (seperti anak-anak lainnya) dan anak tumbuh bahagia. Tumbuh dengan perasaan bahagia menjadi modal penting agar kreativitas anak berkembang signifikan.

Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan anak, termasuk orangtua bisa mengajak anak beres-beres rumah seperti merapikan benda-benda berceceran di lantai, menyapu lantai, mengelap meja dll.

11. Tambah Kosa-Kata Anak

Sejak kecil seharusnya anak sering diajak mengobrol, sehingga anak menguasai banyak kosa kata dan bisa merangkai kalimat dengan baik.

Dengan memiliki perbendaharaan kosa kata yang lumayan banyak, bakal mendorong anak untuk tumbuh percaya diri dan lebih kreatif dalam mengeluarkan ide-idenya.

Selain itu jangan suka menyalahkan anak. Dimana seringkali orang tua memandang negatif inisiatif anak, dampaknya mematikan inisiatif dan kreativitas anak.

Demikian juga seringkali orangtua tidak menghargai pendapat maupun hasil pekerjaan anak, padahal anak butuh sekali apresiasi agar dia terus bersemangat untuk bereksplorasi dan berkreativitas.

Jika orangtua begitu sering menyalahkan anak, menyebabkan anak menjadi kehilangan motivasi buat mengembangkan ide-ide kreatif.




Baca Juga:

No comments: