15 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak

Mengasuh anak bukan cuma memberikan makan atau memenuhi kebutuhan fisik anak saja, melainkan orangtua juga punya kewajiban untuk mendidik anak dan memenuhi kebutuhan emosinal anak.

Hanya saja masih banyak orangtua yang belum paham mengenai ilmu parenting, sehingga seringkali melakukan kesalahan dalam mengasuh dan mendidik anak.

Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak

Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak


1. Suka Membanding-Bandingkan Anak

Setiap anak itu unik dan punya kelebihannya masing-masing. Orangtuanya punya kewajiban untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak, tindakan membanding-bandingkan anak adalah sesuatu yang harus dihindari.

Sudah banyak riset yang menunjukan bahwa tindakan membandingkan anak berdampak buruk terhadap psikis anak, termasuk menurunkan rasa percaya diri anak, membuat anak minder, dan menghambat proses tumbuh-kembangnya.

Hindari membandingkan anak dengan anak lainnya, ini penting agar anak tumbuh dengan perasaan bahagia, percaya diri dan mental anak berkembang dengan baik.

Seseorang yang sejak kecil sering dibanding-bandingkan biasanya akan menjadi pribadi yang inferior dan memiliki harga diri rendah. Bahkan merasa sebagai orang yang tidak becus, dan sering berpikir dirinya tidak pernah cukup baik dalam mengerjakan sesuatu. Efek negatif ini biasanya permanen di sepanjang hidupnya.

Sering dibandingkan akan menumbuhkan keraguan dalam diri anak, dimana anak mulai meragukan kinerjanya dan sering merasa tidak mampu.

Selain itu karena sering dibandingkan, anak bisa saja menjadi sakit hati dan membenci orangtuanya, anak juga akan merasakan dirinya tidak pernah mendapatkan dukungan orangtua.


2. Tidak Memberikan Tugas Rumah

Anak sejak kecil seharusnya sudah dikenalkan dengan sikap mandiri dan tanggung jawab. Tapi sayangnya, banyak orangtua yang tidak menyadari pentingnya penanaman karakter positif ini pada anak.

Mengajak anak untuk melakukan tugas rumah dapat mengasah rasa tanggung jawab dan kemandirian anak. Berikan anak pekerjaan rumah sesuai dengan usianya. Misalnya pada anak balita yaitu membereskan mainannya sendiri.

Jika anak sudah agak besar maka bisa diberikan tugas menyapu, mengelap kaca dll. Lalu dengan semakin bertambahnya usia anak bisa diberikan tugas yang lebih kompleks, seperti mencuci piring dll.

Kesalahan orangtua dalam mendidik anak yaitu enggan memberikan tugas rumah pada anak. Seharusnya orangtua mendorong dan memotivasi anak agar mau mengerjakan tugas rumah secara rutin.

Setelah berhasil mengerjakan tugas rumah, akan ada kepuasan tersendiri yang dirasakan anak. Selain itu melalui tanggung jawab yang diemban anak, menjadikan anak merasa memiliki peran di dalam keluarga. Hal-hal seperti ini membuat anak merasa dipercaya di keluarga, sehingga dapat membangun rasa percaya dirinya.

3.  Overprotektif pada Anak

Orangtua tentu ingin melindungi anaknya, tapi jika sampai overprotektif malah akan berakibat buruk. Kesalahan orangtua dalam mengasuh anak yaitu berlebihan dalam memproteksi anak.

Bentuk overprotektif, misalnya yaitu orangtua campur tangan di keseharian anak dengan berlebihan, terlalu membatasi mobilitas anak, khawatir berlebihan terhadap pilihan anak dan hal-hal semacamnya.

Memproteksi anak wajib dilakukan orangtua, tapi jika sampai berlebihan justru menimbulkan efek negatif. Orangtua yang terlalu mendikte anak, ini akan berdampak buruk pada kesehatan psikis anak.

Riset menunjukan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan perlindungan secara berlebihan (overprotektif) oleh orangtuanya beresiko lebih tinggi terkena gangguan kesehatan (secara fisik dan psikis) dibandingkan anak-anak yang tumbuh dengan perlindungan yang wajar dari orangtuanya.

Penelitian lainnya juga menunjukan bahwa bentuk pola asuh overprotektif menyebabkan anak menjadi pribadi yang tidak percaya diri, serta rentan mengalami gangguan kecemasan dan depresi.

Selain itu, tindakan overprotektif yang dilakukan orangtua menyebabkan anak kesulitan untuk menjadi orang yang mandiri, tidak berani mengambil tantangan, dan sulit membangun pertemanan. Anak juga bisa menjadi muak karena terlalu dilindungi.


4. Terlalu Sering Mengkritik

Kesalahan orangtua dalam mengasuh anak yaitu terlalu sering mengkritik. Jika anak terlalu sering disalahkan, justru ini berdampak buruk terhadap psikis anak.

Mungkin orangtua niatnya baik, memandang bahwa kesalahan anak harus diluruskan, hanya saja sering menyalahkan anak dapat merusak kejiwaan anak.

Apalagi jika orangtua menyalahkan anak secara membabi buta, yaitu sampai tahap menghakimi. Bentuk parenting seperti ini beresiko menyebabkan anak di masa depan terkena anxiety disorder.

Anxiety disorder merupakan masalah kesehatan mental, dimana penderitanya selalu merasa cemas, khawatir, atau perasaan takut yang tidak wajar. Jikapun ingin mengkritik anak, lakukan dengan cara yang benar. Hindari mengkritik anak saat perasaan Anda masih penuh emosi.

Terlalu sering mengkritik anak (apalagi caranya tidak benar) akan menyebabkan anak jadi pribadi yang tidak percaya diri, pemurung dan tidak berani menghadapi tantangan.

5. Menetapkan Standar Tinggi pada Anak

Kesalahan banyak orangtua yaitu menetapkan standar yang tinggi pada anak. Hindari memasang ekspetasi terlalu tinggi pada anak, misalnya meminta anak untuk dapat ranking 1 di kelas, hal ini justru membuat anak stres dan tertekan atas tuntutan orangtuanya. 

Ayah dan Bunda harus selalu ingat bahwa anak harus tumbuh dengan perasaan lepas dan bahagia, jangan sampai anak tumbuh dengan perasaan tertekan. Oleh karena itu, jangan memasang ekspetasi yang tidak wajar pada anak.

6. Terlalu Banyak Mengatur

Anak-anak perlu berkembang dan diberikan kebebasan untuk bereksplorasi. Kesalahan orangtua yaitu terlalu banyak mengatur, bahkan hingga hal-hal yang bersifat detail.

Anak-anak memang perlu diatur dan dibimbing, tapi itu bukan berarti mengatur anak pada semua hal atau hingga hal-hal yang terlalu detail, apalagi sampai membuat anak tidak punya kesempatan untuk memilih pilihannya sendiri.

Dampak buruk terlalu banyak mengatur anak yaitu menyebabkan anak tumbuh dengan perasaan terkekang, serta menghambat perkembangan kreativitas, imajinasi dan inisiatif anak.


7. Orangtua Plin-Plan

Kesalahan banyak orangtua yaitu bersikap plin-plan, misalnya saat ini A besoknya jadi B. Saat ini tidak boleh, tapi besoknya boleh. Sikap plin-plan orangtua bakal menyebabkan anak kebingungan.

Lebih parah lagi, jika satu waktu orangtua sangat ketat dengan peraturan, tapi pada waktu berbeda orangtua sama sekali tidak peduli dengan peraturan.

Ketidakbecusan orangtua seperti ini, menyebabkan anak akan memandang orangtuanya tidak konsisten, inilah yang menjadi awal anak berani melanggar aturan dan tidak mau mengikuti arahan orangtua.

8. Tidak Bilang “I LOVE YOU“

Para orangtua tentu cinta pada anak-anaknya, tapi sayangnya banyak orangtua yang tidak menyadari tentang pentingnya mengungkapkan rasa cinta dan sayang, seperti mengatakan “I LOVE YOU“ dan yang semacamnya.

Mengungkapkan rasa cinta dan sayang secara langsung sangatlah penting, agar anak sejak dini menyadari bahwa ada orang-orang yang mencintainya. Jangan sampai dada (hati) anak kering dari rasa cinta.

Selain mengungkapkan cinta dan sayang dengan kata-kata, bisa juga dengan tindakan seperti memeluk anak, mencium, mengelus dan lainnya sehingga akan membangun ikatan emosional orangtua-anak yang kuat.

9. Tidak Support Anak

Kesalahan banyak orangtua di Indonesia yaitu pasif atau malas untuk menjadi 'supporter' bagi anak. Orangtua harusnya gesit untuk selalu menyemangati anak, sehingga anak menjadi lebih termotivasi dalam usahanya karena menyadari dibelakangnya ada keluarganya yang aktif mendukung.

Sayangnya hal penting ini banyak tidak disadari oleh banyak orangtua di Indonesia.  Mungkin orangtua berpikir sudah lelah bekerja, sehingga malas untuk berurusan dengan anak.

Hal ini berbeda dengan banyak orangtua di Amerika Serikat dan Eropa Barat yang begitu aktif untuk mendukung dan menyemangati anak-anak mereka.

Selain itu, dengan selalu ada dan sering memberikan support kepada anak, akan membuat hubungan orangtua dan anak semakin erat. Anak juga tumbuh dengan perasaan bahagia.


10. Kurang Meluangkan Waktu

Orangtua memang disibukan dengan pekerjaan, tapi jika itu sampai meniadakan quality time bersama anak maka ini adalah kesalahan fatal orangtua. Sesibuk apapun orangtua, setidaknya harus ada 30 menit quality time bersama anak dalam setiap harinya.

Apalagi jika orangtua terlalu sibuk dengan smartphone dan mengabaikan keberadaan anak, maka jangan salahkan jika anak tumbuh dengan perasaan jauh dari orangtuanya. Bahkan mungkin anak bakal mencari kesenangan di luar sehingga rentan terjatuh ke lingkungan pergaulan buruk.

11. Tidak Mengenalkan Anak dengan Peraturan

Kesalahan orangtua yaitu tidak mengenalkan anak dengan peraturan, padahal suatu saat anak bakal tumbuh besar dan banyak melakukan interaksi sosial di lingkungan luar.

Jika anak tidak dibiasakan dengan aturan dan tidak diajarkan norma, akibatnya anak bakal menemukan banyak masalah di kehidupan sosialnya, dimana ada banyak aturan sosial tidak tertulis yang harus dipahami dalam berinteraksi sosial.

12. Memarahi Anak di Tempat Umum

Kesalahan fatal orangtua adalah memarahi anak di tempat umum, dampaknya membuat anak sangat malu dan membahayakan kejiwaan anak. Jangankan memarahi, sekedar menegur anak di tempat umum saja harus dihindari karena bakal membuat anak tidak nyaman.

Memarahi atau menegur anak di tempat umum, itu sama saja dengan tindakan mempermalukan anak. Hal ini akan memberikan memori buruk ke dalam hati dan pikiran anak. Dampak buruknya dapat menghambat perkembangan emosional dan mental anak.

Diantaranya yaitu menyebabkan anak menjadi pribadi yang minder, tidak percaya diri dan takut bersosialisasi.

13. Role Model yang Buruk

Sekalipun orangtua telah memenuhi semua kebutuhan anak, tapi itu semua tidak berguna jika orangtua tidak mampu menjadi panutan yang baik. Anak adalah cerminan dari orangtuanya, dimana anak bakal meniru setiap sifat, perilaku dan tindak-tanduk orangtuanya.

Jangan sampai orangtua memberikan contoh buruk ke anak, karena kemungkinan besar anak bakal menirunya. Misalnya orangtua saat marah suka membanting barang, maka anak pun bakal menirunya, Anda akan melihat anak suka membanting benda-benda di sekitarnya.

14. Tidak Mengapresiasi Anak

Kesalahan banyak orangtua di Indonesia yaitu kurang peduli atau tidak mengapresiasi setiap pencapaian anak. Seharusnya orangtua menunjukan rasa bangga secara langsung atas prestasi anak, penting bagi orangtua untuk mengetahui manfaat ungkapan rasa bangga pada anak.

Berikan anak apresiasi atas pencapaian atau usahanya, sehingga anak merasa dihargai orangtuanya dan menjadi lebih bersemangat untuk berusaha dalam kehidupan.

Adapun jika anak tidak atau kurang mendapatkan apresiasi, anak akan merasa bahwa usahanya sia-sia, selain itu anak bakal berpikir bahwa orangtuanya tidak peduli, sehingga hubungan anak dan orangtua menjadi renggang.

15. Orangtua Otoriter

Sikap otoriter juga menjadi kesalahan banyak orangtua di Indonesia. Orangtua yang otoriter biasanya hanya mau didengarkan tapi tidak mau mendengarkan perkataan atau pendapat anak. Ini akan menjadikan anak tumbuh dengan perasaan tertekan. 

Pola asuh otoriter bisa menyebabkan masalah serius pada mental anak, diantaranya anak kehilangan berinisiatif dalam hidupnya karena perasaan tertekan selama ini, anak juga tidak bisa atau kurang mampu untuk mengeluarkan pendapat karena selama ini dibungkam.

Jika anak sejak kecil tidak diberikan ruang untuk berbicara dan berpendapat, hal ini bisa sangat membahayakan kejiwaan atau kesehatan mental anak.




Baca Juga:

No comments: