Anak-anak itu adalah makhluk yang susah ditebak. Saat ini sedang senang lalu
tiba-tiba bad mood, atau sedang tertawa tapi tidak lama kemudian menangis dan
mengamuk.
Intinya sikap anak itu sangat sulit diprediksi. Dengan begitu orangtua perlu
bersabar dalam menghadapi kelakuan anak, apalagi anak kecil biasanya belum
bisa mengontrol emosi.
Cara Mengendalikan Emosi Anak
1. Orangtua Harus Tenang Terlebih Dahulu
Sebelum memikirkan cara mengatasi emosi anak, hal pertama yang sangat penting
yaitu orangtua harus dalam keadaan stabil terlebih dahulu. Jangan sampai dalam
menghadapi anak yang sedang marah-marah justru orangtua ikut terpancing emosi,
alhasil membuat situasi makin runyam.
Orangtua perlu menjernihkan pikiran dan menenangkan diri sendiri, setelah itu
barulah mengambil tindakan. Dengan kondisi yang stabil dan pikiran yang
jernih, bakal lebih mudah untuk mengatasi emosi anak.
2. Cari Tahu Akar Masalah
Ayah dan Bunda jangan suka bertindak keras saat anak merengek, misalnya dengan
memarahi anak atau memaksa anak berhenti merengek. Lebih baik cari tahu apa
penyebab anak menjadi tidak stabil emosinya.
Apabila anak sedang kurang sehat maka wajar saja emosinya tidak stabil, atau anak
belum makan maka pantas saja dia suka marah-marah. Bisa juga anak sedang
mengalami frustasi, atau memiliki masalah yang tidak mampu diceritakannya,
maka tugas orangtua untuk pintar-pintar mencari tahu kondisi anak.
Pokoknya cari tahu apa yang menggerakan emosi anak, perhatikan momen dan
waktunya kapan saja.
3. Hindari Bicara dengan Nada Tinggi
Cara mengendalikan emosi anak yaitu jangan pernah berbicara dengan nada
tinggi. Ucapan yang keras dari Ayah dan Bunda bisa menjadi bensin yang
mengakibatkan emosi anak semakin meluap-luap.
Apalagi jika orangtua teriak-teriak pada anak maka semakin besar kemarahan
anak. Sebaliknya, berkomunikasi dengan anak menggunakan ucapan yang lembut
akan lebih efektif untuk mengatasi emosi anak.
4. Beri Anak Waktu
Terkadang suasana hati anak sedang buruk (bad mood) jadinya dia mau sendirian saja, ayah dan bunda harus bisa memahami perasaan anak sehingga tidak
melakukan tindakan keliru.
Bilamana anak sedang emosi cobalah beri anak waktu, mungkin saja anak ingin
sendiri untuk menenangkan dirinya, sehingga ikut campurnya pihak lain malah membuat emosi anak kembali bergejolak.
5. Gunakan Trik
Orangtua perlu pintar-pintar menggunakan trik dalam pengasuhan anak. Misalnya
ketika anak ngambek sambil berbicara dengan teriak-teriak, tentu ayah dan bunda
ingin agar anak berhenti berteriak, apalagi jika anak berteriak di tempat
umum.
Pakai trik untuk menanganinya, bilang ke anak: “Bunda gak paham kalau kamu
ngomongnya sambil teriak”.
Dengan begitu anak bakal berpikir bahwa berteriak tidaklah menguntungkan. Anak
ingin Bundanya memahami perkataannya, alhasil anak akan memutuskan untuk berbicara dengan cara
normal.
Demikian seterusnya, orangtua harus pintar-pintar mencari trik agar mengatasi
masalah anak. Apalagi anak kecil umumnya masih sangat polos.
6. Edukasi Anak
Edukasi anak supaya bisa menghadapi emosinya, orangtua punya kewajiban untuk
mengajarkan anak cara menenangkan diri, misalnya dengan menarik napas
dalam-dalam, duduk, beristirahat atau lainnya.
Ajarkan juga anak cara mengekspresikan perasaannya, seringkali anak menjadi
pribadi yang emosional karena selama ini kesulitan dalam memahami dan
mengekspresikan perasaannya.
Seharusnya hal ini sudah diajarkan pada anak sejak batita (3 tahun), misalnya
mengenalkan berbagai bentuk perasaan. Ketika si Kecil sedang marah, katakan
padanya: “Kamu lagi marah ya...”
Demikian seterusnya, beri tahu si Kecil tentang berbagai macam perasaan lainnya
seperti bahagia, takut, kesal, sedih dll.
Cara mengendalikan emosi anak yaitu ajarkan berbagai label perasaan
padanya. Anak seringkali berteriak dan memukul karena tidak bisa
mengekspresikan emosinya secara verbal. Dengan mengajarkan hal ini, dapat
meminimalisir anak melakukan tindakan agresif tersebut.
7. Bangun Keluarga Harmonis
Keluarga yang harmonis adalah harapan bagi setiap orang. Dimana rumah terasa
bagaikan surga, serta hubungan yang rukun dan penuh rasa cinta. Cara
mengendalikan emosi anak agar stabil yaitu membangun suasana rumah yang
kondusif, ini cara super efektif.
Orangtua memiliki tugas untuk membangun rasa keharmonisan sehingga rumah
kondusif, misalnya dengan membuat aturan tidak boleh berteriak, saling
menghormati antar sesama anggota keluarga, saling support dan lainnya.
Adapun bila kondisi rumah tidak kondusif, contohnya setiap saat selalu saja ada
teriakan di dalam rumah. Itu artinya anak tumbuh di lingkungan yang toxic,
jangan heran jika nantinya anak tumbuh menjadi pribadi yang tempramental dan sering
mengamuk.
8. Salurkan Energi Anak
Anak-anak memiliki energi yang sangat besar, dan energi besar ini wajib disalurkan. Akibat buruk dari tenaga anak tidak tersalurkan yaitu menyebabkan anak
sering kesulitan dalam mengendalikan emosi.
Ayah dan Bunda perlu menyediakan aktivitas fisik yang memadai untuk
anak, usahakan kegiatan yang seru dan menyenangkan. Dengan begitu, perasaan
anak tersalurkan dengan baik melalui kegiatan fisik.
Energi yang tersalurkan dengan baik membuat anak lebih mampu dalam mengontrol
emosi dan perasaannya. Selain itu, rasa lelah yang diperoleh setelah
beraktivitas menjadikan anak tidak lagi 'bernafsu' untuk ngamuk-ngamuk.
9. Pastikan Anak Memperoleh Curahan Perhatian
Cara mengendalikan emosi anak yaitu orangtua harus memberikan perhatian yang
merupakan kebutuhan batin anak. Anak-anak yang kebutuhan batinnya tidak
terpenuhi dengan baik biasanya akan tumbuh menjadi pribadi yang tempramental dan mengembangkan perilaku negatif dalam jiwanya..
Selain itu, anak berperilaku buruk (sepeti marah-marah dll) seringkali
tujuannya untuk memperoleh perhatian dari Ayah dan Bunda, karena selama ini
anak kurang mendapatkan perhatian.
Apalagi jika orangtua melakukan kesalahan fatal, yaitu saat anak melakukan
hal baik tapi tidak diberikan apresiasi dan tidak direspon, namun saat anak
berperilaku buruk justru orangtua buru-buru merespon dan memarahi. Akibatnya, anak bakal
semakin berperilaku buruk dan emosional.
Dengan begitu, orangtua harus peka ketika anak mencoba cari perhatian dengan
mengajak ngobrol atau bercanda, pastikan merespon anak dengan baik. Adapun
jika orangtua tidak peka akan mengakibatkan anak meradang, alhasil anak akan
mencari perhatian orangtua dengan cara negatif .
10. Renungkan Pola Asuh Selama Ini
Bila anak Anda mengembangkan sifat tempramental maka waspadalah karena
berefek buruk pada kesehatan mental anak. Orangtua harus mencari akar
masalahnya, bentuk pola asuh yang keliru seringkali menjadi penyebab
perkembangan mental anak tidak berjalan baik.
Oleh karena itu, orangtua harus mengecek lagi bentuk pola asuh, lalu
berusaha meningkatkan kualitas pola asuh. Anak yang tumbuh dengan lingkungan
dan pola asuh yang baik umumnya mempunyai kesehatan mental yang baik.
Adapun jika orangtua menjalankan gaya parenting yang toxic seperti suka
memarahi anak secara membabi buta, jadi jangan heran jika anak tumbuh
menjadi pribadi tempramental. Seharusnya orangtua menjadi sosok yang mampu
memahami perasaan anak tanpa perlu menghakimi.
Lalu juga penting memberikan apresiasi pada setiap pencapaian dan kebaikan
yang dilakukan anak. Juga perhatikan lingkungan pergaulan anak, jangan
sampai anak terjatuh ke lingkungan pergaulan yang buruk.
Terakhir, perhatikan asupan yang dikonsumsi anak. Makanan dan minuman yang
dikonsumsi anak ternyata mempengaruhi suasana hati anak.
Jangan terlalu sering memberikan anak asupan tinggi gula (seperti es krim,
cookies dll) karena dampak buruknya mengacaukan keseimbangan hormon dalam
tubuh anak, yang efeknya membuat anak rentan lesu dan emosi.
Dorong anak untuk mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan segar,
asupan tinggi protein (seperti ayam, ikan, daging) dan sayur-sayuran (seperti
brokoli, bayam, wortel dll).
11. Jadilah Role Model yang Baik
Ayah dan Bunda harus bisa menjadi teladan yang baik untuk anak. Percuma jika
anak diberikan 1000 nasehat tapi justru orangtua memberikan contoh yang
buruk pada anak.
Karakter anak merupakan cerminan dari Ayah dan Bundanya, dimana anak
mengikuti segala tindak-tanduk orangtuanya. Bentuk perilaku anak sangat
dipengaruhi dari apa yang dilihat dan didengarnya.
Jika orangtua sering berteriak maka jangan heran anak juga bakal sering
berteriak. Berikan anak contoh yang baik, dan jadilah role model yang dapat
diandalkan.
12. Pastikan Tidur Anak Berkualitas
Cara mengendalikan emosi anak yaitu pastikan tidur anak berkualitas.
Seringkali anak rentan stres dan gampang emosi karena kualitas tidurnya
buruk di malam hari. Beberapa cara agar kualitas tidur anak baik:
- Hindari kegiatan begadang.
- Jangan sampai anak tidur larut malam, seharusnya anak sudah mulai tidur saat jam 9 malam.
- Minta anak gosok gigi, cuci tangan dan kaki sebelum tidur.
- Hindari anak nonton TV, bermain smartphone atau gadget di malam hari menjelang waktu tidur.
- Matikan lampu kamar, usahakan anak tidur dalam keadaan gelap sehingga tidurnya lebih berkualitas.
TOPIK TERKAIT
Baca Juga: