Orangtua tentu mengharapkan anak mau mengikuti arahan dan bimbingan yang diberikan. Hanya saja seringkali anak melawan, membantah atau tidak mau menerima nasehat orangtua. Sikapnya yang seperti ini sangat menyulitkan orangtua.
Penyebab Anak Sering Melawan Orang Tua
1. Orangtua Tidak Memperhatikan Nada Bicara
Penyebab anak membantah orang tua yaitu kemungkinan karena nada bicara orangtua. Kesalahan orangtua dalam pemilihan kata dan intonasi bicara yang keliru bisa
berakibat fatal.
Nada bicara yang baik sangatlah krusial. Seringkali orangtua
tidak memperhatikan nada bicaranya sehingga menyakiti anak, dampaknya anak
balik memberontak.
Hindari berbicara dengan nada tinggi (apalagi sampai teriak-teriak dan
membentak) karena anak bakal jengkel dan sakit hati, yang akan memicunya untuk
melawan pada orangtua.
Penting untuk diketahui, walaupun seorang anak masih
kecil tetapi ia sudah bisa memahami nada bicara orang lain.
Anak-anak yang sejak kecil sering mendengarkan orangtuanya teriak-teriak,
biasanya dia cenderung melawan orangtuanya saat usia remaja.
2. Orangtua Memanjakan Anak Secara Berlebihan
Hindari memanjakan anak secara berlebihan, misalnya dengan selalu menuruti
setiap permintaan anak, bahkan pada permintaan anak yang aneh-aneh dan tidak
masuk akal.
Jika orangtua selalu menuruti permintaan anak maka sangat tidak
baik untuk proses pembentukan karakternya. Anak tidak terlatih saat permintaan-nya ditolak, dan juga tidak terlatih untuk bersabar.
Akibatnya jika sewaktu-waktu keinginan anak tidak terpenuhi, anak tanpa
berpikir panjang akan melawan dan menentang orangtuanya sendiri. Perlawanan
yang dilancarkan oleh anak sebagai bentuk 'demo' karena keinginannya tidak terpenuhi.
Dengan begitu hindari selalu menuruti keinginan anak, adakalanya orangtua
menuruti permintaan anak, tapi orangtua harus berani menolak saat anak meminta
yang aneh-aneh atau tidak penting.
3. Orangtua Bersikap Otoriter
Penyebab anak suka melawan orang tua yaitu karena orangtua bersikap otoriter selama ini. Seorang anak menjadi suka memberontak jika orangtuanya bersikap otoriter.
Sikap otoriter orangtua dapat menyebabkan anak tertekan dan tidak nyaman, hingga
akhirnya menentang orangtua. Misalnya yang sering terjadi, yaitu orangtua suka memaksa
anak supaya selalu tunduk menjalankan perintah, tapi ironisnya enggak pernah memperhatikan perasaan anak.
Sikap otoriter orangtua menyebabkan anak terkekang. Lama-kelamaan anak nantinya menganggap perasaannya tidak dihargai oleh orangtuanya. Hal inilah yang memicu
anak berontak.
Orangtua mungkin berpikir bahwa pola asuh otoriter bikin anak patuh, tapi
nyatanya ini dapat menjadi bom waktu yang memicu anak memberontak.
Tindakan otoriter dan memaksakan kehendak pada anak tidaklah efektif, lebih baik
orangtua sering-sering untuk berbicara dari hati ke hati dengan anak.
4. Faktor Lingkungan
Penyebab anak melawan orang tua yaitu bisa karena lingkungan pergaulan yang buruk. Dimana lingkup pergaulan anak memberikan pengaruh sangat besar terhadap perkembangan karakter
dan tingkah lakunya, termasuk sikap memberontak.
Anak akan
mencontoh lingkungan pergaulannya, jika lingkungannya buruk maka kepribadian
anak pun bakal cenderung buruk.
Jika anak memiliki teman-teman yang suka melawan orangtuanya, anak pun bakal hanyut dan ikut mencontoh perilaku buruk teman-temannya itu.
Sehingga perhatikan pergaulan anak, yaitu perhatikan dengan
siapa ia berteman, bersosialisasi dan berinteraksi karena hal tersebut sangat
memengaruhi pembentukan karakternya.
Jika awalnya anak adalah seorang yang penurut dan koperatif tapi kemudian
berubah jadi suka membantah, cobalah lihat bagaimana lingkungan kesehariannya.
Sehingga, usahakan supaya anak berada di lingkup pergaulan yang baik, ini
akan sangat membantu Anda sebagai orangtua dalam kelancaran proses pengasuhan anak.
5. Orangtua Tidak Ada Waktu Untuk Anak
Penyebab anak sering melawan orang tua yaitu karena kurangnya quality time. Kebersamaan orangtua dan anak sangatlah penting, anak bakal belajar banyak dari
orangtuanya.
Sehingga jangan sampai karena terlalu sibuk bekerja, orangtua
tidak ada waktu buat bersama anak walau hanya beberapa saat.
Jangan sampai pekerjaan orangtua mengalahkan perhatian buat anak, berakibat sang buah hati tidak memperoleh tuntunan.
Jika seorang anak tidak mendapatkan
bimbingan dari orangtuanya, anak cenderung mengembangkan kepribadian yang
buruk.
Maka jangan heran, anak-anak yang suka melawan orangtuanya biasanya selama ini
jarang bersama dan jarang berkomunikasi dengan orangtuanya. Dengan begitu,
orangtua harus memiliki waktu bersama anak walaupun sekedar mengobrol selama 10 menit.
6. Kebiasaan Orangtua yang Sering Menyalahkan Anak
Penyebab anak membantah orang tua yaitu karena selama ini anak merasa sering disalahakan. Orangtua memang punya kewajiban agar meluruskan kesalahan dan tindakan anak
yang keliru, tapi bukan berarti orangtua setiap waktu mengkritik anak.
Jika anak terlampau sering disalahkan, ini bakal memicunya punya sifat suka melawan. Oleh karena itu, adakalanya
orangtua perlu longgar atau toleran terhadap kesalahan kecil yang dilakukan
oleh anak.
7. Anak Mencari Perhatian
Sebagian anak tiba-tiba suka melawan demi mencari perhatian dari orangtuanya,
hal ini bisa terjadi jika selama ini orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan
sehingga anak jarang mendapatkan curahan perhatian dan kasih sayang.
Anak kecil sangat membutuhkan perhatian. Awalnya anak bersikap bagus, tapi kemudian bisa berubah jadi nakal dan suka berbuat ulah demi memperoleh
perhatian dari orangtuanya.
Jika demikian adanya, orangtua perlu berusaha
memperbaikinya dan mulai memperhatikan kebutuhan ‘batin’ anak.
8. Anak Tidak Mendapatkan Ruang Berbicara
Orangtua harus mampu menjadi pendengar yang baik bagi anak. Anak harus
diberikan ruang untuk berbicara dan berpendapat. Saat anak berbicara, dengarkan secara seksama. Saat anak berpendapat, berikan respon positif.
Jika
orangtua tidak memberikan ruang untuk anak, dampaknya anak bakal cenderung suka memberontak serta sulit untuk diajak koperatif.
9. Hubungan Ayah dan Ibu Kurang Harmonis
Jika Ibu dan Ayah di dalam rumah sering bertengkar, ini bisa sangat berdampak
pada psikologi atau emosional anak, dimana anak bakal cenderung memiliki
karakter keras, kasar dan suka melawan.
Hal itu karena biasanya hubungan
suami-istri yang tak harmonis juga akan memengaruhi pemberian kasih sayang ke anak. Hubungan sehat suami-istri sangatlah vital untuk proses pengasuhan anak.
Cara Mengatasi Anak Melawan Orang Tua
- Utamakan berbicara dengan lembut pada anak.
- Hindari suka berteriak
- Jangan suka menghakimi anak.
- Jangan membandingkan anak dengan anak lain.
- Orangtua perlu membiasakan untuk jadi pendengar yang baik (bagi anak).
- Jangan meremehkan pendapat anak.
- Praktekkan apa yang dikatakan ke anak. Orangtua perlu menjadi teladan baik, bukan sekedar memberikan nasehat pakai kata-kata.
- Orangtua hendaknya untuk menghargai keberadaan anak.
- Pahami cara berpikir anak.
- Jangan mengutamakan pekerjaan dibandingkan keluarga.
- Sediakan waktu buat mengobrol bersama anak, diusahakan setiap hari.
- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan di rumah.
Cara mengatasi anak melawan orang tua yaitu hindari sikap kaku, seperti memaksakan segala aturan harus ditaati, menjadikan anak harus selalu nurut, bahkan tidak ada ruang bagi anak buat berpendapat.
Sikap kaku orangtua berdampak buruk pada hubungan orangtua dan anak, serta anak hidupnya tertekan. Anak yang merasa tidak nyaman dan terkekang akan merasa tidak disayangi dan dipedulikan.
Ketika anak merasa kurang mendapatkan curahan kasih sayang, anak bakal condong jadi individu yang tempramental dan kasar. Ini karena anak merasa tidak mendapatkan haknya yang seharusnya ia dapatkan.
TOPIK TERKAIT
- 10 Cara Menghukum Anak yang Mendidik (Agar Mau Memperbaiki Kesalahannya)
- 7 Cara Agar Anak Mau Minta Maaf dan Mengakui Kesalahan
- 20 Tips Mengasuh dan Mendampingi Anak ADHD (Hiperaktif)
- 11 Cara Mengatasi Anak Cengeng dan Keras Kepala
- 8 Dampak Buruk Memaksa Anak Berhenti Menangis
- 11 Cara Mengajarkan Anak Agar Disiplin dan Tanggung Jawab
- 6 Cara Menenangkan Anak Menangis dan Mengamuk
- 14 Cara Mengatasi Anak Tantrum dengan Tepat (Penyebab & Tanda-Tandanya)
Baca Juga: