7 Cara Benar Mendidik Anak Remaja yang Beranjak Dewasa

Remaja
Photo credit: Mediabakery.com | Stoked

Mendidik anak remaja agar tidak salah jalan perlu usaha yang sungguh-sungguh. Jika remaja sudah terlanjur salah jalan, maka bukan hal mudah untuk memperbaikinya.

Perlu usaha dan proses panjang dari orang tua agar anaknya tumbuh menjadi remaja yang baik, berakhlak mulia, sayang pada orang tuanya dan memiliki cita-cita yang tinggi.

Cara Mendidik Anak Remaja Yang Beranjak Dewasa


1. Ketahui Dahulu Psikologis Seorang Remaja

Umumnya masa remaja dimulai pada usia 13 tahun, dan berakhir pada usia 18-19 tahun. Saat anak memasuki masa remaja maka terjadi perubahan yang signifikan dalam dirinya, baik itu secara fisik maupun psikologis.

Ciri-ciri remaja yakni terjadi perubahan hormon yang salah satu dampaknya adalah perubahan mood (suasana hati), dimana umumnya remaja memiliki jiwa lebih sensitif, mudah terprovokasi dan mudah tersinggung.

Para orang tua harus mengetahui psikologis seorang remaja. Ada banyak perubahan mencolok pada diri seorang remaja.

Seorang remaja sudah mulai memiliki pemikiran sendiri, ingin diakui, dan tidak suka diperlakukan sebagai anak yang masih kecil. Sehingga tidak jarang seorang remaja menentang aturan yang diberikan orang tuanya.


2. Pastikan Hubungan Orangtua dan Remaja Tetap Dekat

Cara menghadapi anak yang beranjak dewasa yaitu kuncinya kedekatan hubungan. Seorang Remaja akan lebih jarang meminta bantuan orang tuanya dibandingkan saat dirinya masih anak-anak. Akan tetapi, pastikan hubungan orangtua dan remaja tetap dekat.

Kedekatan hubungan dengan anak remaja sangat penting, karena jika hubungan remaja dan orangtua renggang (jauh), maka remaja sangat rentan terjatuh ke lingkungan buruk. Sesibuk apapun orangtua dalam bekerja tetap harus memiliki WAKTU YANG MENCUKUPI buat mengobrol bersama anak.

3. Berikan Teladan Positif

Cara mendidik anak remaja yaitu orangtua harus bisa menjadi teladan terlebih dahulu. Seorang anak akan sangat meniru orang tuanya, sehingga orangtua wajib memberikan teladan yang terbaik kepada anak-anaknya.

Orangtua suka berteriak, maka anak pun bakal mencontohnya. Anak juga bakal sering teriak pada orang tuanya.

Seorang anak kecil maupun remaja akan mencari “role model” bagi dirinya, jika anak meneladani mereka yang memiliki sifat buruk maka anak nantinya memiliki sifat buruk itu pula.

Orangtua bukan hanya memberikan nasihat yang baik, tapi juga memberikan teladan bagus. Guru dan orang tua merupakan figur terbaik di pandangan anak, jangan siakan-siakan kesempatan ini sejak awal.

Ingat selalu! Anak bakal melihat tindak-tanduk, adab dan akhlak dari orangtua, guru dan tokoh figur (idola) tertentu, yang nantinya pasti bakal ditiru anak.


4. Ajarkan Adab

Saat anak mulai memasuki usia remaja (13 tahun) maka tekankan pelajaran adab atau bersikap, ini merupakan masa yang tepat untuk itu.

Berbeda dengan anak usia 5-10 tahun yang masih suka bermain dan berlari-lari sehingga belum bisa 100% ditekankan pelajaran adab.

Lunturnya pendidikan adab pada remaja berakibat fatal. Apalagi sekarang banyak kenakalan remaja (seperti tawuran, geng motor, dll) karena minimnya pendidikan adab dan moral.

Pendidikan adab ini tidak hanya tanggung jawab sekolah, orangtua juga memiliki kewajiban yang besar ini. Bahkan dari rumah-lah pendidikan adab/akhlak/moral dimulai. Supaya anak memiliki akhlak dan sikap yang bagus, maka orangtua wajib memiliki akhlak dan sikap yang bagus juga.

5. Munculkan Rasa Tanggung Jawab

Cara mendidik anak yang beranjak dewasa yaitu dia harus bisa dikenalkan yang namanya tanggung jawab. Saat anak semakin besar maka berikan anak kepercayaan dan tanggung jawab.

Hal ini penting supaya dirinya sedikit-demi-sedikit terlatih untuk tidak selalu bergantung pada orang tuanya.

Selain itu hargai minat dan pendapat anak. Sebenarnya tidak hanya saat remaja, sejak kecil anak harus dihargai pendapatnya, hal ini akan melatih kepercayaan diri anak dan juga memunculkan sifat mandirinya.

Seorang remaja harus memiliki hobi dan kebiasaan positif sehingga terhindar dari kegiatan negatif. Orangtua perlu berperan aktif guna mendorong hobi anak.

Dorong anak supaya memiliki kegiatan-kegiatan positif, khususnya pada usia remaja sehingga terhindar dari pergaulan buruk. Dorong dia supaya bertanggung jawab dalam menjalankan kegiatan-kegiatan dan kewajibannya.

Seorang remaja harus mulai diajarkan rasa tanggung jawab sebagai bekal di usia dewasa. Kesalahan yang sering terjadi adalah banyak orangtua membiarkan anak remajanya melakukan kegiatan tidak berguna, sehingga remaja tersebut tidak pernah dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab.


6. Rileks Hadapi Perilaku Remaja

Tidak jarang anak remaja berperilaku tak sesuai harapan, orangtua harus bisa tetap kalem dan mengontrol diri dengan baik. Memang tidak mudah, tapi ingatlah bahwa tidak ada gunanya marah-marah ke remaja. Yang ada Si Remaja justru secara sengaja melakukan sesuatu untuk memancing tempramen orangtua.

Jadi daripada marah-marah, orangtua lebih baik ambil napas dalam-dalam sehingga memunculkan perasaan rileks.

Jika orangtua sudah rileks dan bisa berpikir jernih, maka barulah menjalankan kewajiban untuk membimbing anak, orangtua harus tegas tapi juga lembut dalam interaksi.

Hindari memberikan nasehat dalam keadaan letih dan jiwa tidak stabil. Saat suasana hati telah baik maka barulah memberikan nasehat. Utamakan mengadakan pembicaraan dari hati ke hati, sehingga biasanya cara lembut lebih efektif dalam hal apapun.

Remaja biasanya punya karakter keras kepala, sehingga jika orangtua bersikap keras maka dampaknya akan memperburuk keadaan. Pendekatan lembut serta bicara dari hati ke hati bakal lebih efektif.

7. Hal Lainnya yang Harus Dilakukan
  • Wajib meluruskan kesalahan remaja, tapi melalui metode yang bijak (hindari berteriak dan menghardik)
  • Sayangi remaja Anda secara tulus, tapi bukan memanjakan-nya.
  • Berikan perhatian lebih saat dia sakit.
  • Apabila anak melakukan kesalahan, utamakan hukuman yang mendidik daripada sekedar hukuman fisik.
  • Ajarkan dia adab masuk rumah, misalnya mengatakan Assalamualaikum.
  • Ajarkan adab berbicara yang sopan.
  • Proteksi remaja dari pergaulan yang buruk dan merusak.
  • Ajarkan dia berjuang dalam kehidupan dan menghadapi segala permasalahan.
  • Motivasi anak untuk hidup sederhana daripada menghambur-hamburkan uang.
  • Latih remaja untuk mengoptimalkan waktu sejak pagi dengan kegiatan-kegiatan berguna.
  • Latih remaja untuk membuang sifat malas sejauh-jauhnya.
  • Pastikan memberikan apresiasi dan pujian saat dia melakukan hal yang positif.
  • Pupuk rasa semangat berjuang untuk menjalankan berbagai kegiatan berguna.
  • Lakukan rekreasi bersama keluarga untuk merefesh pikiran (misalnya dua kali dalam sebulan).




Baca Juga: