Cara Agar Anak Mau Berbagi. Berbagi harus diajarkan pada anak agar bisa menciptakan pergaulan positif dengan pihak lain atau lingkungannya.
Namanya anak
kecil biasanya punya ego tinggi, tapi asal mengetahui caranya sebenarnya anak dapat
diajarkan untuk berlapang dada, tidak rakus serta mau berbagi kepada
sesama.
Sifat mau berbagi harus ada di dalam jiwa anak, karakter positif ini membantu anak agar lebih mudah dalam
bersosialisasi di lingkungannya berada.
Ketika di usia dini, anak punya ego yang tinggi terhadap
apa yang dikuasainya. Dimana anak merasa punya kuasa 100% terhadap sesuatu sehingga
tidak mau berbagi. Sedangkan, agar dapat mewujudkan relasi pertemanan yang sehat dengan orang-orang seumurannya, anak perlu punya sifat berbagi.
Cara Mengajarkan Anak Berbagi
1. Perhatikan Faktor Usia
Bimbinglah anak buat berbagi, tapi harus di momen yang sesuai, ini karena
BERBAGI adalah termasuk dari rasa empati.
Empati adalah kemampuan untuk
menerka perasaan orang lain, atau kemampuan memahami perasaan orang
lain.
Apabila anak masih berusia 2 tahun, dia pastinya masih tidak tahu perihal empati. Sehingga meminta anak agar berbagi janganlah terburu-buru tanpa memperhatikan faktor umur dan kesiapan.
Jika terburu-buru atau terlalu dini meminta anak agar berbagi, dampaknya
anak bakal stres dan rusak suasana hatinya. Hal ini nantinya bisa merusak ikatan orangtua dan anak.
Usia ideal untuk mulai mengenalkan anak yaitu 4 tahun. Pada usia ini anak sudah mulai banyak berinteraksi dan bercengkrama bersama teman seumurannya, termasuk juga berkolaborasi dengan mereka.
Orangtua tidak perlu kaget, yaitu saat mula-mula mengarahkan anak agar berbagi
ternyata dia egois, terlihat dari sikap anak yang hanya mengutamakan
dirinya.
Terkadang anak terlihat sangat marah atau kecewa saat harus
sharing mainan dengan yang lainnya. Butuh proses untuk mengenalkan INDAHNYA
BERBAGI pada anak.
2. Jadi Contoh Positif Buat Anak
Cara mengatasi anak yang tidak mau berbagi yaitu orangtua sendiri harus memberi contoh positif terlebih dahulu kepada anak.
Hal itu karena anak menyerap segala nilai dari lingkungannya, khususnya dari orangtua yang paling mempengaruhi karakter anak. Jika orangtua punya
sifat pelit, maka anak pun akan punya sifat pelit juga.
Anak
adalah cermin dari orangtuanya, anak bakal meniru karakter-karakter
yang terdapat pada kedua orangtuanya.
Ajaklah anak mengobrol, lakukan obrolan yang mampu merangsang ‘rasa untuk
berbagi’ di dalam diri anak. Misalnya:
“Kue ini kayaknya lezat, bisa Bunda minta sebagian?” Obrolan semacam itu dapat merangsang rasa berbaginya.
3. Komunikasi Intens
Lebih baik ketika anak menolak berbagi, coba tanya kenapa dia menolak. Sering-sering lakukan komunikasi yang mendalam dengan anak.
Ketika anak berselisih meributkan sesuatu, maka segera ambil tindakan agar jangan sampai situasi memburuk. Kedua belah pihak bakal memaparkan insiden menurut versi sendiri-sendiri. Anda hanya perlu memberikan respon yang membuat anak yakin bahwa Anda memahami perasaannya.
Agar anak mau berbagi maka kembangkan rasa empatinya. Agar empati anak tumbuh maka orangtua harus memahami perasaan anak. Anak-anak yang perasaannya dipahami dan dihargai oleh orangtuanya biasanya mengembangkan EQ (kecerdasan emosional) dan rasa empati yang tinggi.
Dengan begitu, memahami perasaan anak adalah bagian dari proses mengedukasi anak supaya dapat berbagi.
4. Beri Pujian
Pastikan orangtua untuk memberikan apresiasi atau
pujian saat anak mau berbagi sesuatu, sehingga anak bakal termotivasi untuk
melakukannya lagi. Selain itu, anak bakal menyadari bahwa orangtuanya suka
jika dia mau berbagi.
Kalau bisa, usahakan anak memiliki teman-teman yang suka berbagi juga. Seperti
dijelaskan sebelumnya bahwa anak mencontoh lingkungannya.
5. Jangan Memaksa Anak
Mendorong anak supaya berbagi memang bagus, namun hindari yang namanya tindakan pemaksaan
yang menyebabkan anak tertekan.
Orangtua tetap perlu menghargai kemauan anak, jadi
ketika anak menolak melepaskan barang miliknya maka jangan paksa anak
untuk melakukannya. Hal itu karena akan membuat anak trauma.
Rasa trauma akan memicu anak jadi defensif, sehingga anak cenderung
mengembangkan sifat pelit dalam dirinya. Jadi jangan memaksa anak.
Biasanya setelah rasa empati anak semakin
berkembang, anak bisa berlapang dada mau meminjamkan mainan atau barang
miliknya.
6. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung
Cara mengatasi anak yang tidak mau berbagi yaitu kondisikan anak di lingkungan yang senang berbagi. Usahakan anak berada di lingkungan positif.
Nah, jika anak dikelilingi orang-orang yang suka berbagi maka anak pun cenderung punya sifat seperti itu juga. Sehingga anak lebih terhindar dari sifat pelit.
Lalu buat kondisi yang mendukung. Misalnya, ketika anak berkumpul bersama teman-temannya, orangtua bisa membawa
sejumlah mainan, ajaklah anak-anak lain untuk ikut bermain.
Manfaat bermain
bareng-bareng penting untuk proses tumbuh-kembang anak yang optimal. Bermain bersama mendorong anak untuk berinteraksi dengan anak-anak seusianya,
hal ini mengasah keterampilan sosial anak.
Lambat-laun sikap berbagi akan muncul seiring interaksi dalam bermain
bersama. Perhatikan karakter teman anak Anda, usahakan pilihkan anak teman
yang punya sifat dermawan.
Sesekali ikut serta ketika anak bermain bersama
teman-temannya, hal itu karena anak biasanya bersikap lebih baik saat ada
orang dewasa yang mendampingi.
Selain itu, orang dewasa bisa mendorong anak-anak untuk saling bertukar mainan diantara sesama mereka, dengan begitu sikap berbagi akan tumbuh.
7. Orangtua Harus Aktif
Orangtua harus aktif dan menyediakan quality time yang cukup bersama anak. Manfaatkan momen kebersamaan untuk mengedukasi anak tentang berbagi.
Misalnya, ketika Si Kecil bersenang-senang dengan mainannya, coba tanya: “Boleh ikut main?” Jika dia mengiyakan, ikut main bersama.
Lalu cobalah bertanya, “Boleh pinjam ini?” Disinilah rasa berbagi-nya mulai dirangsang.
Contoh seperti ini mengajarkan kepada anak bahwasanya main bersama dan berbagi itu mengasyikkan. Akan tetapi jika anak menolak, tidak perlu memaksanya, cobalah lain kali.
8. Berikan kesan positif pada kegiatan berbagi terhadap sesama. Buat kesan
dalam diri anak bahwasanya berbagi dengan teman-teman itu hal yang sangat
mengasyikkan.
9. Bilang ke anak bahwa jika dia berbagi akan membuat teman-temannya bahagia.
10. Secara rutin ucapkan: “Bunda bahagia jika kamu mau berbagi mainan”.
Ketika anak main dengan temannya, sediakan mainan yang agak banyak.
Misalnya kegiatan menggambar maka sediakan banyak krayon, sehingga anak jadi lebih mudah untuk berbagi.
11. Saat mengajak anak jalan-jalan ke taman bermain umum. Katakan pada anak
bahwa dia perlu bergantian dengan anak-anak lain untuk memainkan suatu
permainan.
12. Disarankan mengadakan program berbagi, misalnya mengajak anak berkunjung ke panti
asuhan lalu berbagi terhadap anak-anak yang kurang beruntung. Anak bisa diajak
untuk membagikan makanan dan minuman, misalnya susu kotak dll.
Penutup: Biarkan anak menentukan sendiri bagaimana ia harus berbagi, beri juga kesempatan pada anak untuk tidak berbagi. Hal itu karena anak tidak harus selalu berbagi.
Baca Juga: