7 Cara Agar Anak Mau Minta Maaf dan Mengakui Kesalahan

Namanya anak-anak biasanya punya sifat egois dan susah dimengerti. Itu mengapa ketika anak melakukan kesalahan tapi enggan untuk meminta maaf.

Orangtua perlu sabar-sabar menghadapi tingkah laku anak ini, apalagi saat anak menolak untuk meminta maaf dan balik marah-marah pada orangtuanya.

Cara Agar Anak Mau Minta Maaf
Photo credit: alamy.com|Aleksandr Davydov

Cara Agar Anak Mau Minta Maaf


1. Mencari Penyebabnya

Seringkali anak melakukan kesalahan tetapi tidak menyadarinya, bagaimana anak minta maaf jika dia tidak merasa bersalah? Disinilah pentingnya peran Ayah dan Bunda dalam mengedukasi anak dan menanamkan anak rasa empati.

Ada banyak penyebab anak tidak mau minta maaf. Jadi saat anak menolak minta maaf, orangtua jangan sampai terburu-buru memarahi anak karena akan semakin mengacaukan keadaan.

Lebih baik ajarkan anak rasa empati, ajarkan anak bahwa tidak boleh menyakiti orang lain. Rasa empati anak balita biasanya belum terbentuk matang, maka jangan heran jika saat balita jelas-jelas melakukan hal buruk tapi dirinya tampak tidak merasa bersalah.

Juga jangan pernah melabeli anak balita dengan label yang buruk seperti anak nakal, anak cengeng dll. Apalagi balita belum bisa memahami dengan baik.

Yang perlu dilakukan orangtua adalah menstimulasi rasa empati anak, sembari mengajarkan anak tentang mana yang boleh dan tidak boleh, mana yang baik dan buruk.

Selain itu, penyebab anak menolak minta maaf karena sifat egoisnya. Lagi-lagi orangtua harus berlapang dada melihat tingkah laku anak, maka jangan terlalu memaksa anak untuk minta maaf.


2. Jadi Teladan yang Baik

Anak kecil ini seperti kertas putih, dia akan mencontoh segala sifat dan perilaku dari orangtuanya. Jadi para orangtua harus berhati-hati dan jangan sampai memberikan contoh negatif ke anak.

Jika orangtua terbiasa memperlihatkan sikap rendah hati, maka anak pun bakal tumbuh menjadi sosok yang rendah hati. Demikian juga, jika orangtua suka marah-marah di rumah maka anak pun bakal tumbuh menjadi pribadi yang tempramental, emosional dan sulit dinasehati.

Dengan begitu, jika orangtua ingin anaknya mengucapkan kalimat: “Aku minta maaf” maka orangtua harus sering-sering mencontohkannya. Orangtua jangan ragu untuk mengatakan “Bunda minta maaf” atau “Ayah minta maaf”.

Saat orangtua terbiasa untuk mengatakan maaf maka anak bakal menirunya. Misalnya saat Bunda berbicara agak kasar atau keras, maka katakan ke anak: “Bunda minta maaf karena udah ngomong kenceng-kenceng”. Demikian seterusnya.

3. Berikan Kesan Indah pada Tindakan Minta Maaf

Anak susah minta maaf karena merasa dirinya jadi rendah jika melakukannya. Kemungkinan anak merasa bahwa tindakan meminta maaf adalah sesuatu yang tercela, memalukan, rendahan dll.

Agar anak mau minta maaf maka berikan kesan indah pada tindakan meminta maaf. Sejak anak masih kecil, tanamkan dalam dirinya bahwa meminta maaf adalah sesuatu yang hebat, buatlah kesan seperti ini dalam hati anak.
 
Berilah anak pujian saat dia mengatakan “maaf”, sehingga anak menyadari bahwa yang dilakukannya adalah hal yang bagus, terpuji dan disukai oleh orangtuanya. Apresiasi dari orangtua akan membuat anak lebih termotivasi lagi.

Lalu orangtua juga bisa menjelaskan tentang manfaat dari meminta maaf seperti menciptakan keharmonisan, membuat lebih bahagia, menghilangkan rasa dendam, disayang Tuhan dll. Jelaskan dengan kata-kata yang mudah dipahami anak.


4. Edukasi Anak

Edukasi anak agar dia bisa memahami setiap perbuatannya dan dampaknya. Saat anak melakukan tindakan atau perilaku buruk, anak harus diberitahu sehingga dia memahami. Hal ini wajib dilakukan karena anak kecil biasanya masih kesulitan dalam membedakan yang baik dan buruk.

Orangtua harus memberikan sinyal apakah setuju atau tidak terhadap perilaku anak. Sebenarnya merupakan HAK anak yang sangat besar untuk diberitahu jika dia melakukan kesalahan. Peran orangtua sangat besar dalam mengedukasi anak.

Anak juga harus diberitahu mengapa perbuatannya dinilai salah, sehingga anak bisa mengetahui letak kekeliruannya.

Anak kecil (apalagi usia balita) biasanya belum memiliki kematangan dalam berinteraksi dan bergaul, sehingga berbagai kesalahan yang dilakukan anak merupakan bagian dari proses belajarnya.

Oleh karena itu orangtua jangan terlalu keras kepada kesalahan anak, perlu ada kelonggaran disini. Tapi tetap, jika anak melakukan kesalahan maka perlu diingatkan untuk meminta maaf.

5. Tanamkan Rasa Empati

Agar anak mau minta maaf maka stimulasi rasa empati dalam diri anak. Jangan remehkan perasaan anak, bahkan anak sejak umur 5 tahun telah menyadari tentang bagaimana dirinya ingin disikapi. Dengan begitu, seharusnya rasa empati ditanamkan sejak dini.

Anak sejak kecil sudah memiliki perasaan, maka manfaatkan ini untuk menumbuhkan rasa empati dalam dirinya.

Tapi sebelumnya, pastikan kebutuhan batin anak terpenuhi dengan baik. Cara memenuhi kebutuhan batin anak yaitu dengan menjalin komunikasi yang menyenangkan dengan anak dan menghargai perasaannya, sehingga anak tumbuh dengan parasaan nyaman, bahagia dan merasa dicintai.

Jika kebutuhan batinnya terpenuhi dengan baik, maka manfaatnya membuat anak bisa peka terhadap kondisi di sekelilingnya, termasuk bisa lebih memahami perasaan dan kondisi orang lain. Hal ini juga sering disebut dengan kecerdasan emosional (EQ).

Dengan kecerdasan emosional atau rasa empati yang baik, anak mampu mengenali perasaan orang lain dari sudut pandang mereka.

Setelah itu rangsang rasa empati anak. Misalnya saat anak merebut mainan temannya, katakan pada anak: “Gimana perasaan kamu kalau mainan kamu direbut?” atau “Kamu marah gak kalau ada orang yang ngambil mainan kamu?”

Pertanyaan semacam ini akan membuat anak berpikir dan berusaha memahami perasaan pihak lain. Lalu anak mulai merasa berempati dan menyadari tindakannya salah. Hal ini akan membuat anak lebih mudah untuk mau meminta maaf.

6. Jangan Terlalu Memaklumi Anak

Namanya anak kecil tentu perlu diberikan kelonggaran, tapi ini bukan berarti memaklumi semua kesalahan anak. Anak kecil tentu masih perlu belajar banyak untuk bergaul secara sehat di lingkungan sosial, tapi orangtua tetap wajib meluruskan kesalahan dan perilaku buruk anak.

Adapun jika orangtua terlalu memaklumi dan tidak pernah menegur anak, dampaknya anak menjadi tidak tahu letak kesalahannya. Dikhawatirkan lama-kelamaan sikap pemakluman ini justru membentuk sifat egois dalam diri anak, merasa selalu benar dan tidak bisa menghargai pihak lain.

7. Orangtua Harus Sering-Sering Berkata “Maaf”

Anak akan meniru orangtuanya, jika orangtua sering mengatakan “Maaf” maka anak bakal memperhatikan dan mencontohnya. Mengedukasi anak untuk meminta maaf tidak akan berhasil jika orangtua tidak mencontohkannya secara langsung.

Biasakan kata-kata positif seperti maaf, tolong, terimakasih dan sebagainya diucapkan di dalam rumah. Seringkali pemberian nasehat tidak ampuh, tapi mencontohkan hal positif seringkali ampuh untuk membuat anak lebih baik.




Baca Juga:

No comments: