Cara Memberi Tahu Anak Tentang Keuangan Keluarga yang Terpuruk

Orangtua dan Anak
Photo credit: churchofjesuschrist.org

Tidak ada jaminan bahwa finansial keluarga akan selalu baik, persoalan finansial tetap menjadi topik terbesar dimana-mana. Orangtua punya peran untuk mengedukasi anak mengenai keadaan finansial keluarga sehingga anak bisa memahami keadaan sebenarnya.

Sebagian orang tidak menyarankan mengenai edukasi anak pada keadaan finansial, tapi apabila anak enggak diedukasi maka anak jadinya tidak paham kesulitan yang tengah dialami orangtua.

Yang pada akhirnya, jangan berharap anak dapat memaklumi situasi keuangan keluarga yang terburuk, boro-boro hal itu terwujud karena anak dari awal enggak dikasih tahu.

Cara Memberi Tahu Anak Tentang Keuangan Keluarga yang Terpuruk


Hendaknya ucapkan ada adanya mengenai masalah keuangan yang tengah dihadapi, hanya saja hindari menginformasikan hal tak perlu. Ucapkan yang anak butuh ketahui saja.

Misalnya, jangan mengatakan sesuatu yang membebani hati dan pikiran anak, seperti memberitahu anak tentang kekhawatiran Ayah dan Bunda mengenai keuangan yang semakin menipis, sebab justru membuat anak takut dan berdampak buruk terhadap psikis anak. 

Cukup dengan mengatakan, misalnya bahwa Ayah dan Bunda saat ini sedang tidak punya uang, dengan begitu anak akan paham dan anak tidak lagi meminta yang aneh-aneh dan mahal.

Juga orangtua harusnya segera mengedukasi atau membimbing anak agar jangan menghambur-hamburkan uang pada sesuatu yang tak penting, bilang juga "kita perlu hidup hemat".

Selalu ingatkan anak supaya tak membeli sesuatu yang kurang diperlukan atau tidak penting.

Dengan jujur mengatakan apa adanya saat finansial keluarga jatuh, maka anak menjadi tahu dan biasanya bakal memahami kesulitan yang dihadapi orangtuanya.

Cara penyampaian yang tepat juga sangat penting untuk menjadikan anak memahami kondisi sebenarnya, dan nantinya anak bakal memaklumi.


Jika keadaan sangat terpuruk sehingga uang jajan anak sampai dipotong, maka orangtua harus mengadakan komunikasi sebelumnya, jangan sampai secara mendadak dan sepihak memutuskan memotong uang jajan anak.

Obrolkan persoalan ini misalnya ketika asyik berkumpul atau bersantai. Tapi mula-mula lihat dulu mood anak, apabila dia sedang galau atau punya beban pikiran maka tunda pembahasan ini karena topiknya lumayan berat. 

Berikan gambaran jika anak belum paham, contohnya bilang bahwa gaji Ayah dipotong sehingga uang yang Ayah peroleh berkurang, karena itu kita gak bisa beli pakaian baru atau mobil-mobilan favoritmu.

Dengan memberikan gambaran semacam itu, sehingga anak mampu membayangkan keadaan yang sedang berlangsung.

Ketika anak berkata ingin punya mobil-mobilan itu, beritahu dia lagi  “Kan Ayah kemarin ngomong, uang Ayah sedikit, jika uang Ayah banyak nanti kamu akan mendapatkan mobil favoritmu itu.

Pastinya anak bakal merasa kecewa (apalagi jika dia tipe anak yang gak sabaran), sehingga sampaikan ucapan itu pelan-pelan dan hindari nada tinggi karena justru bakal memicu kemarahan anak.

Walaupun problem finansial bikin orangtua stres dan kesal, usahakan tidak menumpahkan kekesalan yang sedang dialami kepada anak.

Anak tak seharusnya terkena semprotan kekesalan  karena akan membuat anak trauma. Orangtua tetap harus bisa mengontrol diri dan emosi saat kondisi finansial terpuruk.

Dan sebaliknya, orangtua juga jangan menutup-nutupi kondisi dari anak. Apabila keadaan finansial sedang jeblok, jelaskan apa adanya kepada anak (tapi sebatas hal yang perlu diketahui anak).

Kesalahan banyak orangtua yakni bersandiwara seakan-akan keadaan finansial baik-baik saja (padahal sedang terpuruk), alhasil selalu mengabulkan keinginan anak. Alih-alih mau menyenangkan anak tapi malah jadi berutang ke bank, maka akibatnya justru keadaan semakin terpuruk.

Edukasi Anak Hidup Hemat


Kehidupan di dunia ini tidaklah selalu mulus. Seperti dikatakan banyak orang, bahwa terkadang seseorang berada diatas dan terkadang di bawah.

Dengan begitu, agar menghindari kebinasaan dalam hidup maka sangat penting mempunyai 'skill' berhemat, termasuk edukasi anak sejak dini cara mengatur uang. Sebagai orangtua yang cerdas, justru jangan turuti semua permintaan anak.

Orangtua yang selalu menuruti permintaan anak berarti dia telah membunuh anaknya sendiri pelan-pelan. Yang harus dilakukan orangtua yakni mengedukasi anak tentang membeli apa yang dibutuhkan, bukan diinginkan.


Berikan Anak Ruang Berbicara


Anak-anak perlu mendapatkan ruang berbicara dan berpendapat yang cukup di dalam keluarga. Untuk meningkatkan rasa percaya diri, anak hendaknya juga diperbolehkan untuk terlibat dalam pembicaraan mengenai mengatur keuangan keluarga, tapi ini bukan berarti memberikan beban finansial kepada anak, melainkan ini untuk proses tumbuh kembangnya.

Orangtua bisa mengajarkan dan membantu anak mengatur anggaran untuk dirinya sendiri. Misalnya saat jalan-jalan ke Pantai Ancol, orangtua bisa memberikan anggaran pada anak, yaitu orangtua memberikan uang kepada anak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri selama berada di Pantai Ancol.

Jika anak menghabiskan uang lebih sedikit daripada yang diberikan, maka perbolehkan anak untuk menyimpannya sendiri, dengan begitu anak akan mulai belajar menabung.

Saat di rumah ajaklah anak berdiskusi mengenai anggaran, mengumpulkan ide-ide untuk mengatur anggaran dapat menjadi kegiatan menyenangkan orangtua bersama anak. Hal ini selain mengedukasi anak, juga bermanfaat untuk meningkatkan hubungan emosional orangtua-anak.

Saat anak meminta dibelikan sepatu bermerek yang harganya mahal, sementara kondisi finansial tidak mendukung (uang tidak cukup), anak perlu diajarkan untuk memilih.

Bilang ke anak bahwa jika ia menginginkan sepatu tersebut, maka ia harus menabung untuk menambahkan sisa uang yang dibutuhkan.

Jadi jangan melarang anak untuk membeli sepatu impiannya tersebut, melainkan orangtua memberikan masukan bahwa anak harus bisa mengumpulkan uang (menabung) untuk mendapatkannya. Ciptakan ruang dengar pendapat di dalam keluarga, berikan anak ruang untuk berbicara dan berpendapat.

Setiap anggota keluarga diperbolehkan untuk mencurahkan ide dan berkontribusi dalam cara menghemat uang di keluarga.

Hal yang bagus mengenalkan fungsi uang kepada anak sejak dini, tapi ini bukan berarti memberikan anak banyak uang karena berdampak buruk terhadap perkembangan psikologisnya.




Baca Juga:

No comments: