Semua orang sebelum menjadi dewasa, pasti telah melewati masa kanak-kanak dan
remaja. Khususnya mengenai masa remaja, ini merupakan sebuah periode yang
dapat dikatakan kritis, karena merupakan masa untuk mencari jati diri dan juga
masa persiapan menuju kedewasaan.
Dengan demikian, masa remaja menjadi momen super penting, yang benar-benar
harus diperhatikan oleh setiap orangtua. Selain itu, tatkala seorang anak
memasuki masa remaja nantinya bakal terlihat perubahan secara signifikan dalam
hal fisik maupun psikis.
Pengertian Remaja
Apa itu remaja? Remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari
anak-anak menuju kedewasaan, yang umumnya berada dalam rentang usia 10 sampai
20 tahun, dimana terjadi perkembangan secara drastis pada dirinya dalam hal
fisik, psikologis dan kemampuan berpikir.
Perlu selalu diingat, tatkala seseorang memasuki masa remaja berarti dirinya
sudah bukan kanak-kanak, tapi juga dirinya belum bisa dikatakan dewasa. Itu
artinya masa remaja merupakan masa 'di tengah-tengah' yang menjadi peralihan
dari dua kondisi.
Oleh karenanya, jangan heran jika masa-masa remaja disebut juga masa-masa
membuat banyak masalah.
Ciri-Ciri Karakteristik Remaja
1. Perubahan Fisik
Ciri-ciri remaja yang sangat jelas yaitu terlihat dari perkembangan fisiknya
yang begitu drastis, baik itu dalam hal tinggi badan, berat badan, perubahan
suara hingga bentuk tubuh.
Termasuk juga terjadinya mimpi basah pada laki-laki dan menstruasi pertama
pada perempuan. Hanya saja tahap perubahan fisik pada remaja bisa
bermacam-macam, hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik, asupan, aktivitas
fisik, hormon tubuh dll.
2. Perubahan Psikis
Setelah seseorang memasuki fase remaja biasanya mulai berpikir untuk mencari
jati diri. Dirinya mulai berusaha untuk menemukan identitas diri, ingin diakui
keberadaannya, ingin didengar pendapatnya, ingin terlihat menarik dll.
Beberapa hal tersebut secara otomatis akan mengubah psikologis seorang remaja,
jadi jangan heran jika seorang anak mengalami perubahan karakter, perilaku dan
sifat setelah memasuki fase remaja.
Hal yang sangat tampak pada karakter remaja yaitu ingin dihargai dan diakui
keberadaannya, serta ingin terlihat menarik. Nah, peran orangtua sangat
penting disini, orangtua harus membantu anak dalam menjalani fase remajanya
dengan baik.
Misalnya dalam hal penampilan, seharusnya orangtua sudah mengajarkan anak
sejak dini tentang caranya merawat diri, membantu anak dalam memilih bentuk
potongan rambut terbaik untuknya, mendorong anak untuk gosok gigi sehingga
giginya menjadi putih bersih dan tak berlubang, dan berbagai hal urgen
lainnya.
Demikian juga orangtua perlu mengajarkan anak caranya bergaul dengan baik,
sehingga dia disenangi teman-temannya.
3. Penasaran Tinggi
Ciri karakteristik remaja yaitu memiliki rasa ingin tahu dan rasa penasaran
yang sangat tinggi, dimana dirinya semakin antusias ingin melihat dan
merasakan dunia luar.
Inilah yang membuat remaja mulai memiliki sifat suka bertualang, sehingga
jangan heran jika anak setelah memasuki fase remaja mulai tidak betah di
rumah, dan lebih suka untuk beraktivitas atau bermain di luar.
4. Bertindak Ceroboh
Tatkala seseorang berada di masa remaja, biasanya mulai semakin berani untuk
mengambil risiko di dalam kehidupannya, hanya saja kemampuannya belum matang
dalam hal perhitungan, kehati-hatian dan kebijaksanaan.
Oleh karenanya, hal inilah yang menyebabkan banyak remaja sering melakukan
hal-hal yang membahayakan dan cenderung ceroboh. Dimana level keberanian yang
meningkat terlalu pesat, tapi tak diimbangi dengan kematangan dalam berpikir
dan bertindak.
Hal yang sangat dikhawatirkan dari remaja yaitu dirinya suka mengambil resiko
tanpa berpikir panjang dan tanpa memahami resiko bahayanya.
5. Ikut Arus
Setelah anak memasuki masa remaja, biasanya lebih condong untuk menjalani
keseharian bersama teman sebayanya (ketimbang orangtuanya). Sehingga amat
penting bagi orangtua untuk memperhatikan lingkungan pergaulan anak.
Karakteristik remaja yaitu sangat gampang untuk ikut arus pergaulan. Dimana
dia mulai mengenal tentang persahabatan yang dekat, percintaan, hingga hal-hal
yang berbau seksualitas.
Jika remaja memiliki lingkungan yang buruk, maka besar kemungkinan si remaja
bakal tumbuh menjadi pribadi yang buruk.
Misalnya seorang remaja sering berkumpul bersama teman-temannya yang suka
merokok dan minum-minuman keras, maka 99% si remaja akan ikut-ikutan merokok
dan minum-minuman keras. Lingkungan pergaulan sangat mempengaruhi sikap, pola
pikir, perilaku dan sifat seorang remaja.
6. Kognitif Berkembang
Seberapa jauh berkembangnya kemampuan kognitif seseorang tatkala menginjak
usia remaja? Maka jawabannya adalah tatkala seorang anak memasuki usia remaja
akan mengalami perkembangan kognitif yang super pesat.
Anda akan melihat remaja semakin mampu untuk berpikir logis dan memahami ide
abstrak. Termasuk nalarnya yang semakin kuat, serta keterampilan berpikir dan
berbahasa yang semakin baik.
Dengan begitu, remaja sebenarnya sudah dapat diandalkan untuk mengerjakan
hal-hal tingkat lanjut guna membantu orang dewasa, jadi jangan remehkan
kemampuan remaja.
Perkembangan kognitif setiap remaja berbeda-beda, yang tergantung dari faktor
genetik, faktor lingkungan, asupan sejak lahir, stimulasi sejak bayi
dll.
7. Emosional
Saat remaja terjadi perubahan dan pertumbuhan hormon tubuh secara signifikan
yang sangat mempengaruhi perasaan dan emosi. Masa remaja disebut juga masa
'tempramental' dimana mereka akan terlihat lebih agresif, dan bahkan memiliki
emosi yang meledak-ledak.
Sifat emosional juga meningkat karena remaja sedang berusaha mengembangkan
identitas diri, mulai punya banyak keinginan, mulai berpikir yang aneh-aneh,
sering dalam kondisi kebingungan, mulai merasakan tekanan di kehidupannya, dan
rentan mengalami perasaan campur-aduk
Oleh karena itu sayangilah para remaja, karena mereka sebenarnya dalam kondisi
kritis. Sehingga bimbingan dan perhatian lembut-lah yang diperlukan remaja,
bukan vonis celaan dan teriakan.
8. Pemberontak
Seperti disebutkan pada poin nomor 7, bahwa remaja sering mengalami perasaan
campur-aduk, emosi tak stabil, serta dalam masa kebimbangan dan kebingungan.
Sehingga jangan heran, beberapa hal tersebut dapat menimbulkan sifat
pemberontak dalam diri remaja. Sudah umum diketahui bahwa tatkala seseorang
dalam kondisi tertekan dan emosi tak stabil bakal cenderung gampang
memberontak.
Hanya saja tak semua remaja tumbuh menjadi 'pemberontak sejati' karena ada
banyak faktor yang mempengaruhi. Sikap bijak orangtua sangat penting agar
remaja gak mengembangkan sifat suka memberontak.
Jika orangtua terlalu berlebihan dalam menekan-nekan remaja, itu sama saja
dengan memicu remaja untuk memiliki sifat pemberontak sejati.
Tahap Perkembangan Remaja
1. Tahap Awal
Usia rentang 10-14 tahun merupakan tahap awal remaja. Beberapa hal yang
mungkin terjadi yaitu perkembangan fisiologi seperti munculnya bulu di ketiak,
perubahan suara, mulai memahami seksualitas dll.
2. Tahap Menengah
Usia rentang 14-17 tahun merupakan tahap menengah remaja. Pada fase ini remaja
bakal mulai mencari pengakuan, harga diri dan penghormatan dari orang lain.
Sebagai contohnya, banyak remaja yang melakukan tawuran (bahkan sampai ada
yang mati terbacok) demi memperoleh pujian dan pengakuan dari teman-temannya.
Seorang remaja sangat senang jika dipuji sebagai pemberani, pintar, keren dll.
Dia rela melakukan apapun demi memperoleh pujian tersebut.
3. Tahap Akhir
Usia rentang 17-20 tahun merupakan tahap akhir seorang remaja, sebelum dirinya
'resmi' menjadi orang dewasa. Seharusnya pada tahap ini, seorang remaja sudah
menguasai beberapa hal, seperti:
- Kemampuan nalar yang berfungsi baik.
- Mampu hidup disiplin dan tak lagi tergantung berlebihan pada orangtua.
- Memiliki minat dan hobi yang jelas dalam kehidupannya.
- Mampu menahan ego diri sendiri sehingga sikapnya semakin matang. Misalnya tak lagi suka memaksakan kehendak yang menyebabkan dijauhi orang-orang.
- Bisa berlogika secara sehat, sehingga tidak lagi melakukan yang aneh-aneh.
- Memahami pentingnya privasi, baik itu pada diri sendiri maupun orang lain.
Penutup
Sekalipun remaja biasanya mulai suka beraktivitas di luar, sebenarnya dia
sangat rapuh dan membutuhkan bimbingan dari orangtuanya. Oleh karena itu
jangan sampai orangtua pasif atau kurang memperhatikan perkembangan dan
kondisi anak remajanya.
Hal yang sangat vital untuk mengarahkan remaja menuju pergaulan yang sehat.
Jika remaja tak dibimbing, dia akan berisiko besar terjatuh ke dalam
lingkungan yang buruk atau pergaulan bebas.
TOPIK TERKAIT
- 15 Bahaya Pergaulan Bebas (Penyebab & Cara Mengatasinya)
- Ciri Ciri Pubertas Anak Laki-Laki dan Perempuan
- Kenakalan Remaja: Penyebab, Contoh & Cara Mengatasi
- 7 Cara Benar Mendidik Anak Remaja yang Beranjak Dewasa
- 10 Cara Menghadapi Anak Remaja Pemarah (Emosi Labil)
- Ajarkan Anak 12 Kemampuan Ini Sebelum Memasuki Usia Remaja!
- 14 Cara Membentuk Karakter Anak Remaja
Baca Juga: