9 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)

Seorang Lelaki Bekerja di Kantor

Kecerdasan emosional (EQ) menjadi hal yang vital karena mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam karir dan kehidupan sosial.

Manajemen emosi sangat diperlukan agar bisa berpikir jernih. Banyak orang yang sukses hanya memiliki kecerdasan rata-rata, namun mereka memiliki kecerdasan emosional yang baik.

Ada juga orang yang sangat pintar tapi karirnya tidak berkembang. EQ yang rendah dapat menghambat karir seseorang.

Seseorang bekerja di kantor dengan kinerja rata-rata (biasa saja) tapi mendapatkan peningkatan posisi di kantor karena punya kecerdasan emosional yang baik. Si Boss memilih-nya karena ia orang yang pandai mengatur emosi dan sikapnya tenang.

Ciri-Ciri Orang EQ Tinggi

  • Tidak gampang tersinggung.
  • Bisa menjadi pendengar yang baik.
  • Gampang akrab pada orang lain.
  • Mudah memahami kondisi orang lain.
  • Bisa berempati terhadap kondisi orang lain.
  • Bisa memotivasi diri sendiri.
  • Tidak terburu-buru dan tidak ceroboh.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional


1. Buang Pikiran Negatif

Jangan terburu-buru berprasangka buruk terhadap orang lain, karena bisa saja Anda menuduh orang lain tanpa dasar yang jelas, jika salah menuduh akhirnya malu sendiri jadinya.

Perlu usaha untuk menghilangkan sifat suka berprasangka buruk, dimana itu butuh waktu dan pembiasaan hingga Anda akhirnya menjadi orang yang berpikiran positif.

Saat Anda berlatih untuk membuang segala pikiran negatif, maka saat itu juga kecerdasan emosional Anda sedang meningkat.


2. Pikir Konsekuensi dari Setiap Perkataan

Cara meningkatkan EQ yaitu latih diri untuk terbiasa memikirkan konsekuensi dari setiap perkataan yang diucapkan, pikirkan akibatnya sebelum Anda mulai mengatakannya.

Membiasakan hal ini dapat meningkatkan kecerdasan emosional. Lebih baik sedikit berbicara daripada sering keceplosan mengatakan sesuatu yang harusnya tidak dikatakan.

Dengan terbiasa memikirkan dahulu apa yang dikatakan berarti Anda sedang melatih diri untuk tidak gegabah. Orang-orang dengan EQ tinggi sangat jauh dari sifat gegabah.

Selain itu terlalu sering mengatakan hal-hal bodoh dan kata-kata kotor dapat menurunkan kecerdasan emosional. Dan sebaliknya, membiasakan diri untuk mengatakan hal-hal yang berkualitas dan berfaedah dapat meningkatkan EQ.

3. Latihan Menahan Diri

Sebagai contoh, orang yang ber-IQ tinggi tidak sabar terhadap orang yang lambat berpikir. Akibat tidak sabar dia pun memperlihatkan gesture agresif yang membuat lawan bicara tidak nyaman. Dampaknya orang-orang tidak lagi mau mengobrol dengan manusia ber-IQ tinggi tersebut.

Itu contoh orang dengan IQ tinggi tapi rendah secara EQ. Kepintaran (IQ tinggi) terkadang dapat memberikan dampak buruk seperti itu. Banyak orang dengan IQ hebat punya masalah dalam kehidupan sosial, yaitu sulit untuk mendapatkan teman.

Inilah bukti EQ itu penting. Orang ber-EQ tinggi biasanya pandai memahami situasi lawan bicara, bisa menahan jiwanya dari tindakan tak perlu, serta pandai menjaga situasi yang nyaman, maka banyak orang yang senang padanya.


4. Batasi Waktu Menggunakan Gadget

Terlalu lama bermain game atau melihat layar gadget ternyata dapat menurunkan kemampuan memahami emosi, dampaknya akan menurunkan kecerdasan emosional.

Bahkan seringkali perangkat elektronik seperti itu menjadi penyebab rusaknya kehidupan sosial seseorang, misalnya dapat menurunkan hubungan antar anggota keluarga.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa anak-anak atau remaja yang rutin mengikuti kamping dari acara sekolahnya (sehingga mereka jarang menggunakan gadget) punya keterampilan menonjol untuk membaca kondisi orang lain, dibandingkan anak-anak yang tak ikut kamping.

Tak menggunakan gadget selama lima hari secara efektif dapat meningkatkan kemampuan memahami atau membaca emosi orang lain.

Kecakapan untuk membaca emosi menjadi faktor penting dari kecerdasan emosional. Oleh karena itu, mengurangi penggunaan gadget bermanfaat untuk meningkatkan EQ.

Sebagai saran, jangan mengeluarkan smartphone saat Anda berbicara dengan orang lain, serta miliki waktu tertentu tanpa perangkat digital (buat jadwalnya). Dengan begitu Anda menetapkan batas sehat dalam penggunaan teknologi.

5. Jangan Baperan

Cara meningkatkan kecerdasan emosional yaitu jangan mudah tersinggung. Jika orang lain mengomentari atau memberikan kritik yang sebenarnya tidak Anda minta, apalagi isi kritiknya kurang nyaman untuk didengar dan memberatkan hati.

Latihlah diri Anda untuk tidak mudah tersinggung dan berusaha untuk tidak merespon negatif. Kritikan memang tidak mudah untuk diterima, tapi jangan biarkan perasaan negatif bercokol di dalam hati Anda. Buang jauh-jauh perasaan itu.

Jika Anda merasa kurang suka dengan masukan dari orang lain, katakan saja “terima kasih” dan jangan ngamuk-ngamuk ke orang tersebut. Latih diri agar terbiasa seperti ini.

6. Pahami Lingkungan Sosial

Perlu berusaha memahami lingkungan sosial di sekitar, hal ini dapat meningkatkan kecerdasan emosional. Anda juga perlu melatih diri untuk bisa menyesuaikan diri dengan kondisi sosial di masyarakat, serta mengerti dan memaklumi nilai-nilai dan kebiasaan yang terdapat di masyarakat.


7. Belajar Jadi Pendengar yang Santun

Cara meningkatkan EQ yaitu latih diri untuk bisa menjadi pendengar yang baik. Seringkali kita tidak sabaran mendengarkan cerita atau curhatan orang lain.

Cobalah melatih jiwa supaya bisa sabar mendengarkan cerita atau ucapan pihak lain, hal ini dapat meningkatkan EQ Anda.

8. Cari Lingkungan Pergaulan yang Positif

Prioritaskan agar memilih teman yang punya kecerdasan emosional tinggi karena seseorang itu secara perlahan akan mencontoh perangai teman-temannya.

Saat bersama mereka, secara sadar atau tak sadar Anda sedang mempelajari karakter, kontrol diri dan EQ dari teman Anda. Juga, hindari perkumpulan yang isinya manusia hobi ghibah (hobi membicarakan kejelekan orang lain).

9. Tips Lainnya Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional
  • Jadilah pribadi yang mau berlapang dada saat diberikan masukan. Selain itu MENGHARGAI pandangan atau gagasan pihak lain.
  • BERUSAHA agar meredam pikiran negatif yang muncul, dan berusaha mengarahkan pikiran ke sesuatu yang lebih positif.
  • Mulailah untuk mau memahami perasaan orang lain.
  • Melatih sikap untuk bisa selalu pada kondisi tenang, di kondisi berat sekalipun.
  • Melatih diri agar tetap mampu berkomunikasi secara jernih, walaupun perasaan sedang tidak stabil.
  • Bangun pengendalian diri. Latihan agar mampu bertindak secara tepat dalam berbagai situasi.
  • Melatih jiwa supaya punya sifat TIDAK MUDAH MENYERAH, berupaya bertahan dan bangkit pada situasi yang sulit. Melatih hal tersebut bertujuan memperkuat mental, yang pada akhirnya dapat mengasah EQ.

Penutup

Kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi tidak dikuasai tiba-tiba, tapi itu adalah hasil pembentukan jangka panjang dari didikan orang tua, pembelajaran di sekolah dan lingkungan.

Seorang anak yang sejak kecil mendapatkan pengasuhan dan pendidikan yang tepat umumnya memiliki EQ tinggi. Tinggi-rendahnya EQ sangat bergantung dari seberapa baik masa kanak-kanak yang dijalani. 

Kualitas pendidikan, perhatian dan kasih sayang yang diberikan orangtua sangat mempengaruhi tingkat EQ seseorang.

Anak-anak dari keluarga yang teredukasi (orangtuanya berpendidikan tinggi serta ekonomi mapan) memiliki kecerdasan emosional lebih baik, dibandingkan anak-anak yang lahir dari orangtua minim edukasi dan ekonomi sulit.

Baiknya EQ seseorang sangat dipengaruhi oleh masa kecilnya, dipengaruhi dari seberapa cakap orangtuanya dalam mendidik dan merawat dirinya.

Tapi tidak ada kata terlambat untuk meningkatkan EQ, orang dewasa tetap bisa mengasah EQ-nya. Sebagian memang beruntung diasuh oleh orangtua yang hebat, tapi EQ masih dapat ditingkatkan ketika dewasa, asalkan di dalam jiwa terdapat keinginan kuat buat melatih diri.

Agar melatih EQ, maka belajarlah buat memanajemen stres, perasaan dan amarah. Latih diri untuk tetap tenang saat situasi sulit atau saat ada kejadian yang memancing kemarahan.

Biasakan diri agar tetap tenang dan jaga pikiran tetap jernih walau sedang emosi. Melatihnya perlu waktu panjang karena proses pembiasaan diri bukanlah hal mudah dan instan.

Apalagi pada mereka yang punya sifat temprament, perlu usaha lebih keras untuk memperbaiki diri.

Keterampilan mengelola perasaan perlu dilatih, guna mencegah Anda dari sifat mudah marah. Jika pada kondisi berat sehingga rasa marah memuncak, cobalah lakukan sesuatu yang dapat meredakan amarah.

Misalnya membasuh wajah dengan air segar, mencari angin di luar, dll. Pokoknya manfaatkan segala hal yang membantu Anda dalam pengelolaan perasaan dan emosi.




Baca Juga: