Photo: pxhere.com
1. Pro-Aktif
Beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan bakat anak yaitu:
3. Sarana yang Dibutuhkan
Supaya bakatnya berkembang dengan baik, usahakan menyediakan fasilitas yang dapat menunjangnya. Tapi ini bukan berarti fasilitas yang mewah, intinya fasilitas tersebut sesuai yang dibutuhkan anak.
Hal ini perlu diperhatikan sejak anak usia dini, misalnya apabila anak dari kecil terlihat suka menggambar, maka sediakan dia kertas kosong buat main corat-coret.
Jika anak suka bermain sepak bola, maka pastikan anak mendapatkan bola dan lahan untuknya bermain. Lalu dapat juga membawa anak berkunjung ke tempat yang dapat mengasah bakatnya.
Sebagai contoh, jika anak suka dengan cerita, sejarah dan semacamnya, orangtua tampaknya perlu mengenalkan anak pada perpustakaan dan museum.
Apabila dia hobi olahraga, disarankan untuk membawanya pergi ke gedung atau fasilitas olahraga. Jika anak suka dengan tanaman atau menanam tumbuhan, ajak dia ke tempat pertanian ataupun tempat-tempat yang berkaitan dengan ilmu pertanian/tumbuhan.
Masing-masing anak punya bakat berbeda. Entah itu dalam hal olahraga,
teknologi, sains, seni dan banyak lainnya. Setiap anak pasti punya bakat,
yang disayangkan adalah jika bakat tersebut tidak tergali.
Bahkan seringkali seseorang tak menyadari tentang bakat yang dimilikinya,
justru dia mengetahuinya dari orang lain. Jangan sampai anak sudah mencapai
usia SMA, tapi belum menyadari tentang kelebihannya.
Memang tidak ada waktu pasti tentang kapan kemunculan potensi bakat anak,
tapi perlu diketahui bahwa anak 3 tahun telah bisa memiliki minat terhadap
sesuatu.
Cara Mengembangkan Bakat Anak
1. Pro-Aktif
Peran aktif orangtua sangat diperlukan dalam pengembangan bakat anak yang
maksimal. Agar dapat menggali bakat anak, perlu melihat dari sesuatu yang
digemarinya. Cobalah amati kecenderungan atau hobi anak.
Sesuatu yang harus Anda pahami dan segera dikerjakan yakni menggali bakat
anak, semakin cepat semakin baik, sehingga bakat anak dapat terasah cepat
dan hasilnya maksimal.
Orangtua hendaknya pro-aktif, amati apakah terdapat sesuatu yang menarik
baginya. Anak kecil biasanya masih sangat polos, apabila dia membenci
sesuatu maka akan sangat terlihat pada ekspresinya.
Demikian juga ketika anak memiliki kecondongan terhadap sesuatu, maka
seharusnya cukup mudah untuk mengetahuinya. Perhatikan apakah yang
membuatnya tertarik dan sangat penasaran.
Jika anak sudah agak besar, amati aktivitasnya dari pagi sampai malam.
Cobalah lebih dekat (teliti) untuk mengamatinya, termasuk memahami
kecendrungannya, kesukannya, hal yang dibecinya, hal yang membuatnya
penasaran dan tertarik, serta jenis aktivitas dan bentuk lingkungan yang
membuatnya nyaman.
Amati anak dari hari ke hari, proses pengamatan ini berjalan dalam jangka
panjang hingga akhirnya orangtua benar-benar memahami anak. Hal seperti
ini bukan hanya berguna buat menggali bakat anak, tapi memahami anak juga
agar semakin baiknya hubungan orangtua dan anak.
Beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan bakat anak yaitu:
- Seberapa besar motivasi yang diberikan orangtua.
- Kondisi lingkungan tempat anak berada (seperti sekolah, keluarga, tempat bermain, dll).
- Faktor genetik dan fungsi otak yang lebih dominan pada anak.
- Faktor kepribadian, dimana masing-masing anak memiliki kepribadian yang bermacam-macam.
- Kondisi emosi dan tingkat optimis di jiwa anak.
2. Sering Mengobrol
Setelah mengamati anak, sehingga akhirnya diperoleh bayangan mengenai
anak. Lalu hal yang perlu dilakukan adalah mengobrol secara rutin dengan
anak.
Usahakan suasana mengobrol santai, cobalah tanyakan pada anak mengenai
kehidupan atau kesehariannya, misalnya bertanya tentang hobinya atau
kecenderungannya. Bisa juga bertanya mengenai kegiatan yang paling sering
dilakukannya.
Tanyakan juga apakah ada kesulitan pada kegiatan yang dilakukannya, serta
tanyakan hal-hal lainnya. Lakukan obrolan dengan santai sehingga anak
tidak merasa seperti sedang diinterogasi.
Intinya, orangtua harus secara rutin menyediakan waktu mengobrol dengan
anak, baik itu obrolan yang sekedar bercengkrama ataupun mengenai sesuatu
yang serius.
3. Sarana yang Dibutuhkan
Supaya bakatnya berkembang dengan baik, usahakan menyediakan fasilitas yang dapat menunjangnya. Tapi ini bukan berarti fasilitas yang mewah, intinya fasilitas tersebut sesuai yang dibutuhkan anak.
Hal ini perlu diperhatikan sejak anak usia dini, misalnya apabila anak dari kecil terlihat suka menggambar, maka sediakan dia kertas kosong buat main corat-coret.
Jika anak suka bermain sepak bola, maka pastikan anak mendapatkan bola dan lahan untuknya bermain. Lalu dapat juga membawa anak berkunjung ke tempat yang dapat mengasah bakatnya.
Sebagai contoh, jika anak suka dengan cerita, sejarah dan semacamnya, orangtua tampaknya perlu mengenalkan anak pada perpustakaan dan museum.
Apabila dia hobi olahraga, disarankan untuk membawanya pergi ke gedung atau fasilitas olahraga. Jika anak suka dengan tanaman atau menanam tumbuhan, ajak dia ke tempat pertanian ataupun tempat-tempat yang berkaitan dengan ilmu pertanian/tumbuhan.
Lingkungan yang mendukung sangat dibutuhkan agar bakat anak berkembang,
termasuk memasukkan ke tempat kursus bakatnya, serta mendorongnya bergabung
pada komunitas yang terkait dengan bakatnya sehingga anak bakal sering bergaul
dengan orang lain yang punya bidang (bakat) yang sama. Intinya ciptakan
lingkungan yang mendukung.
4. Respon Positif
Anak-anak umumnya suka mencari perhatian. Sehingga orangtua dapat bikin anak bersemangat dengan cara memberikan respon dan pujian kepada anak.
Anak-anak bakal sangat senang jika memperoleh tanggapan dan pujian dari orang dewasa (khususnya orangtuanya). Jika anak bertanya mengenai hobinya maka jawab dengan serius (jangan menyepelekan). Saat anak bercerita tentang kegiatan/hobinya maka jadilah pendengar yang baik.
5. Motivasi Anak
Jangan sampai semangat anak menurun, disinilah pentingnya peran orangtua agar selalu berada disisi anak dan mendorong semangat. Cara instan memotivasi anak yaitu dengan mengiming-imingi hadiah spesial.
4. Respon Positif
Anak-anak umumnya suka mencari perhatian. Sehingga orangtua dapat bikin anak bersemangat dengan cara memberikan respon dan pujian kepada anak.
Anak-anak bakal sangat senang jika memperoleh tanggapan dan pujian dari orang dewasa (khususnya orangtuanya). Jika anak bertanya mengenai hobinya maka jawab dengan serius (jangan menyepelekan). Saat anak bercerita tentang kegiatan/hobinya maka jadilah pendengar yang baik.
5. Motivasi Anak
Jangan sampai semangat anak menurun, disinilah pentingnya peran orangtua agar selalu berada disisi anak dan mendorong semangat. Cara instan memotivasi anak yaitu dengan mengiming-imingi hadiah spesial.
Itu bisa sesekali dilakukan. Tapi juga tanamkan sifat-sifat positif pada
anak seperti sifat pantang menyerah, tekun, disiplin dan semacamnya.
6. Ekstrakulikuler
Supaya lebih gampang dalam mengenali bakat anak, ikutkan dia ke aktivitas ekstrakulikuler atau jenis-jenis aktivitas semacamnya. Tawarkan suatu kegiatan padanya, bila anak menolak dengarkan baik-baik apa alasannya. Sehingga Anda dapat mengatasi persoalan yang ada.
Jika anak merasa takut pada hal-hal baru, maka disinilah peran Anda sebagai “motivator” bagi anak. Orang tua hendaknya mengajak anak (bukan memaksa) untuk melakukan hal-hal baru, tujuannya agar menumbuhkan rasa percaya diri anak.
Berikan kebebasan untuknya dalam menentukan, terlalu memaksa adalah hal yang kurang bijak karena membuat anak merasa tertekan. Sangat penting adanya keleluasaan bagi anak buat menentukan apa yang disukainya.
Pada jenis kegiatan atau bidang yang dipilihnya, Anak jadinya menyadari bahwa itu pilihannya sendiri. Hal ini mendorong anak bertanggung jawab terhadap pilihannya sendiri. Selain itu, hendaknya berikan kesempatan kepada anak untuk mandiri.
6. Ekstrakulikuler
Supaya lebih gampang dalam mengenali bakat anak, ikutkan dia ke aktivitas ekstrakulikuler atau jenis-jenis aktivitas semacamnya. Tawarkan suatu kegiatan padanya, bila anak menolak dengarkan baik-baik apa alasannya. Sehingga Anda dapat mengatasi persoalan yang ada.
Jika anak merasa takut pada hal-hal baru, maka disinilah peran Anda sebagai “motivator” bagi anak. Orang tua hendaknya mengajak anak (bukan memaksa) untuk melakukan hal-hal baru, tujuannya agar menumbuhkan rasa percaya diri anak.
Berikan kebebasan untuknya dalam menentukan, terlalu memaksa adalah hal yang kurang bijak karena membuat anak merasa tertekan. Sangat penting adanya keleluasaan bagi anak buat menentukan apa yang disukainya.
Pada jenis kegiatan atau bidang yang dipilihnya, Anak jadinya menyadari bahwa itu pilihannya sendiri. Hal ini mendorong anak bertanggung jawab terhadap pilihannya sendiri. Selain itu, hendaknya berikan kesempatan kepada anak untuk mandiri.
7. Berikan Keleluasaan
Bebaskan anak untuk mengerjakan sesuatu yang digemarinya, dimana sangat
penting membebaskan anak buat berkarya, menjelajahi banyak hal,
berkreatifitas dan bereksperimen terhadap aktivitas yang dapat membuatnya
berkembang signifikan.
Adapun peran orangtua adalah tetap melakukan pengawasan, jangan sampai anak
menjelajahi suatu hal yang negatif atau hal yang dapat membahayakan dirinya.
Memberikan keleluasaan pada anak untuk 'menjelajah' nantinya bikin anak bisa
memahami diri sendiri dengan lebih dalam. Berikan anak support, apalagi jika
aktivitas yang anak lakukan adalah sesuatu yang sangat positif.
Selain itu, sering-sering mengajak anak ngobrol tentang aktivitas maka yang
digemarinya dan aktivitas mana yang tak disukainya.
8. Experience
Semakin bertambah pengalaman anak, semakin cepat perkembangan bakat anak.
Pengalaman yang kaya di kehidupan adalah hal sangat penting, terutama bagi
anak-anak yang sedang tumbuh.
Manfaat momen libur akhir pekan untuk menambah pengalaman anak, orangtua
perlu mengajak anak ke tempat yang bervariasi, terutama tempat-tempat yang
ada nilai edukasinya.
Sesekali ajak anak liburan ke pantai maupun wahana permainan yang
menyenangkan, sesekali ajak juga anak ke museum, kebun binatang,
perpustakaan, planetarium, farm field, acara outbond, sains center dll.
Ajak anak ke tempat-tempat yang memiliki nilai tambah (untuk pengalaman
hidupnya) sekaligus juga seru dan menyenangkan.
Kaya akan pengalaman bikin anak lebih mudah untuk memilih
aktivitas-aktivitas yang terbaik untuk dirinya, hal ini nantinya berefek
positif terhadap pengembangan bakatnya.
9. Dorong Berlatih
Agar bakat anak berkembang secara signifikan maka harus diasah atau dilatih,
semakin cepat semakin baik. Tugas orangtua adalah terus mendorong atau
menyemangati anak.
Bilang ke anak bahwa jika mau ahli dalam suatu hal, maka harus berjuang dan
jangan pantang menyerah. Peran orangtua sangat penting agar anak dapat
termotivasi untuk berlatih atau mengasah bakatnya.
10. Jangan Terlalu Ketat
Anak memang perlu diajarkan disiplin agar bakatnya berkembang, tapi jangan
terlalu ketat pada anak. Dengan kata lain, disiplin yang sewajarnya saja,
anak juga perlu bermain atau memiliki waktu bebas.
Anak memang harus berlatih atau mengasah bakatnya, tapi jika disiplin
terlalu ketat menyebabkan anak gampang bosan dan mungkin mengalami kelelahan
mental.
Oleh karena itu, pastikan anak memperoleh waktu istirahat yang cukup.
Adakalanya anak serius untuk memikirkan masa depannya, ada juga kalanya anak
bermain agar dia tumbuh dengan perasaan gembira.
Jangan terlalu memaksa anak ketika dirinya sedang tak bersemangat ataupun
bad mood. Selain itu, jangan memasang ekspetasi yang terlalu tinggi terhadap
anak karena bakal membuat anak merasa tertekan dan menanggung beban yang
terlalu berat. Hal ini sangat buruk untuk kesehatan mentalnya.
TOPIK TERKAIT
Baca Juga: