Setiap orangtua pasti ingin anaknya berperilaku positif, sebuah keberuntungan
memiliki anak yang seperti itu. Namun memiliki anak dengan prilaku positif
bukanlah tentang keberuntungan, melainkan butuh usaha dan pola asuh
berkualitas sehingga anak bertumbuh-kembang dengan baik.
Dibutuhkan kesabaran, kerja keras dan kesungguhan dari orangtua untuk membentuk karakter dan prilaku anak yang positif. Walaupun anak masih berusia dini, orangtua seharusnya sudah mulai memperkenalkan kebiasaan baik dan prilaku positif dalam kehidupan sehari-hari, jika anak sudah terbiasa sejak dini maka kedepannya akan lebih mudah.
Agar hal itu bisa terealisasi maka
orangtua harus menjadi panutan yang baik, dimana cara paling ampuh
untuk membentuk anak agar berperilaku positif yaitu dengan menunjukkan
contohnya (teladan), biarkan anak melihatnya secara langsung. Anak adalah
peniru ulung, ia akan meniru berbagai gerak-gerik orangtuanya.
Jika orangtua suka berteriak, maka jangan salahkan jika anak nantinya juga
suka teriak-teriak. Disinilah pentingnya orangtua perlu memperbaiki diri,
untuk memberikan contoh yang baik dan positif kepada anak.
Orangtua juga perlu aktif mengajarkan anak,
jangan malas untuk mengedukasi anak. Dimana anak-anak biasanya belum
sempurna akalnya untuk membedakan mana yang baik dan buruk, sehingga orangtua
harus rajin-rajin mengajarkan anak agar dapat membedakan yang baik dan buruk.
Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti anak, ini adalah kewajiban orangtua,
anak-anak perlu mendapat didikan tentang tindakan mana yang boleh dan tidak.
Latihlah anak sejak kecil untuk bisa memiliki kepekaan terhadap aturan,
ingatkan anak secara berkala sehingga anak menyadari bahwa di dalam kehidupan
sosial terdapat aturan yang harus diikuti bersama.
Agar anak bisa menghargai orang lain, maka orangtua perlu memberikan contohnya
secara langsung, yaitu hargai dan apresiasi anak saat melakukan hal yang baik,
dari sini anak akan mulai belajar bagaimana caranya menghargai pihak lain.
Selain itu dengan
mengapresiasi dan menghargai perilaku positif anak, maka ini secara
tidak langsung memberitahu anak bahwa itu adalah prilaku yang baik, sehingga
anak tahu dan semakin termotivasi untuk melakukan perbuatan/prilaku baik
tersebut.
Mengapresiasi juga tanpa disadari menjadi bentuk edukasi terhadap anak, yang
itu bisa berupa pujian ataupun hadiah. Sehingga orangtua jangan malas untuk
memberikan penghargaan setelah anak menunjukkan perilaku yang positif.
Hanya saja, masih banyak orangtua yang malas (atau kurang peduli) untuk
memberikan pujian atau apresiasi kepada anak, tapi anehnya selalu mengeluhkan
tingkah laku anaknya yang buruk. Padahal, buruknya tingkah laku anak terjadi
karena kesalahan orangtua itu sendiri yang kurang peduli dan tidak mengedukasi
anak.
Selain itu anak-anak yang jarang mendapatkan pujian atau apresiasi dari
orangtua mereka, biasanya merasa kurang mendapat perhatian dan kurang
disayangi. Nah seringkali anak-anak yang kurang mendapat perhatian ini,
berusaha mencari perhatian orangtua mereka dengan cara melakukan tindakan dan
prilaku meyimpang. SEMUA ORANGTUA HARUS MENYADARI HAL INI.
Berikan anak ruang untuk berbicara dan berpendapat. Hindari menjadi
orangtua yang otoriter, yang suka mengatur, tapi tidak mau mendengarkan
perkataan dan pendapat anak. Seringkali anak berprilaku buruk karena terlalu
ditekan, serta tidak mendapatkan ruang untuk berbicara dan berpendapat. Anak
bisa saja menjadi kesal karena terus-terusan didikte dan diatur.
Jika ucapan dan pendapat anak sering tidak didengarkan, lama-kelamaan anak
bakal protes dan menunjukan prilaku yang buruk, jika dibiarkan saja dan
berlangsung dalam waktu lama maka prilaku buruk anak akan menjadi permanen.
Jika sudah begitu, akan sulit untuk memperbaiki atau menghilangkan prilaku
buruk anak. Tidak mudah menghilangkan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan
atau tabiat.
Adapun jika anak diberikan ruang berbicara dan berpendapat, ini akan membuat
anak merasa dekat dengan orangtuanya, dan nantinya cenderung berprilaku baik.
Selain itu, anak juga akan tumbuh dengan perasaan bahagia di dalam keluarga
yang saling menghargai, naungan keluarga yang harmonis merupakan hal yang
sangat penting dalam proses pembentukan karakter dan prilaku anak.
Hindari emosi meledak-ledak. Sebagian orangtua mudah sekali memarahi
anak, sehingga hal ini memicu anak untuk berprilaku buruk. Sangat tidak
bijaksana menegur kesalahan anak dalam kondisi emosi tinggi, seharusnya Anda
menenangkan emosi terlebih dahulu sebelum menegur dan memberikan nasehat
kepada anak, sehingga mencegah Anda dari emosi tidak terkontrol dan ucapan
yang tidak perlu.
Jika orangtua marah dengan meledak-ledak dan mengatakan hal yang tidak
seharusnya dikatakan, akibatnya justru membuat kondisi semakin parah. Bukan
tidak mungkin akibat kejadian seperti ini, anak akan mulai mengembangkan
karakter dan prilaku buruk di dalam dirinya.
Selain itu hindari suka membanding-bandingkan anak dan memberikan tuntutan
terlalu berat terhadap anak, suka menuntut dan membanding-bandingkan
menyebabkan jiwa anak menjadi tertekan. Kondisi jiwa yang tertekan nantinya
bisa memicu prilaku buruk di dalam diri anak.
Sebaliknya, Anda seharusnya memberikan cinta tulus kepada anak, sehingga anak
tumbuh dengan perasaan disayangi. Anda bisa menegur anak saat ia melakukan
kesalahan, tapi tegur dan nasehati anak dengan perasaan cinta. Perasaan anak
sangatlah peka, anak bakal merasakan sayang dan cinta orangtua mereka
sekalipun dalam keadaan ditegur.
Usahakan anak dikelilingi oleh orang-orang yang positif. Orang-orang
yang bergaul dan berinteraksi dengan anak Anda, nantinya memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap cara berpikir dan prilaku anak Anda. Jika anak
berada di lingkungan orang-orang yang berprilaku dan berpikikiran positif,
nantinya itu akan sangat menguntungkan Anda sebagai orangtua. Tanpa perlu
bekerja sangat keras, lingkungan yang positif akan membentuk anak Anda menjadi
pribadi yang positif juga.
Jadi faktor lingkungan akan sangat memengaruhi segala aspek dalam kehidupan
anak Anda. Oleh karena itu, carilah rumah dengan kondisi lingkungan yang baik
dan kondusif untuk tumbuh kembang anak Anda. Sejak dini usahakan anak bersama
orang-orang yang bahagia dan positif, pastikan anak berada di lingkungan
pergaulan yang baik.
Jauh lebih berpengaruh melihat contoh secara langsung daripada dinasehati
secara verbal. Oleh karena itu, usahakan anak berada di lingkungan yang baik
sehingga ia akan sering melihat prilaku-prilaku yang positif di lingkungannya,
yang cepat atau lambat anak bakal menirunya.
Selain itu, orangtua dalam berinteraksi dengan anak biasakan untuk mengucapkan
kata “maaf, tolong, terima kasih”, itu merupakan tiga kata ajaib yang
berdampak baik terhadap sifat dan prilaku anak. Selain itu, anak nantinya juga
akan belajar dan terbiasa untuk mengucapkan
“maaf, tolong, terima kasih”.
Orangtua harus bisa menjadi pendengar yang baik. Agar anak merasa
didengarkan, tunjukkan ketertarikan Anda dengan cara mengangguk atau sesekali
mengulang apa yang dikatakan anak. Dengan merasa didengarkan dan diperhatikan,
ini membantu anak untuk mengatasi emosinya dan rasa frustasi yang terkadang
memicu perilaku negatif.
Jika anak merasa ucapannya didengarkan secara aktif, membuat anak merasa
nyaman dan dihargai, hal ini efektif mencegah munculnya gangguan prilaku,
tantrum dan semacamnya pada anak. Dengan begitu juga, proses pembentukan
prilaku positif hendaknya sudah dimulai sejak usia dini.
Hal lain yang perlu diketahui untuk membentuk prilaku positif pada anak,
yaitu:
- Sebisa mungkin hindari perselisihan yang tidak perlu atau tidak penting.
- Hindari juga bentuk komentar negatif yang dapat memicu konflik, yang dapat merenggangkan hubungan orangtua dan anak.
- Hindari kebiasaan suka meledek anak, sekalipun itu hanya gurauan.
- Hindari bercanda secara berlebihan karena biasanya memicu perilaku negatif.
- Biasakan memberikan pujian dan reward ketika anak berperilaku baik.
- Jangan pernah berbohong dan mengingkari janji kepada anak. Jika anak mendapati orangtuanya suka berbohong dan mengingkari janji, dapat memicu anak memiliki sifat buruk.
- Berbohong dan ingkar janji dapat menyebabkan anak kecewa. Rasa kecewa dapat memicu anak berprilaku buruk.
- Jangan memberlakukan terlalu banyak batasan dan aturan pada anak.
- Hindari bentuk pola asuh yang over protektif, dan jangan terlalu sering mengkritik anak.
- Pastikan anak tumbuh dengan kondisi fisik dan psikis yang sehat.
- Meskipun tidak harus selalu, tapi cobalah ucapkan kata-kata yang dapat memotivasi dalam interaksi sehari-hari dengan anak. Jika anak menjalani kehidupannya dengan penuh semangat, ini membantunya untuk memiliki perilaku positif.
Baca Juga: