Pengertian Perubahan Iklim
Apa itu perubahan iklim? Perubahan iklim adalah perubahan suhu, pola cuaca
maupun curah hujan yang terjadi secara ekstrem. Sebuah hal yang patut
diwaspadai yaitu terungkapnya fakta bahwa suhu bumi meningkat satu derajat
sejak seabad yang lalu.
Perubahan iklim menurut PBB adalah berubahnya suhu dan pola cuaca dalam masa
yang panjang. Dimana perubahan bisa terjadi karena hal yang natural (faktor
alam) maupun karena ulah tangan manusia (faktor manusia), dimana sejak abad
ke-18 yang merupakan awal mula revolusi industri menyebabkan berubahnya iklim
secara ekstrem.
Faktor Penyebab Perubahan Iklim
- Faktor tekanan tektonik.
- Faktor sinar matahari (kondisi tingkat radiasinya).
- Faktor gunung meletus.
- Efek gas rumah kaca.
- Global warming.
- Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol
- Kerusakan lapisan ozon.
- Kerusakan fungsi hutan.
- Limbah gas pabrik.
- Pemakaian klorofluorokarbon yang tak terkendali, dimana klorofluorokarbon bisa mengakibatkan kerusakan pada molekul lapisan ozon. Klorofluorokarbon umum berbentuk gas yang dimanfaatkan untuk AC, kulkas dll.
Penyebab Perubahan Iklim
1. Penebangan Hutan
Merajalela-nya praktek penebangan hutan dalam jumlah masif menyebabkan bahaya
serius terhadap kelangsungan bumi. Padahal hutan memiliki kegunaan utama buat
menyerap karbondioksida.
Praktek illegal logging (dan semacamnya) yang begitu masif mengakibatkan
menurunnya fungsi hutan untuk meminimalkan emisi di atmosfer. Hal ini nantinya
jelas berdampak besar pada perubahan iklim.
Dengan demikian, praktek penebangan yang asal-asalan dan seenaknya ini,
menimbulkan masalah serius berupa menurunnya kemampuan 'alam' dalam proses
penyerapan emisi.
Bahkan dapat dikatakan hutan adalah yang paling diandalkan untuk menyerap
emisi gas rumah kaca, tatkala hutan digunduli mengakibatkan suhu bumi
meningkat dan terjadi perubahan iklim secara drastis.
Akibat penggundulan hutan yang marak mengakibatkan kadar CO2 meningkat di
udara. Dimana umum dipahami, CO2 penyumbang terbesar gas rumah kaca. Lebih
lanjut, hal ini mempengaruhi tingkat konsentrasi udara di atmosfer yang
berdampak besar terhadap perubahan iklim.
2. Jumlah Kendaraan
Penyebab perubahan iklim yaitu akibat jumlah kendaraan yang terlalu banyak,
ini karena masih banyak orang yang mengutamakan penggunaan kendaraan pribadi
ketimbang transportasi umum.
Dimana jumlah kendaraan yang didominasi dengan penggunaan bahan bakar fosil
memberikan kontribusi besar dalam perubahan iklim.
Yang disayangkan yaitu rendahnya kesadaran masyarakat untuk 'berkenan'
menggunakan transportasi umum, serta lambatnya dan minimnya upaya pemerintah
di dunia (pemimpin semua negara) untuk memfasilitasi dan mengarah masyarakat
agar memakai transportasi umum.
3. Pembangkit Tenaga Listrik
Penyebab perubahan iklim yaitu banyaknya jumlah pembangkit tenaga listrik yang
masih konvensional, atau dengan kata lain masih mengandalkan sumber daya yang
tidak terbarukan.
Listrik menjadi kebutuhan mendasar yang harus ada di setiap rumah, tapi
sayangnya proses produksi tenaga listrik menyebabkan pemanasan global dan
perubahan iklim.
Hal itu karena proses pembuatan tenaga listrik umumnya dengan menggunakan
bahan bakar fosil, yang sudah barang tentu nantinya menimbulkan emisi dalam
jumlah masif yang mengakibatkan perubahan iklim.
Dimana sayangnya, bahan untuk pembangkit tenaga listrik didominasi oleh batu
bara, minyak dan gas. Di dunia ini, baru 20-25% tenaga listrik diperoleh dari
sumber daya terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
4. Industri
Industri sebenarnya hal yang sangat penting. Industri merupakan tempat
menghasilkan barang-barang yang menunjang kehidupan manusia, serta keberadaan
industri memberikan banyak sekali lapangan pekerjaan untuk orang-orang.
Tapi sayangnya banyak aktivitas industri yang menimbulkan emisi gas rumah
kaca, khususnya pabrik-pabrik yang memproduksi besi, baja, barang elektronik,
semen, plastik, pakaian dan semacamnya.
Biasanya industri yang memproduksi produk-produk tersebut menyumbang
'segudang' emisi, yang bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil guna
menghasilkan energi buat proses produksi barang-barang itu.
Praktek pertambangan yang begitu masif juga menyumbangkan banyak emisi,
demikian pula dengan industri konstruksi.
5. Produksi Makanan
Semua orang butuh makanan, tapi sayangnya terdapat fakta banyak proses
produksi makanan menyumbangkan banyak emisi CO2, metana dan lainnya.
Mungkin Anda masih bingung mengapa proses produksi makanan berkontribusi
terhadap pemanasan global dan perubahan iklim, berikut penjelasannya.
- Untuk menghasilkan makanan, mau tak mau perlu dilakukan aktivitas penggundulan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan dan pertanian.
- Pupuk sangat dibutuhkan, dimana proses produksi pupuk menimbulkan emisi.
- Penggunaan alat pertanian menimbulkan emisi.
- Aktivitas nelayan di laut, dimana biasanya menggunakan perahu dengan bahan bakar fosil.
- Proses pengemasan dan pengiriman makanan juga menyumbangkan emisi.
6. Jumlah Rumah
Semakin banyak rumah, itu artinya semakin banyak penggunaan AC, alat
penghangat rumah (ini umum digunakan di Eropa dan Amerika), alat pemanggang,
kulkas dan lainnya yang menimbulkan emisi gas rumah kaca.
Ini bukan berarti melarang Anda untuk memiliki rumah, dimana poinnya adalah
hal yang sangat disayangkan tatkala satu orang memiliki banyak rumah, itu
artinya semakin banyak emisi.
Belum lagi yang namanya rumah akan membutuhkan listrik, dimana produksi
listrik umumnya masih menggunakan bahan bakar fosil.
7. Pola Hidup
Pola kehidupan masyarakat modern ternyata berkontribusi pada pemanasan global
dan perubahan iklim. Dimana masyarakat modern sudah sangat bergantung pada
pemakaian barang elektronik, boros listrik, terlalu sering jalan-jalan atau
berwisata (yang kalau bisa setiap hari), bahkan sekedar pergi ke warung dekat
rumah tapi menggunakan sepeda motor.
Aktivitas jalan-jalan (berwisata) yang terlalu sering akan menyebabkan
tingginya penggunaan mobil, motor, pesawat dan kendaraan lainnya yang
menggunakan bahan bakar fosil.
Selain itu, masih terdapat banyak contoh lainnya dari pola hidup masyarakat
modern yang secara signifikan memicu pemanasan global dan perubahan iklim
8. Penggunaan Klorofluorokarbon
Penggunaan klorofluorokarbon (CFC) sudah tak terelakan lagi di kehidupan.
Contohnya, AC membutuhkan CFC agar berfungsi, CFC pada AC ini dikenal dengan
nama freon.
Peran penting CFC bukan cuma untuk AC, dimana CFC diperlukan buat banyak bahan
penunjang lainnya. Dan penting diketahui, zat CFC akan menuju udara yang
kemudian bisa mengakibatkan kerusakan ozon, yang nantinya berdampak buruk pada
alam (termasuk perubahan iklim).
Kesimpulan: Pada dasarnya perubahan iklim disebabkan 2 faktor yaitu faktor
alam dan faktor perbuatan manusia. Tapi faktor perbuatan manusia-lah yang
memberikan impact paling besar.
Dampak Perubahan Iklim Global
1. Bumi Menjadi Panas
Contoh perubahan iklim yaitu meningkatnya suhu bumi yang nantinya menimbulkan
banyak masalah. Dimana perubahan iklim berhubungan dengan penumpukan gas rumah
kaca, yang lama kelamaan menyebabkan suhu semakin panas.
Peningkatan suhu bumi (yang secara signifikan) mengakibatkan problem serius
yaitu banyaknya kasus kebakaran hutan, kekeringan, cuaca ekstrem, naiknya
permukaan air laut dan lainnya.
2. Punahnya Spesies
Dampak perubahan iklim global yaitu punahnya banyak jenis spesies hewan,
dimana perubahan iklim menyebabkan kondisi bumi berubah ke arah yang tak
terduga.
Termasuk beberapa kondisi yang mengancam punahnya spesies seperti kebakaran
hutan, longsor, suhu ekstrem, badai ekstrem, banjir dan lainnya. Apalagi
banyak spesies yang tak mampu beradaptasi dengan berbagai efek dari perubahan
iklim
3. Kualitas Air Rendah
Efek perubahan iklim yaitu bisa menyebabkan rendahnya kualitas air, dimana
jika terjadi fenomena curah hujan yang berubah secara ekstrem, hal ini bisa
berdampak pada penurunan kualitas sumber air.
Ditambah lagi kondisi perubahan iklim berkaitan dengan peningkatan suhu, yang
menyebabkan tingginya jumlah klorin di air.
Dampak buruk klorin pada air minum yang dikonsumsi yaitu terbentuknya asam
hipoklorit yang bisa merusak sel tubuh dan menyebabkan masalah pencernaan
(termasuk maag, gastiris hingga gangguan ginjal).
4. Jumlah Air Berkurang
Selain menurunkan kualitas air, dampak perubahan iklim juga bisa menyebabkan
kelangkaan air, padahal air sangat dibutuhkan manusia. Hal ini disebabkan
kondisi meningkatnya jumlah air di atmosfer, itu artinya curah hujan juga
meningkat.
“Bagus dong curah hujan meningkat?”
Mungkin Anda berpikir seperti itu, bahwa curah hujan yang sangat tinggi
artinya semakin banyak air, tapi fakta sains tidak mengaminkan pernyataan
tersebut.
Dimana faktanya, curah hujan yang sangat tinggi justru menyebabkan besarnya
peluang air langsung kembali ke laut. Yang berarti ketersediaan air tanah
(untuk masyarakat) bakal terlalu sedikit.
5. Frekuensi Badai
Dampak perubahan iklim yaitu resiko meningkatnya frekuensi badai yang
kekuatannya bisa menghancurkan sebuah wilayah, bahkan bisa memakan banyak
korban jiwa.
Dimana kondisi suhu bumi yang semakin panas menyebabkan kadar air yang menguap
meningkat secara signifikan. Hal ini nantinya mengakibatkan dampak yang begitu
serius seperti banjir di banyak wilayah, hujan ekstrem, hingga resiko
terjadinya badai yang menimbulkan kehancuran hebat.
6. Bencana Kelaparan
Pengaruh perubahan iklim global terhadap kehidupan manusia yaitu bisa
menyebabkan bencana kelaparan. Perubahan iklim sangat berpotensi menghambat
aktivitas pertanian, perikanan dan peternakan.
Perubahan iklim menyebabkan laut menjadi lebih asam, dimana di dalam lautan
terdapat sumber makanan yang sangat dibutuhkan miliaran manusia.
Perubahan iklim menyebabkan semakin langkanya air dan padang rumput untuk
hewan gembalaan, dampak akan sangat terasa terhadap ketersediaan hewan ternak.
Selain itu, kondisi kelangkaan air dan frekuensi bencana alam yang meningkat
bisa menurunkan jumlah produksi pertanian. Ditambah lagi, perubahan iklim
mengakibatkan kacaunya (berubahnya) masa panen serta meningkatnya resiko
serangan hama dan penyakit tanaman.
7. Bencana Kekeringan
Efek perubahan iklim yaitu meningkatnya resiko bencana kekeringan di banyak
wilayah. Perubahan iklim berefek pada pergeseran ketersediaan air, yang
berdampak semakin banyak daerah yang mengalami kelangkaan air.
Situasi ini memperparah kelangkaan air di daerah-daerah yang sebelumnya dalam
kondisi kesulitan air. Masalah kekeringan juga bisa menyebabkan badai pasir
dan berpindahnya triliunan ton pasir dari satu benua ke benua lainnya. Hal ini
mengakibatkan makin banyak gurun, itu artinya makin sedikitnya lahan untuk
bertani dan berkebun.
8. Wabah Penyakit
Dampak perubahan iklim global yaitu Meningkatnya suhu bumi sehingga
menyebabkan kasus penderita malaria, demam berdarah dan kolera bertambah
secara drastis. Hal itu karena nyamuk yang menyebarkan virus tersebut umumnya
tinggal di lingkungan bersuhu tinggi.
Secara umum kemarau panjang mengakibatkan perkembangan bakteri, virus dan
jamur menjadi sangat masif. Selain itu, kondisi cuaca yang ekstrem menyebabkan
manusia lebih rentan terkena penyakit yang berkaitan dengan sistem imun tubuh
seperti demam, pilek, batuk dan lainnya.
9. Pulau Tenggelam
Perubahan iklim menyebabkan naiknya permukaan air laut, itu artinya resiko
tinggi tenggelamnya pulau, khususnya pulau yang berukuran kecil. Adapun pada
pulau berukuran besar, ini juga mengakibatkan terdapat sebagian pesisir yang
tenggelam.
10. Rusaknya Biota Laut dan Terumbu Karang
Pengaruh perubahan iklim global terhadap bumi yaitu terancamnya kelestarian
biota laut dan kerusakan terumbu karang. Perubahan iklim menyebabkan volume
air laut meningkat, ditambah lagi masalah emisi CO2 yang semakin tak
terkendali, dimana sangat rentan laut mengalami pencemaran CO2.
Terlalu banyak CO2 yang mencemari lautan akan membahayakan biota laut dan
terumbu karang, apalagi dikombinasikan peningkatan volume air laut secara
ekstrem.
Cara Mengatasi Perubahan Iklim
1. Hemat Listrik
Solusi perubahan iklim yaitu sangat penting untuk menghemat energi. Misalnya
hindari penggunaan listrik secara boros, hal itu karena umumnya pembangkit
tenaga listrik menggunakan bahan batu bara, minyak, dan gas. Dengan begitu
matikan lampu, sanyo, AC dll jika sedang tidak digunakan.
2. Transportasi Umum
Cobalah mulai dari sekarang untuk lebih sering menggunakan transportasi umum
ketimbang kendaraan pribadi. Kendaraan menimbulkan polutan dan CO2 (emisi gas
rumah kaca) yang jumlahnya masif di lapisan atmosfer.
3. Jalan Kaki
Jika hanya sekedar pergi ke warung yang lokasinya di dekat rumah, hendaknya
jalan kaki saja ketimbang menggunakan sepeda motor yang bakal menyumbang emisi
gas rumah kaca. Demikian juga saat bepergian jarak menengah, disarankan naik
sepeda saja.
4. Tanam Pohon
Cara mengatasi perubahan iklim yaitu semua orang perlu menyadari tentang
pentingnya menanam pohon, sehingga perlu berkontribusi dalam hal ini. Misalnya
menanam pohon di lahan-lahan kosong dekat rumah.
Fungsi pohon dan tumbuhan secara umum sangatlah vital untuk meminimalisir
jumlah CO2 yang terlalu tinggi karena bisa merusak atmosfer bumi.
5. Batasi CFC
Solusi perubahan iklim yaitu kurangi sebisa mungkin pemakaian produk yang
menggunakan CFC seperti AC, pengharum ruangan, parfum, hair spray, cat semprot
dan kulkas.
Misalnya jika AC sedang tidak digunakan maka segera matikan. Demikian juga
dengan hal-hal lainnya, intinya minimalisir sebisa mungkin penggunaan zat CFC.
6. Reuse, Reduce dan Recycle
Beberapa hal yang perlu dilakukan:
- Gunakan kertas bekas untuk menulis, sehingga lebih hemat kertas.
- Jangan berlebihan dalam penggunaan tissue.
- Utamakan menggunakan gelas kaca sehingga hindari penggunaan gelas model sekali pakai (biasanya terbuat dari plastik).
- Gunakan tas kanvas saat berbelanja, sehingga hindari penggunaan kantong plastik.
- Perbaiki barang-barang ketimbang sering membeli baru.
- Manfaatkan sampah organik buat dijadikan pupuk kompos.
- Barang plastik bekas seperti ember, botol minuman dll dapat dijadikan pot tanaman, jadi tidak perlu beli.
- Belilah pakaian secara bijak, jika pakaian Anda masih banyak yang layak pakai maka tidak perlu membeli pakaian. Stop FOMO terhadap fashion, tren dan semacamnya.
- Hindari kebiasaan membuang makanan, hal itu karena proses pembuatan makanan berkontribusi terhadap perubahan iklim, termasuk proses distribusinya yang menggunakan bensin. Selain itu makanan yang dibuang bakal menimbulkan gas metana.
Harus selalu diingat bahwa produk elektronik, pakaian dan barang-barang
lainnya yang Anda beli menimbulkan emisi karbon pada proses pembuatannya.
Dengan demikian, solusi perubahan iklim yaitu pintar-pintar untuk melakukan
daur ulang dan hindari membeli barang yang tidak diperlukan.
7.Hutan Mangrove
Pengelolaan hutan mangrove merupakan tindakan strategis untuk menekan efek
perubahan iklim, khususnya bagi orang-orang yang menetap di pesisir. Selain
itu hutan mangrove juga mempunyai fungsi penting untuk menyerap karbon secara
efektif, menjaga keseimbangan ekosistem, serta menghasilkan kebutuhan pangan.
8. Matikan Alat Elektronik Bila Sedang Tak Digunakan
Ini masih berkaitan dengan larangan boros energi listrik karena proses
produksinya dengan mengorbankan kelestarian bumi. Beberapa hal yang perlu
dilakukan yaitu matikan komputer, kipas, AC, sanyo dan lampu jika sudah tak
digunakan.
Lebih lanjut yaitu utamakan menggunakan lampu LED, serta utamakan menjemur
pakaian di bawah sinar matahari ketimbang selalu mengandalkan mesin pengering.
9. Subsidi Energi
Solusi perubahan iklim yaitu negara-negara maju atau kaya sudah seharusnya
menolong negara-negara miskin agar bisa menurunkan jumlah emisi.
Dimana negara-negara miskin tidak punya cukup modal untuk beralih ke sumber
energi yang lebih ramah lingkungan, yang biasanya memakan banyak biaya.
Negara-negara kaya tidak boleh menutup mata atas hal ini.
10. Reboisasi
Cara mengatasi perubahan iklim yaitu sudah seharusnya setiap pemimpin dunia
(khususnya pemimpin negara-negara maju) untuk menggalakkan reboisasi secara
besar-besaran, mengeluarkan modal dari sekarang jauh lebih baik daripada harus
membayarnya nanti dengan jauh lebih mahal.
Hal itu karena hutan merupakan paru-paru bumi, sangat vital perannya dalam
kelangsungan kehidupan makhluk di bumi. Jalankan program menanam satu triliun
pohon, juga sangat penting untuk menekan tindakan deforestasi dan melarang
aktivitas deforestasi pada tahun 2030 secara global.
Baca Juga: