Pengertian Remaja (Ciri-Ciri & Tahap Perkembangan)

Remaja
Photo credit: stock.adobe.com

Semua orang sebelum menjadi dewasa, pasti telah melewati masa kanak-kanak dan remaja. Khususnya mengenai masa remaja, ini merupakan sebuah periode yang dapat dikatakan kritis, karena merupakan masa untuk mencari jati diri dan juga masa persiapan menuju kedewasaan.

Dengan demikian, masa remaja menjadi momen super penting, yang benar-benar harus diperhatikan oleh setiap orangtua. Selain itu, tatkala seorang anak memasuki masa remaja nantinya bakal terlihat perubahan secara signifikan dalam hal fisik maupun psikis.

Pengertian Remaja


Apa itu remaja? Remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-anak menuju kedewasaan, yang umumnya berada dalam rentang usia 10 sampai 20 tahun, dimana terjadi perkembangan secara drastis pada dirinya dalam hal fisik, psikologis dan kemampuan berpikir.

Perlu selalu diingat, tatkala seseorang memasuki masa remaja berarti dirinya sudah bukan kanak-kanak, tapi juga dirinya belum bisa dikatakan dewasa. Itu artinya masa remaja merupakan masa 'di tengah-tengah' yang menjadi peralihan dari dua kondisi.

Oleh karenanya, jangan heran jika masa-masa remaja disebut juga masa-masa membuat banyak masalah. 

Ciri-Ciri Karakteristik Remaja


1. Perubahan Fisik

Ciri-ciri remaja yang sangat jelas yaitu terlihat dari perkembangan fisiknya yang begitu drastis, baik itu dalam hal tinggi badan, berat badan, perubahan suara hingga bentuk tubuh.

Termasuk juga terjadinya mimpi basah pada laki-laki dan menstruasi pertama pada perempuan. Hanya saja tahap perubahan fisik pada remaja bisa bermacam-macam, hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik, asupan, aktivitas fisik, hormon tubuh dll.


2. Perubahan Psikis

Setelah seseorang memasuki fase remaja biasanya mulai berpikir untuk mencari jati diri. Dirinya mulai berusaha untuk menemukan identitas diri, ingin diakui keberadaannya, ingin didengar pendapatnya, ingin terlihat menarik dll.

Beberapa hal tersebut secara otomatis akan mengubah psikologis seorang remaja, jadi jangan heran jika seorang anak mengalami perubahan karakter, perilaku dan sifat setelah memasuki fase remaja.

Hal yang sangat tampak pada karakter remaja yaitu ingin dihargai dan diakui keberadaannya, serta ingin terlihat menarik. Nah, peran orangtua sangat penting disini, orangtua harus membantu anak dalam menjalani fase remajanya dengan baik.

Misalnya dalam hal penampilan, seharusnya orangtua sudah mengajarkan anak sejak dini tentang caranya merawat diri, membantu anak dalam memilih bentuk potongan rambut terbaik untuknya, mendorong anak untuk gosok gigi sehingga giginya menjadi putih bersih dan tak berlubang, dan berbagai hal urgen lainnya.

Demikian juga orangtua perlu mengajarkan anak caranya bergaul dengan baik, sehingga dia disenangi teman-temannya.

3. Penasaran Tinggi

Ciri karakteristik remaja yaitu memiliki rasa ingin tahu dan rasa penasaran yang sangat tinggi, dimana dirinya semakin antusias ingin melihat dan merasakan dunia luar.

Inilah yang membuat remaja mulai memiliki sifat suka bertualang, sehingga jangan heran jika anak setelah memasuki fase remaja mulai tidak betah di rumah, dan lebih suka untuk beraktivitas atau bermain di luar.

4. Bertindak Ceroboh

Tatkala seseorang berada di masa remaja, biasanya mulai semakin berani untuk mengambil risiko di dalam kehidupannya, hanya saja kemampuannya belum matang dalam hal perhitungan, kehati-hatian dan kebijaksanaan.

Oleh karenanya, hal inilah yang menyebabkan banyak remaja sering melakukan hal-hal yang membahayakan dan cenderung ceroboh. Dimana level keberanian yang meningkat terlalu pesat, tapi tak diimbangi dengan kematangan dalam berpikir dan bertindak. 

Hal yang sangat dikhawatirkan dari remaja yaitu dirinya suka mengambil resiko tanpa berpikir panjang dan tanpa memahami resiko bahayanya.


5. Ikut Arus

Setelah anak memasuki masa remaja, biasanya lebih condong untuk menjalani keseharian bersama teman sebayanya (ketimbang orangtuanya). Sehingga amat penting bagi orangtua untuk memperhatikan lingkungan pergaulan anak.

Karakteristik remaja yaitu sangat gampang untuk ikut arus pergaulan. Dimana dia mulai mengenal tentang persahabatan yang dekat, percintaan, hingga hal-hal yang berbau seksualitas.

Jika remaja memiliki lingkungan yang buruk, maka besar kemungkinan si remaja bakal tumbuh menjadi pribadi yang buruk.

Misalnya seorang remaja sering berkumpul bersama teman-temannya yang suka merokok dan minum-minuman keras, maka 99% si remaja akan ikut-ikutan merokok dan minum-minuman keras. Lingkungan pergaulan sangat mempengaruhi sikap, pola pikir, perilaku dan sifat seorang remaja.

6. Kognitif Berkembang

Seberapa jauh berkembangnya kemampuan kognitif seseorang tatkala menginjak usia remaja? Maka jawabannya adalah tatkala seorang anak memasuki usia remaja akan mengalami perkembangan kognitif yang super pesat.

Anda akan melihat remaja semakin mampu untuk berpikir logis dan memahami ide abstrak. Termasuk nalarnya yang semakin kuat, serta keterampilan berpikir dan berbahasa yang semakin baik.

Dengan begitu, remaja sebenarnya sudah dapat diandalkan untuk mengerjakan hal-hal tingkat lanjut guna membantu orang dewasa, jadi jangan remehkan kemampuan remaja.

Perkembangan kognitif setiap remaja berbeda-beda, yang tergantung dari faktor genetik, faktor lingkungan, asupan sejak lahir,  stimulasi sejak bayi dll.

7. Emosional

Saat remaja terjadi perubahan dan pertumbuhan hormon tubuh secara signifikan yang sangat mempengaruhi perasaan dan emosi. Masa remaja disebut juga masa 'tempramental' dimana mereka akan terlihat lebih agresif, dan bahkan memiliki emosi yang meledak-ledak.

Sifat emosional juga meningkat karena remaja sedang berusaha mengembangkan identitas diri, mulai punya banyak keinginan, mulai berpikir yang aneh-aneh, sering dalam kondisi kebingungan, mulai merasakan tekanan di kehidupannya, dan rentan mengalami perasaan campur-aduk

Oleh karena itu sayangilah para remaja, karena mereka sebenarnya dalam kondisi kritis. Sehingga bimbingan dan perhatian lembut-lah yang diperlukan remaja, bukan vonis celaan dan teriakan.


8. Pemberontak

Seperti disebutkan pada poin nomor 7, bahwa remaja sering mengalami perasaan campur-aduk, emosi tak stabil, serta dalam masa kebimbangan dan kebingungan.

Sehingga jangan heran, beberapa hal tersebut dapat menimbulkan sifat pemberontak dalam diri remaja. Sudah umum diketahui bahwa tatkala seseorang dalam kondisi tertekan dan emosi tak stabil bakal cenderung gampang memberontak.

Hanya saja tak semua remaja tumbuh menjadi 'pemberontak sejati' karena ada banyak faktor yang mempengaruhi. Sikap bijak orangtua sangat penting agar remaja gak mengembangkan sifat suka memberontak.

Jika orangtua terlalu berlebihan dalam menekan-nekan remaja, itu sama saja dengan memicu remaja untuk memiliki sifat pemberontak sejati.

Tahap Perkembangan Remaja


1. Tahap Awal

Usia rentang 10-14 tahun merupakan tahap awal remaja. Beberapa hal yang mungkin terjadi yaitu perkembangan fisiologi seperti munculnya bulu di ketiak, perubahan suara, mulai memahami seksualitas dll.

2. Tahap Menengah

Usia rentang 14-17 tahun merupakan tahap menengah remaja. Pada fase ini remaja bakal mulai mencari pengakuan, harga diri dan penghormatan dari orang lain.

Sebagai contohnya, banyak remaja yang melakukan tawuran (bahkan sampai ada yang mati terbacok) demi memperoleh pujian dan pengakuan dari teman-temannya.

Seorang remaja sangat senang jika dipuji sebagai pemberani, pintar, keren dll. Dia rela melakukan apapun demi memperoleh pujian tersebut.

3. Tahap Akhir

Usia rentang 17-20 tahun merupakan tahap akhir seorang remaja, sebelum dirinya 'resmi' menjadi orang dewasa. Seharusnya pada tahap ini, seorang remaja sudah menguasai beberapa hal, seperti:
  • Kemampuan nalar yang berfungsi baik.
  • Mampu hidup disiplin dan tak lagi tergantung berlebihan pada orangtua.
  • Memiliki minat dan hobi yang jelas dalam kehidupannya.
  • Mampu menahan ego diri sendiri sehingga sikapnya semakin matang. Misalnya tak lagi suka memaksakan kehendak yang menyebabkan dijauhi orang-orang.
  • Bisa berlogika secara sehat, sehingga tidak lagi melakukan yang aneh-aneh.
  • Memahami pentingnya privasi, baik itu pada diri sendiri maupun orang lain.

Penutup

Sekalipun remaja biasanya mulai suka beraktivitas di luar, sebenarnya dia sangat rapuh dan membutuhkan bimbingan dari orangtuanya. Oleh karena itu jangan sampai orangtua pasif atau kurang memperhatikan perkembangan dan kondisi anak remaja-nya.

Hal yang sangat vital untuk mengarahkan remaja menuju pergaulan yang sehat. Jika remaja tak dibimbing, dia akan berisiko besar terjatuh ke dalam lingkungan yang buruk atau pergaulan bebas.




Baca Juga:

No comments: