Montessori, Metode Pembelajaran Solutif & Asyik Bagi Anak

Sekolah Montessori

Metode ini awalnya diprakarsai seorang dokter sekaligus ahli pendidikan dari Italia yakni Maria Montessori. Metode ini telah teruji berhasil di banyak negara.

Maria Montessori disepanjang hidupnya berusaha membangun suatu skema yang terbaik buat pendidikan anak-anak. Menitikberatkan untuk memaksimalkan potensi anak di sektor-sektor kehidupan.

Pendidikan usia dini dari metode montessori menekankan beberapa point utama:
  1. Pentingnya memupuk rasa ingin tahu anak, supaya anak enggak pasif.
  2. Memotivasi anak agar berani bertindak (bereksplorasi).
  3. Menanamkan rasa kemauan yang besar, supaya terus menggali ilmu.
  4. Membangkitkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan di dalam diri.
  5. Keseimbangan pengajaran akademik dan sosial. Itu artinya guru tidak hanya mengajarkan sesuatu bersifat akademik, pelajaran yang bersifat sosial juga harus memiliki porsi yang cukup.
  6. Ilmu dan keterampilan yang dipelajari anak di sekolah bisa diterapkan dalam dunia nyata, sehingga bentuk pembelajaran mementingkan adanya korelasi antara isi pelajaran dengan keseharian.

Adapun hal-hal prioritas yang ditekankan pada metode montessori yakni:
  1. Keterampilan berbahasa, misalnya melatih percakapan anak, mendorong anak bercerita di depan kelompok, melakukan presentasi, demonstrasi maupun pertunjukan di depan, dll. Hanya saja, disebabkan kesanggupan masing-masing anak berbeda, maka setiap anak hanya diminta melakukan sesuatu berdasarkan kapasitas kemampuannya.
  2. Konsep matematika, tapi fokusnya bukan menghafal rumus-rumus.
  3. Kecakapan sosial, misalnya edukasi anak supaya bisa mengantri, memberikan respon yang bagus, mengajarkan budi pekerti, akhlak, moralitas dll.
  4. Kemandirian, misalnya anak umur TK seharusnya sudah mulai diajarkan cara memakai sepatu, pakaian dan semacamnya. Lalu diajarkan cara makan, memegang sendok dll.

Metode montessori juga menekankan untuk pengembangan kemampuan indra sensorik, jika anak Anda sangat hobi untuk mengacak-ngacak seisi rumah, itu karena si anak lagi dalam periode perkembangan indra sensorik.

Optimalkan pertumbuhan indra sensorik anak melalui aktivitas yang bisa menstimulasi indra sensoriknya. Contohnya bermain pasir, minta anak memasukan butiran-butiran pasir ke dalam botol, kegiatan seperti ini bermanfaat menstimulasi kemampuan motorik halusnya.

Juga ajarkan anak gerakan olahraga, atau mengajak anak main sepak bola dll, ini bermanfaat buat menstimulasi motorik kasarnya.

Dr. Montessori menemukan pola pendidikan ini melalui bukti riset yang dilakukannya. Risetnya mengenai proses pertumbuhan intelektual anak. Dibantu ahli lainnya, dia awalnya mengadakan riset mengenai anak-anak yang kurang dalam hal fisik atau mental. Kemudian ia terus mengembangkannya dengan mulai meneliti (mengenai pendidikan) kepada anak yang memiliki intelektual normal.

Pada perjalannya, dia dan timnya mencermati interaksi anak pada materi yang dikembangkannya, setelah itu dia terus memperbaiki dan menciptakan formula baru. Awal perhatiannya yaitu pada kanak-kanak, lalu dia membangun pola pembelajaran yang disesuaikan buat anak usia SD.

Sebelum wafat, sebenarnya Montessori telah membuat pondasi dan pandangan metodenya buat sekolah tingkat menengah dan tinggi.

Selama hidupnya ia berfokus untuk meneliti proses perkembangan anak, dirinya meyakini bahwa semua anak dilahirkan dengan potensi luar biasa, potensi ini bisa berkembang dengan baiknya pola asuh dan pendidikan yang diberikan orangtua, guru dan lingkungannya. Khususnya pada masa awal kanak-kanak perlu diberikan stimulasi secara optimal, tepat dan penuh perhatian.

Beberapa pemikiran Dr. Montessori yaitu:
  1. Montessori sangat mendukung pemberian ASI, selain memberikan gizi yang tinggi juga bermanfaat buat bonding antara Ibu dan anaknya.
  2. Orangtua wajib mengembangkan rasa empati anak, supaya anak tumbuh sebagai sosok yang menghargai pihak lain.
  3. Orangtua seharusnya menghargai perasaan anak, termasuk mau mendengarkan opini anak.
  4. Penting membuat rumah yang ramah dan aman bagi anak, termasuk membuat anak nyaman pada ukuran barang dan fasilitas di rumah.


Mulai Digandrungi Masyarakat Indonesia

Reputasi sekolah montessori semakin populer, para orangtua semakin banyak yang melirik sistem montessori buat perkembangan anak-anaknya.

Para orangtua yang tertarik, melihat konsep montessori sangat bagus untuk perkembangan anak karena efektif meningkatkan kemandirian dan rasa tanggung jawab anak, serta menekankan pentingnya saling menghargai dan menyayangi.

Selain itu, konsep ini memfokuskan agar di sekolah seharusnya murid merasa bahagia dan antusias pada proses pembelajaran, aktif untuk melakukan eksplorasi, mengasah ketajaman daya pikir dan nalar, serta memberikan pemahaman kepada anak tentang pentingnya ilmu pengetahuan.

Banyak orangtua yang senang pada sistem pembelajaran ini, sebab melihat anak-anak mereka begitu bersemangat buat belajar ke sekolah. Mereka mengatakan bahwa anaknya tampak lebih percaya diri, aktif dan produktif.

Pembelajaran juga memacu siswa agar mampu melahirkan opsi kreatif pada proses pengajaran, dan guru memiliki peran penting buat mengarahkan. Proses pengajaran memberikan kesempatan yang luas bagi siswa buat mengeksplorasi dirinya.

Lebih lanjut, di sebuah kelas terdapat anak dengan umur bermacam-macam, jadi di dalam kelompok terdapat anak yang usianya lebih tua dan muda beberapa tahun. Tujuannya supaya anak yang lebih muda akan mendapatkan banyak pelajaran dari berkomunikasi dan bergaul pada anak yang lebih tua.

Adapun anak yang usianya lebih tua berkesempatan besar buat melatih keterampilannya untuk membimbing anak yang lebih muda.

Bentuk pembelajaran berupaya memberikan pemahaman tentang hal abstrak dan konkret. Contoh sederhananya, seorang pengajar mau memahamkan bukti nyata mengapa 'empat' bernilai lebih besar dari 'dua'.

Apa yang dilakukan sang pengajar? Dia menaruh empat pensil di tangan anak, lalu dua pensil di tangan satunya, lalu pengajar membimbing anak agar bisa merasakan mana yang lebih berat.

Dengan mempraktekan seperti ini, anak bisa merasakan secara langsung kenapa 'empat' lebih besar dari 'dua'. Anak merasakannya dengan nyata.


Biaya Sekolah Berkonsep Montessori

Bagi standar Indonesia, budget yang harus disediakan untuk memasukan anak ke sekolah dengan konsep montessori terasa lebih mahal daripada sekolah biasa. Bahkan dapat menghabiskan budget hingga mencapai puluhan juta rupiah per tahun.

Mahalnya harganya ini karena model pembelajarannya yang harus disertai alat peraga serta tingginya standar kualitas guru yang dibutuhkan. Buat menjalankan model pembelajaran seperti ini membutuhkan tenaga pengajar yang bersetifikasi.

Fakta yang menakjubkan bahwa di USA terdapat sekitar 1000 sekolah negeri yang mengadopsi sistem montessori. Dimana bentuk pembelajaran montessori sudah cukup populer di kalangan para orangtua di negeri Paman Sam.

Ciri khas sekolah Montessori:
  1. Punya perhatian sangat besar untuk membangun sifat mandiri siswa.
  2. Pembelajaran menitikberatkan untuk mengasah intelektual, EQ, aspek sosial, kognitif dan kesehatan jasmani.
  3. Mendorong siswa agar secara maksimal bereksplorasi.
  4. Memandang setiap anak itu unik, dengan kelebihannya masing-masing.
  5. Memberikan siswa kesempatan seluas-luasnya untuk berkreativitas (tapi dengan sewajarnya).
  6. Pada sebuah kelas, terdiri dari siswa dengan umur bermacam-macam.
  7. Guru tidak banyak memberi instruksi kaku, anak dibiarkan buat berkreativitas.
  8. Menanamkan sejak dini tentang urgensi kebersihan dan menjaga alam.
  9. Menyediakan materi pembelajaran berdasarkan tahap perkembangan siswa.
  10. Fasilitas di sekolah didesain dengan sebaik mungkin agar ramah anak.


Tingkatan Sekolah Montessori

Metode Montessori terdiri atas tingkatan kelas Toddler, Primary, Elementary dan Adolescence. Berikut penjelasannya:

Toddler
Toddler ditujukan buat anak berusia sekitar tiga tahun, lingkungan belajar sangat ditekankan untuk aman, nyaman dan menarik untuk anak, serta didesain sebagai tempat pengasuhan anak.

Guru akan berfokus untuk mengembangkan kepercayaan diri anak, menstimulasi motorik kasar dan halus, serta mengembangkan keterampilan berbicara.

Primary
Tingkatan Primary ditujukan buat anak berumur 3-6 tahun, anak bakal dilatih tentang penguasaan diri dan juga kecerdasan emosionalnya.

Juga mengedukasi tentang beberapa sikap sederhana yang berlaku di masyarakat, mengajarkan matematika, mengembangkan pemahaman literasi, mendorong anak untuk bereksplorasi dan berkretivitas.

Elementary
Tingkatan Elementary ditujukan untuk anak-anak berusia 6-12 tahun, tapi bisa dibagi menjadi 2 yaitu nkelompok umur 6-9 tahun dan kelompok umur 9-12 tahun.

Hal yang ditekankan yakni eksplorasi minat dan bakat siswa, mendorong kreativitas, menumbuhkan kepercayaan diri dan mengasah intelektual.

Adolescene
Tingkatan Adolescence ditujukan buat remaja berusia 12-15 tahun. Pada tingkatan ini, siswa mulai dipacu buat mengerjakan sesuatu yang besar.

Misalnya, melakukan study dengan sebuah peternakan, dimana siswa dituntut untuk mengikuti semua aspek administrasinya dan pengelolaannya.

Contoh lainnya yaitu pembelajaran simulasi tertentu seperti pengaturan tata kota dll. Pada tingkatan Adolescence, siswa juga dilatih untuk menjadi masyarakat yang kontributif.


Keunggulan Metode Montessori

1. Menekankan untuk menumbuhkan sifat berpikir kritis, kemandirian, rasa ingin tahu dan ketegasan. Penerapan konsep tersebut di masa depan akan terasa manfaatnya di kehidupan nyata.

2. Menekankan untuk mengoptimalkan masa terbaik si anak, pada umur sekian hal terbaik apa yang seharuskan dipelajari anak agar menghasilkan manfaat optimal.

Contoh sederhananya, usia kanak-kanak lebih optimal jika diajarkan materi yang berisi aktivitas fisik dan melatih motorik.

Lalu setelah beranjak agak besar mulai diajarkan hal-hal yang bersifat abstrak, misalnya merenungi makna kemerdekaan, mempelajari arti keadilan (justice) dll.

3. Siswa yang menjalani pendidikan dengan metode montessori bakal mempelajari materi yang telah dikembangkan sedemikian rupa secara matang. Adapun fungsi pengajar lebih aktif dalam mendorong interaksi dua arah.

Adapun di sekolah umum sistem pembelajarannya dengan komunikasi satu arah, dimana guru menjelaskan dan murid diam mendengarkan (pasif).

4. Dalam sistem montessori, guru dituntut tidak hanya mengajarkan teori, tapi juga menyertakan praktik nyata. Hal inilah yang bikin sekolah berkonsep montessori mahal.

5. Lingkungan pembelajaran dikembangkan sedemikian rupa yang bertujuan supaya eksplorasi anak optimal. Hal lain yang ditekankan yakni melatih siswa agar mampu menyelesaikan permasalahan tanpa kekerasan. Sehingga otak siswa dipaksa agar dapat berpikir kreatif dalam menangani problem.

6. Suasana kelas akan diisi dengan sikap saling menghargai, sehingga karakter siswa nantinya dilatih untuk bisa menghormati orang lain, perlu adanya kerjasama orangtua supaya hal ini terwujud. Orangtua juga dapat adaptasi metode montessori di kehidupan sehari-hari anak.

7. Setiap anak dinilai unik, pihak sekolah wajib memfasilitasi supaya bakat dan kelebihan anak berkembang optimal.

8. Metode ini menyadari pentingnya mengasah keterampilan sosial-emosional siswa. Diharapkan siswa punya kecakapan sosial-emosional yang bagus.

9. Ciri khas menonjol metode montessori, yaitu siswa belajar materi pada umumnya (misalnya matematika) di pagi hari, lalu pada siang harinya belajar mengenai kehidupan atau keseharian. Sehingga siswa enggak merasa bosan serta lebih bersemangat karena pembelajaran yang variasi.

Kelemahan Metode Montessori

1. Perbedaan usia bisa menimbulkan masalah di kelas. Ruang kelas berisi anak-anak dengan umur yang berbeda, dikhawatirkan muncul tindakan bullying oleh anak berumur lebih tua.

Misalnya saat menggunakan alat material belajar, anak yang usianya lebih tua mau menguasainya sehingga anak yang lebih muda hanya dapat gigit jari. Untuk mengatasi problem ini, guru harus aktif agar setiap murid mendapatkan alat material belajar secara adil.

2. Biaya yang relatif mahal, karena pembelajaran memerlukan banyak alat sebagai fasilitas belajar.

3. Kebebasan yang tampaknya longgar bisa menjadi masalah. Memang kebebasan membuat perkembangan kreativitas anak meningkat pesat, hanya saja dikhawatirkan anak terlampau bebas sehingga terlena dengan kebebasan. 

Dampaknya akan kesulitan saat dihadapkan dengan kerjasama tim, atau kesulitan mengikuti peraturan yang kaku di dunia kerja.

4. Metode ini belum digunakan di sekolah umum, sehingga jika anak ingin melanjutkan ke sekolah umum biasanya kesulitan beradaptasi pada kultur yang berbeda.

5. Metode ini terlalu bersifat perseorangan, sehingga rasio perbandingan jumlah guru dan murid seharusnya sekecil mungkin, karena masing-masing anak kemungkinan memiliki aktivitas berbeda-beda di sekolah.




Baca Juga: