Tidak ada jaminan bahwa finansial keluarga akan selalu baik, keuangan masih
terus jadi masalah utama dimana-mana. Orangtua punya peran untuk memberi tahu
anak tentang kondisi keuangan keluarga sehingga anak bisa memahami keadaan
sebenarnya.
Sebagian orang tidak menyarankan memberi tahu anak tentang kondisi finansial
keluarga, tapi jika tidak diberi tahu maka anak tidak akan pernah memahami
kesulitan yang sedang menimpa keluarga, yang pada akhirnya anak tidak
menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini.
Hendaknya berkata jujur tentang kondisi finansial keluarga kepada anak, tapi
jangan memberi tahu anak lebih banyak dari yang anak butuh ketahui. Termasuk
jangan memberitahu anak tentang kekhawatiran Ayah dan Bunda tentang kondisi
ekonomi keluarga, hal ini justru membuat anak takut.
Cukup dengan mengatakan, misalnya bahwa Ayah dan Bunda saat ini sedang tidak
punya uang, dengan begitu anak akan paham dan anak tidak lagi meminta yang
aneh-aneh atau barang-barang yang harganya mahal. Juga orangtua bisa
menjelaskan bahwa keluarga harus berhemat, dan tidak membeli barang yang
kurang dibutuhkan atau tidak penting.
Dengan memberi tahu kondisi yang sedang terjadi, maka anak akan lebih mudah
mengerti. Cara penyampaian yang tepat juga sangat penting untuk menjadikan
anak memahami kondisi sebenarnya.
Jika uang jajan anak sampai dipotong karena krisis finansial keluarga, maka
orangtua harus meluangkan waktu berbicara dengan anak tentang kondisi keuangan
keluarga, obrolkan persoalan ini misalnya saat makan malam bersama atau saat
asyik berkumpul bersama di ruang keluarga. Tapi sebelumnya perhatikan mood
anak, jika anak sedang punya masalah (misalnya masalah di sekolah) maka tunda
pembicaraan terkait finansial.
Berikan gambaran jika anak belum paham, misalnya katakan gaji Ayah dipotong
sehingga uang yang Ayah terima jadi lebih sedikit, karena itu adek belum bisa
beli mainan baru atau pakaian baru. Dengan memberikan gambaran sehingga anak
bisa memahami apa yang sedang terjadi. Saat anak merengek minta dibelikan
mainan, ingatkan dia kembali
“Kan Ayah sudah bilang, gaji Ayah cuma sedikit, kalau uang Ayah banyak
lagi, kita pergi beli mainan”
Sampaikan kepada anak dengan baik-baik, walaupun kondisi krisis finansial
membuat Anda terguncang tapi jangan melampiaskan ke anak. Anak tidak tahu
apa-apa, mencari uang adalah tugas orangtua. Jangan menyampaikan kondisi
keuangan kepada anak dalam keadaan marah karena akan membuat anak trauma.
Dan sebaliknya, Anda juga jangan menutup-nutupi kondisi dari anak. Jika memang
kondisi keuangan sedang terpuruk maka ceritakan sejujurnya pada anak. Anda
tidak perlu berpura-pura menjadi orangtua baik yang selalu mengabulkan
keinginan anak agar hatinya senang. Alih-alih ingin menyenangkan anak tapi
malah jadi berutang ke bank, maka bukannya membaik justru kondisi finansial
semakin terpuruk.
Mengajarkan Anak Hidup Hemat
Kehidupan di dunia ini tidaklah selalu mulus. Seperti dikatakan banyak orang,
bahwa terkadang seseorang berada diatas dan terkadang di bawah. Dengan begitu,
apapun kondisinya selalu terapkan pola hidup hemat, dan edukasi anak sejak
dini cara mengatur uang. Sebagai orangtua yang baik, justru jangan turuti
semua permintaan anak.
Orangtua yang selalu menuruti permintaan anak berarti dia telah membunuh
anaknya sendiri pelan-pelan. Yang harus dilakukan orangtua adalah mengedukasi
anak tentang membeli apa yang dibutuhkan, bukan diinginkan.
Berikan Anak Ruang Berbicara
Anak-anak perlu mendapatkan ruang berbicara dan berpendapat yang cukup di
dalam keluarga. Untuk meningkatkan percaya dirinya, anak hendaknya juga
diperbolehkan untuk terlibat dalam pembicaraan mengenai keuangan keluarga,
tapi ini bukan berarti memberikan beban finansial kepada anak, melainkan ini
untuk proses tumbuh kembangnya.
Orangtua bisa mengajarkan dan membantu anak mengatur anggaran untuk dirinya
sendiri. Misalnya saat jalan-jalan ke Pantai Ancol, orangtua bisa memberikan
anggaran pada anak, yaitu orangtua memberikan uang kepada anak untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri selama berada di Pantai Ancol. Jika anak menghabiskan
uang lebih sedikit daripada yang diberikan, maka perbolehkan anak untuk
menyimpannya sendiri, dengan begitu anak akan mulai belajar menabung.
Saat di rumah ajaklah anak berdiskusi mengenai anggaran, mengumpulkan ide-ide
untuk mengatur anggaran dapat menjadi kegiatan menyenangkan orangtua bersama
anak. Hal ini selain mengedukasi anak, juga bermanfaat untuk meningkatkan
hubungan emosional (batin) antara orangtua dan anak.
Saat anak meminta dibelikan sepatu bermerek yang harganya mahal, sementara
kondisi finansial tidak mendukung (uang tidak cukup), anak perlu diajarkan
untuk memilih. Bilang ke anak bahwa jika ia menginginkan sepatu tersebut, maka
ia harus menabung untuk menambahkan sisa uang yang dibutuhkan.
Jadi jangan melarang anak untuk membeli sepatu impiannya tersebut, melainkan
orangtua memberikan masukan bahwa anak harus bisa mengumpulkan uang (menabung)
untuk mendapatkannya. Ciptakan ruang dengar pendapat di dalam keluarga,
berikan anak ruang untuk berbicara dan berpendapat.
Setiap anggota keluarga diperbolehkan untuk mencurahkan ide dan berkontribusi
dalam cara menghemat uang di keluarga. Hal yang bagus mengenalkan fungsi uang
kepada anak sejak dini, tapi ini bukan berarti memberikan anak banyak uang
karena berdampak buruk terhadap perkembangan psikologisnya.
Baca Juga: