12 Cara Mengendalikan Emosi Anak yang Meledak-Ledak

Anak-anak itu adalah makhluk yang susah ditebak. Saat ini sedang senang lalu tiba-tiba bad mood, atau sedang tertawa tapi tidak lama kemudian menangis dan mengamuk.

Intinya sikap anak itu sangat sulit diprediksi. Dengan begitu orangtua perlu bersabar dalam menghadapi kelakuan anak, apalagi anak kecil biasanya belum bisa mengontrol emosi.

Cara Mengendalikan Emosi Anak
Photo credit: shutterstock.com|Ana Duque

Cara Mengendalikan Emosi Anak


1. Orangtua Harus Tenang Terlebih Dahulu

Sebelum memikirkan cara mengatasi emosi anak, hal pertama yang sangat penting yaitu orangtua harus dalam keadaan stabil terlebih dahulu. Jangan sampai dalam menghadapi anak yang sedang marah-marah justru orangtua ikut terpancing emosi, alhasil membuat situasi makin runyam.

Orangtua perlu menjernihkan pikiran dan menenangkan diri sendiri, setelah itu barulah mengambil tindakan. Dengan kondisi yang stabil dan pikiran yang jernih, bakal lebih mudah untuk mengatasi emosi anak.


2. Cari Tahu Akar Masalah

Ayah dan Bunda jangan suka bertindak keras saat anak merengek, misalnya dengan memarahi anak atau memaksa anak berhenti merengek. Lebih baik cari tahu apa penyebab anak menjadi tidak stabil emosinya.

Apabila anak sedang kurang sehat maka wajar saja emosinya tidak stabil, atau anak belum makan maka pantas saja dia suka marah-marah. Bisa juga anak sedang mengalami frustasi, atau memiliki masalah yang tidak mampu diceritakannya, maka tugas orangtua untuk pintar-pintar mencari tahu kondisi anak.

Pokoknya cari tahu apa yang menggerakan emosi anak, perhatikan momen dan waktunya kapan saja.

3. Hindari Bicara dengan Nada Tinggi

Cara mengendalikan emosi anak yaitu jangan pernah berbicara dengan nada tinggi. Ucapan yang keras dari Ayah dan Bunda bisa menjadi bensin yang mengakibatkan emosi anak semakin meluap-luap.

Apalagi jika orangtua teriak-teriak pada anak maka semakin besar kemarahan anak. Sebaliknya, berkomunikasi dengan anak menggunakan ucapan yang lembut akan lebih efektif untuk mengatasi emosi anak.

4. Beri Anak Waktu

Terkadang suasana hati anak sedang buruk (bad mood) jadinya dia mau sendirian saja, ayah dan bunda harus bisa memahami perasaan anak sehingga tidak melakukan tindakan keliru.

Bilamana anak sedang emosi cobalah beri anak waktu, mungkin saja anak ingin sendiri untuk menenangkan dirinya, sehingga ikut campurnya pihak lain malah membuat emosi anak kembali bergejolak.

5. Gunakan Trik

Orangtua perlu pintar-pintar menggunakan trik dalam pengasuhan anak. Misalnya ketika anak ngambek sambil berbicara dengan teriak-teriak, tentu ayah dan bunda ingin agar anak berhenti berteriak, apalagi jika anak berteriak di tempat umum.

Pakai trik untuk menanganinya, bilang ke anak: “Bunda gak paham kalau kamu ngomongnya sambil teriak”.

Dengan begitu anak bakal berpikir bahwa berteriak tidaklah menguntungkan. Anak ingin Bundanya memahami perkataannya, alhasil anak akan memutuskan untuk berbicara dengan cara normal.

Demikian seterusnya, orangtua harus pintar-pintar mencari trik agar mengatasi masalah anak. Apalagi anak kecil umumnya masih sangat polos.


6. Edukasi Anak

Edukasi anak supaya bisa menghadapi emosinya, orangtua punya kewajiban untuk mengajarkan anak cara menenangkan diri, misalnya dengan menarik napas dalam-dalam, duduk, beristirahat atau lainnya.

Ajarkan juga anak cara mengekspresikan perasaannya, seringkali anak menjadi pribadi yang emosional karena selama ini kesulitan dalam memahami dan mengekspresikan perasaannya.

Seharusnya hal ini sudah diajarkan pada anak sejak batita (3 tahun), misalnya mengenalkan berbagai bentuk perasaan. Ketika si Kecil sedang marah, katakan padanya: “Kamu lagi marah ya...” 

Demikian seterusnya, beri tahu si Kecil tentang berbagai macam perasaan lainnya seperti bahagia, takut, kesal, sedih dll.

Cara mengendalikan emosi anak yaitu ajarkan berbagai label perasaan padanya. Anak seringkali berteriak dan memukul karena tidak bisa mengekspresikan emosinya secara verbal. Dengan mengajarkan hal ini, dapat meminimalisir anak melakukan tindakan agresif tersebut.

7. Bangun Keluarga Harmonis

Keluarga harmonis adalah harapan bagi setiap orang. Dimana rumah terasa bagaikan surga, serta hubungan yang rukun dan penuh rasa cinta. Cara mengendalikan emosi anak agar stabil yaitu membangun suasana rumah yang kondusif, ini cara super efektif.

Orangtua memiliki tugas untuk membangun rasa keharmonisan sehingga rumah kondusif, misalnya dengan membuat aturan tidak boleh berteriak, saling menghormati antar sesama anggota keluarga, saling support dan lainnya.

Adapun bila kondisi rumah tidak kondusif, contohnya setiap saat selalu saja ada teriakan di dalam rumah. Itu artinya anak tumbuh di lingkungan yang toxic, jangan heran jika nantinya anak tumbuh menjadi pribadi yang tempramental dan sering mengamuk.


8. Salurkan Energi Anak

Anak-anak memiliki energi yang sangat besar, dan energi besar ini wajib disalurkan. Akibat buruk dari tenaga anak tidak tersalurkan yaitu menyebabkan anak sering kesulitan dalam mengendalikan emosi.

Ayah dan Bunda perlu menyediakan aktivitas fisik yang memadai untuk anak, usahakan kegiatan yang seru dan menyenangkan. Dengan begitu, perasaan anak tersalurkan dengan baik melalui kegiatan fisik.

Energi yang tersalurkan dengan baik membuat anak lebih mampu dalam mengontrol emosi dan perasaannya. Selain itu, rasa lelah yang diperoleh setelah beraktivitas menjadikan anak tidak lagi 'bernafsu' untuk ngamuk-ngamuk.

9. Pastikan Anak Memperoleh Curahan Perhatian

Cara mengendalikan emosi anak yaitu orangtua harus memberikan perhatian yang merupakan kebutuhan batin anak. Anak-anak yang kebutuhan batinnya tidak terpenuhi dengan baik biasanya akan tumbuh menjadi pribadi yang tempramental dan mengembangkan perilaku negatif dalam jiwanya..

Selain itu, anak berperilaku buruk (sepeti marah-marah dll) seringkali tujuannya untuk memperoleh perhatian dari Ayah dan Bunda, karena selama ini anak kurang mendapatkan perhatian.

Apalagi jika orangtua melakukan kesalahan fatal, yaitu saat anak melakukan hal baik tapi tidak diberikan apresiasi dan tidak direspon, namun saat anak berperilaku buruk justru orangtua buru-buru merespon dan memarahi. Akibatnya, anak bakal semakin berperilaku buruk dan emosional.

Dengan begitu, orangtua harus peka ketika anak mencoba cari perhatian dengan mengajak ngobrol atau bercanda, pastikan merespon anak dengan baik. Adapun jika orangtua tidak peka akan mengakibatkan anak meradang, alhasil anak akan mencari perhatian orangtua dengan cara negatif .

10. Renungkan Pola Asuh Selama Ini

Bila anak Anda mengembangkan sifat tempramental maka waspadalah karena berefek buruk pada kesehatan mental anak. Orangtua harus mencari akar masalahnya, bentuk pola asuh yang keliru seringkali menjadi penyebab perkembangan mental anak tidak berjalan baik.

Oleh karena itu, orangtua harus mengecek lagi bentuk pola asuh, lalu berusaha meningkatkan kualitas pola asuh. Anak yang tumbuh dengan lingkungan dan pola asuh yang baik umumnya mempunyai kesehatan mental yang baik.

Adapun jika orangtua menjalankan gaya parenting yang toxic seperti suka memarahi anak secara membabi buta, jadi jangan heran jika anak tumbuh menjadi pribadi tempramental. Seharusnya orangtua menjadi sosok yang mampu memahami perasaan anak tanpa perlu menghakimi.

Lalu juga penting memberikan apresiasi pada setiap pencapaian dan kebaikan yang dilakukan anak. Juga perhatikan lingkungan pergaulan anak, jangan sampai anak terjatuh ke lingkungan pergaulan yang buruk.

Terakhir, perhatikan asupan yang dikonsumsi anak. Makanan dan minuman yang dikonsumsi anak ternyata mempengaruhi suasana hati anak.

Jangan terlalu sering memberikan anak asupan tinggi gula (seperti es krim, cookies dll) karena dampak buruknya mengacaukan keseimbangan hormon dalam tubuh anak, yang efeknya membuat anak rentan lesu dan emosi.

Dorong anak untuk mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan segar, asupan tinggi protein (seperti ayam, ikan, daging) dan sayur-sayuran (seperti brokoli, bayam, wortel dll).

11. Jadilah Role Model yang Baik

Ayah dan Bunda harus bisa menjadi teladan yang baik untuk anak. Percuma jika anak diberikan 1000 nasehat tapi justru orangtua memberikan contoh yang buruk pada anak.

Karakter anak merupakan cerminan dari Ayah dan Bundanya, dimana anak mengikuti segala tindak-tanduk orangtuanya. Bentuk perilaku anak sangat dipengaruhi dari apa yang dilihat dan didengarnya.

Jika orangtua sering berteriak maka jangan heran anak juga bakal sering berteriak. Berikan anak contoh yang baik, dan jadilah role model yang dapat diandalkan.

12. Pastikan Tidur Anak Berkualitas

Cara mengendalikan emosi anak yaitu pastikan tidur anak berkualitas. Seringkali anak rentan stres dan gampang emosi karena kualitas tidurnya buruk di malam hari. Beberapa cara agar kualitas tidur anak baik:
  • Hindari begadang.
  • Jangan sampai anak tidur larut malam, seharusnya anak sudah mulai tidur saat jam 9 malam.
  • Terapkan beberapa kegiatan sebelum tidur bersama anak seperti menggosok gigi, mencuci tangan dan kaki sebelum tidur.
  • Hindari anak nonton TV, bermain smartphone atau gadget di malam hari menjelang waktu tidur.
  • Matikan lampu kamar, usahakan anak tidur dalam keadaan gelap sehingga tidurnya lebih berkualitas.




Baca Juga:

No comments: