Mengasuh anak bukan cuma memberikan makan atau memenuhi kebutuhan fisik anak
saja, melainkan orangtua juga punya kewajiban untuk mendidik anak dan memenuhi
kebutuhan emosinal anak.
Hanya saja masih banyak orangtua yang belum paham mengenai ilmu parenting,
sehingga seringkali melakukan kesalahan dalam mengasuh dan mendidik anak.
Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak
1. Suka Membanding-Bandingkan Anak
Setiap anak itu unik dan punya kelebihannya masing-masing. Orangtuanya punya
kewajiban untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak, tindakan
membanding-bandingkan anak adalah sesuatu yang harus dihindari.
Sudah banyak riset yang menunjukan bahwa tindakan membandingkan anak berdampak
buruk terhadap psikis anak, termasuk menurunkan rasa percaya diri anak,
membuat anak minder, dan menghambat proses tumbuh-kembangnya.
Hindari membandingkan anak dengan anak lainnya, ini penting agar anak tumbuh
dengan perasaan bahagia, percaya diri dan mental anak berkembang dengan baik.
Seseorang yang sejak kecil sering dibanding-bandingkan biasanya akan menjadi
pribadi yang inferior dan memiliki harga diri rendah. Bahkan merasa sebagai
orang yang tidak becus, dan sering berpikir dirinya tidak pernah cukup baik
dalam mengerjakan sesuatu. Efek negatif ini biasanya permanen di sepanjang
hidupnya.
Sering dibandingkan akan menumbuhkan keraguan dalam diri anak, dimana anak
mulai meragukan kinerjanya dan sering merasa tidak mampu.
Selain itu karena sering dibandingkan, anak bisa saja menjadi sakit hati dan
membenci orangtuanya, anak juga akan merasakan dirinya tidak pernah
mendapatkan dukungan orangtua.
2. Tidak Memberikan Tugas Rumah
Anak sejak kecil seharusnya sudah dikenalkan dengan sikap mandiri dan tanggung
jawab. Tapi sayangnya, banyak orangtua yang tidak menyadari pentingnya
penanaman karakter positif ini pada anak.
Mengajak anak untuk melakukan tugas rumah dapat mengasah rasa tanggung jawab
dan kemandirian anak. Berikan anak pekerjaan rumah sesuai dengan usianya.
Misalnya pada anak balita yaitu membereskan mainannya sendiri.
Jika anak sudah agak besar maka bisa diberikan tugas menyapu, mengelap kaca
dll. Lalu dengan semakin bertambahnya usia anak bisa diberikan tugas yang
lebih kompleks, seperti mencuci piring dll.
Kesalahan orangtua dalam mendidik anak yaitu enggan memberikan tugas rumah
pada anak. Seharusnya orangtua mendorong dan memotivasi anak agar mau
mengerjakan tugas rumah secara rutin.
Setelah berhasil mengerjakan tugas rumah, akan ada kepuasan tersendiri yang
dirasakan anak. Selain itu melalui tanggung jawab yang diemban anak,
menjadikan anak merasa memiliki peran di dalam keluarga. Hal-hal seperti ini
membuat anak merasa dipercaya di keluarga, sehingga dapat membangun rasa
percaya dirinya.
3. Overprotektif pada Anak
Orangtua tentu ingin melindungi anaknya, tapi jika sampai overprotektif malah
akan berakibat buruk. Kesalahan orangtua dalam mengasuh anak yaitu berlebihan
dalam memproteksi anak.
Bentuk overprotektif, misalnya yaitu orangtua campur tangan di keseharian anak
dengan berlebihan, terlalu membatasi mobilitas anak, khawatir berlebihan
terhadap pilihan anak dan hal-hal semacamnya.
Memproteksi anak wajib dilakukan orangtua, tapi jika sampai berlebihan justru
menimbulkan efek negatif. Orangtua yang terlalu mendikte anak, ini akan
berdampak buruk pada kesehatan psikis anak.
Riset menunjukan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan perlindungan secara
berlebihan (overprotektif) oleh orangtuanya beresiko lebih tinggi terkena
gangguan kesehatan (secara fisik dan psikis) dibandingkan anak-anak yang
tumbuh dengan perlindungan yang wajar dari orangtuanya.
Penelitian lainnya juga menunjukan bahwa bentuk pola asuh overprotektif
menyebabkan anak menjadi pribadi yang tidak percaya diri, serta rentan
mengalami gangguan kecemasan dan depresi.
Selain itu, tindakan overprotektif yang dilakukan orangtua menyebabkan anak
kesulitan untuk menjadi orang yang mandiri, tidak berani mengambil tantangan,
dan sulit membangun pertemanan. Anak juga bisa menjadi muak karena terlalu
dilindungi.
4. Terlalu Sering Mengkritik
Kesalahan orangtua dalam mengasuh anak yaitu terlalu sering mengkritik. Jika
anak terlalu sering disalahkan, justru ini berdampak buruk terhadap psikis
anak.
Mungkin orangtua niatnya baik, memandang bahwa kesalahan anak harus
diluruskan, hanya saja sering menyalahkan anak dapat merusak kejiwaan anak.
Apalagi jika orangtua menyalahkan anak secara membabi buta, yaitu sampai tahap
menghakimi. Bentuk parenting seperti ini beresiko menyebabkan anak di masa
depan terkena anxiety disorder.
Anxiety disorder merupakan masalah kesehatan mental, dimana penderitanya
selalu merasa cemas, khawatir, atau perasaan takut yang tidak wajar. Jikapun
ingin mengkritik anak, lakukan dengan cara yang benar. Hindari mengkritik anak
saat perasaan Anda masih penuh emosi.
Terlalu sering mengkritik anak (apalagi caranya tidak benar) akan menyebabkan
anak jadi pribadi yang tidak percaya diri, pemurung dan tidak berani
menghadapi tantangan.
5. Menetapkan Standar Tinggi pada Anak
Kesalahan banyak orangtua yaitu menetapkan standar yang tinggi pada anak.
Hindari memasang ekspetasi terlalu tinggi pada anak, misalnya meminta anak
untuk dapat ranking 1 di kelas, hal ini justru membuat anak stres dan tertekan
atas tuntutan orangtuanya.
Ayah dan Bunda harus selalu ingat bahwa anak harus tumbuh dengan perasaan
lepas dan bahagia, jangan sampai anak tumbuh dengan perasaan tertekan. Oleh
karena itu, jangan memasang ekspetasi yang tidak wajar pada anak.
6. Terlalu Banyak Mengatur
Anak-anak perlu berkembang dan diberikan kebebasan untuk bereksplorasi.
Kesalahan orangtua yaitu terlalu banyak mengatur, bahkan hingga hal-hal yang
bersifat detail.
Anak-anak memang perlu diatur dan dibimbing, tapi itu bukan berarti mengatur
anak pada semua hal atau hingga hal-hal yang terlalu detail, apalagi sampai
membuat anak tidak punya kesempatan untuk memilih pilihannya sendiri.
Dampak buruk terlalu banyak mengatur anak yaitu menyebabkan anak tumbuh dengan
perasaan terkekang, serta menghambat perkembangan kreativitas, imajinasi dan
inisiatif anak.
7. Orangtua Plin-Plan
Kesalahan banyak orangtua yaitu bersikap plin-plan, misalnya saat ini A
besoknya jadi B. Saat ini tidak boleh, tapi besoknya boleh. Sikap plin-plan
orangtua bakal menyebabkan anak kebingungan.
Lebih parah lagi, jika satu waktu orangtua sangat ketat dengan peraturan, tapi
pada waktu berbeda orangtua sama sekali tidak peduli dengan peraturan.
Ketidakbecusan orangtua seperti ini, menyebabkan anak akan memandang
orangtuanya tidak konsisten, inilah yang menjadi awal anak berani melanggar
aturan dan tidak mau mengikuti arahan orangtua.
8. Tidak Bilang “I LOVE YOU“
Para orangtua tentu cinta pada anak-anaknya, tapi sayangnya banyak orangtua
yang tidak menyadari tentang pentingnya mengungkapkan rasa cinta dan sayang,
seperti mengatakan “I LOVE YOU“ dan yang semacamnya.
Mengungkapkan rasa cinta dan sayang secara langsung sangatlah penting, agar
anak sejak dini menyadari bahwa ada orang-orang yang mencintainya. Jangan
sampai dada (hati) anak kering dari rasa cinta.
Selain mengungkapkan cinta dan sayang dengan kata-kata, bisa juga dengan
tindakan seperti memeluk anak, mencium, mengelus dan lainnya. Hal ini akan
membangun hubungan emosional yang kuat antara orangtua dan anak.
9. Tidak Support Anak
Kesalahan banyak orangtua di Indonesia yaitu pasif atau malas untuk menjadi
'supporter' bagi anak. Orangtua harusnya gesit untuk selalu menyemangati anak,
sehingga anak menjadi lebih termotivasi dalam usahanya karena menyadari
dibelakangnya ada keluarganya yang aktif mendukung.
Sayangnya hal penting ini banyak tidak disadari oleh banyak orangtua di
Indonesia. Mungkin orangtua berpikir sudah lelah bekerja, sehingga malas
untuk berurusan dengan anak.
Hal ini berbeda dengan banyak orangtua di Amerika Serikat dan Eropa Barat yang
begitu aktif untuk mendukung dan menyemangati anak-anak mereka.
Selain itu, dengan selalu ada dan sering memberikan support kepada anak, akan
membuat hubungan orangtua dan anak semakin erat. Anak juga tumbuh dengan
perasaan bahagia.
10. Kurang Meluangkan Waktu
Orangtua memang disibukan dengan pekerjaan, tapi jika itu sampai meniadakan
quality time bersama anak maka ini adalah kesalahan fatal orangtua. Sesibuk
apapun orangtua, setidaknya harus ada 30 menit quality time bersama anak dalam
setiap harinya.
Apalagi jika orangtua terlalu sibuk dengan smartphone dan mengabaikan
keberadaan anak, maka jangan salahkan jika anak tumbuh dengan perasaan jauh
dari orangtuanya. Bahkan mungkin anak bakal mencari kesenangan di luar
sehingga rentan terjatuh ke lingkungan pergaulan buruk.
11. Tidak Mengenalkan Anak dengan Peraturan
Kesalahan orangtua yaitu tidak mengenalkan anak dengan peraturan, padahal
suatu saat anak bakal tumbuh besar dan banyak melakukan interaksi sosial di
lingkungan luar.
Jika anak tidak dibiasakan dengan aturan dan tidak diajarkan norma, akibatnya
anak bakal menemukan banyak masalah di kehidupan sosialnya, dimana ada banyak
aturan sosial tidak tertulis yang harus dipahami dalam berinteraksi sosial.
12. Memarahi Anak di Tempat Umum
Kesalahan fatal orangtua adalah memarahi anak di tempat umum, dampaknya
membuat anak sangat malu dan membahayakan kejiwaan anak. Jangankan memarahi,
sekedar menegur anak di tempat umum saja harus dihindari karena bakal membuat
anak tidak nyaman.
Memarahi atau menegur anak di tempat umum, itu sama saja dengan tindakan
mempermalukan anak. Hal ini akan memberikan memori buruk ke dalam hati dan
pikiran anak. Dampak buruknya dapat menghambat perkembangan emosional dan
mental anak.
Diantaranya yaitu menyebabkan anak menjadi pribadi yang minder, tidak percaya
diri dan takut bersosialisasi.
13. Role Model yang Buruk
Sekalipun orangtua telah memenuhi semua kebutuhan anak, tapi itu semua tidak
berguna jika orangtua tidak mampu menjadi panutan yang baik. Anak adalah
cerminan dari orangtuanya, dimana anak bakal meniru setiap sifat, perilaku dan
tindak-tanduk orangtuanya.
Jangan sampai orangtua memberikan contoh buruk ke anak, karena kemungkinan
besar anak bakal menirunya. Misalnya orangtua saat marah suka membanting
barang, maka anak pun bakal menirunya, Anda akan melihat anak suka membanting
benda-benda di sekitarnya.
14. Tidak Mengapresiasi Anak
Kesalahan banyak orangtua di Indonesia yaitu kurang peduli atau tidak
mengapresiasi setiap pencapaian anak. Seharusnya orangtua menunjukan rasa
bangga secara langsung atas prestasi anak.
Berikan anak apresiasi atas pencapaian atau usahanya, sehingga anak merasa
dihargai orangtuanya dan menjadi lebih bersemangat untuk berusaha dalam
kehidupan.
Adapun jika anak tidak atau kurang mendapatkan apresiasi, anak akan merasa
bahwa usahanya sia-sia, selain itu anak bakal berpikir bahwa orangtuanya tidak
peduli, sehingga hubungan anak dan orangtua menjadi renggang.
15. Orangtua Otoriter
Sikap otoriter juga menjadi kesalahan banyak orangtua di Indonesia. Orangtua
yang otoriter biasanya hanya mau didengarkan tapi tidak mau mendengarkan
perkataan atau pendapat anak. Ini akan menjadikan anak tumbuh dengan perasaan
tertekan.
Pola asuh otoriter bisa menyebabkan masalah serius pada mental anak,
diantaranya anak kehilangan berinisiatif dalam hidupnya karena perasaan
tertekan selama ini, anak juga tidak bisa atau kurang mampu untuk mengeluarkan
pendapat karena selama ini dibungkam.
Jika anak sejak kecil tidak diberikan ruang untuk berbicara dan berpendapat,
hal ini bisa sangat membahayakan kejiwaan atau kesehatan mental anak.
Baca Juga: