Ciri Ciri Pubertas Anak Laki-Laki dan Perempuan

Pubertas adalah fase anak memasuki tahap remaja, sebelum nantinya benar-benar memasuki masa dewasa. Banyak orang yang mengatakan bahwa fase remaja adalah fase kritis. Banyak pula yang mengatakan bahwa fase remaja sebagai fase mencari jati diri.

Ciri Ciri Pubertas Anak Laki Laki dan Perempuan

Ciri Ciri Pubertas Anak Laki Laki dan Perempuan


Biasanya usia anak perempuan mulai pubertas yaitu 11 tahun, adapun anak laki-laki yakni 12 tahun. Hanya saja masa pubertas setiap anak bisa bermacam-macam, jadi jangan terlalu berpatokan pada angka tersebut, ada banyak faktor yang mempengaruhi cepat-lambatnya pubertas.

Tanda-Tanda Pubertas pada Laki Laki


1. Tinggi Badan Meningkat

Jika Anda mendapati anak laki-laki Anda tubuhnya bertambah tinggi secara signifikan, itu menjadi tanda pubertas pada anak laki-laki Anda. Secara umum tubuhnya semakin besar, termasuk meningkatnya berat badan. Peningkatan tinggi badan secara drastis biasanya akan terlihat saat anak berusia 13 tahun.

Lebih lanjut, juga bakal terlihat munculnya otot serta bahunya yang melebar, itu mencerminkan anak mulai punya kekuatan yang besar. Tatkala anak (remaja) telah merasa memiliki kekuatan, seringkali ia menggunakannya buat hal negatif. Berawal dari sini, muncullah istilah kenakalan remaja.


2. Suara Lebih Berat

Suara yang terdengar lebih berat adalah ciri pubertas anak laki-laki. Berkembangnya suara menjadi seperti itu, disebabkan adanya perkembangan atau pertumbuhan pita suara. Hal itu pasti dialami setiap anak, sesuai dengan bertambahnya usia anak.

Perubahan suara lazimnya sudah dimulai sejak anak berusia 12 tahun, atau sederhananya saat anak berada di fase SMP. Anda bakal terkaget-kaget pada cepatnya perubahan suara anak laki-laki Anda.

3. Jakun

Ciri khusus pubertas pada anak laki-laki yaitu terbentuknya jakun yang terdapat di area leher. Akan tetapi, setiap anak memiliki bentuk atau besaran jakun yang bermacam-macam. 

Berkaitan poin nomor 2, dengan terbentuknya jakun biasanya bakal mengubah suara anak laki-laki jadi lebih berat.

4. Mimpi Basah

Jika anak laki-laki untuk pertama kalinya mendapati mimpi basah, itu gambaran yang sangat 'terang' bahwa dia dipastikan telah berada di masa puber. Mimpi basah adalah keluarnya sperma yang tanpa direncanakan (umumnya di malam hari), yang saat kejadiannya walau sedang tidur, terkadang masih bisa disadari oleh si Anak.

Hal seperti ini umum dilewati anak laki-laki, maka tenangkan anak apabila dia tampak cemas pada apa yang dilewatinya tersebut. Berikan penjelasan yang mudah dimengerti dan katakan bahwa hal itu lumrah.

Orangtua juga perlu tahu, setelah anak mimpi basah biasanya akan mulai muncul nafsu seksualitas. Jadi disinilah pentingnya peran orangtua dalam mengedukasi anak, jangan sampai anak salah jalan.

5. Jerawat

Timbulnya jerawat menjadi gejala puber, umumnya jerawat muncul di wajah, namun bisa juga muncul pada area lain. Mungkin Anda bertanya-tanya apa pemicu timbulnya jerawat di fase puber?

Itu disebabkan saat anak di fase puber, berlangsung pertumbuhan hormon secara drastis pada tubuhnya. Termasuk munculnya hormon yang memicu berkembangnya jerawat. Biasanya problematika jerawat pada remaja bakal hilang ketika mendekati umur 20 tahun.

Hanya saja, pada sebagian kejadian membuktikan jerawat bisa tetap ada pada orang berusia 20 tahun keatas. Sehingga orangtua hendaknya mengajari anak tentang pentingnya merawat wajah dan rutin mencuci wajah dengan benar.

Hal itu amat penting, seringkali jerawat menyebabkan para remaja kehilangan kepercayaan diri, bahkan hingga menyebabkan stres dan depresi. Jangan sampai anak Anda melewati masa pubernya dengan pengalaman yang buruk.


6. Kumis dan Janggut

Kemunculan bulu di beberapa area tubuh, diantaranya yaitu kumis dan janggut merupakan tanda puber anak laki-laki. Berkembangnya jumlah hormon testosterone secara signifikan pada remaja menjadi pemicu timbulnya kumis, janggut dll.

Akan tetapi pada sebagian kasus, kumis dan janggut belum muncul walaupun anak telah berada di fase puber. Itu tidak berarti anak mengalami hambatan produksi hormon pada tubuhnya, tapi biasanya diakibatkan oleh faktor genetik.

7. Rambut di Ketiak

Munculnya rambut ketiak merupakan ciri pubertas. Semakin lama pertumbuhannya bakal kian lebat. Itulah mengapa setelah anak berada di fase remaja harus belajar merawat diri, khususnya mengenai bau badan yang seringkali bermula dari ketiak. 

8. Rambut di Area Kemaluan

Munculnya rambut di area kemaluan adalah gejala pubertas yang terlihat sangat jelas. Rambut itu tumbuh berawal dari area pangkal kemaluan, lalu bakal bertambah lebat dan menyebar sampai mendekati ke area paha dan pusar.

Setelah mengalami kondisi ini, orangtua seharusnya mulai mengedukasi anak mengenai pentingnya secara rutin membersihkan area kemaluan, serta ganti celana dalam secara rutin. Sebab apabila kebersihannya tak dijaga, dapat beresiko munculnya penyakit kulit dan gatal di area tersebut.


9. Perubahan Bagian Tubuh Lainnya

Semenjak anak laki-laki puber, ototnya bakal semakin tumbuh karena perkembangan hormon di dalam tubuhnya. Lalu penis dan testis juga mengalami perubahan berupa memanjang dan menebal, yang umumnya berlangsung di fase SMP dan SMA.

Itu menjadi ciri perubahan fisik di fase pubertas, juga warna skrotum jadi lebih gelap. Skrotum berada di area dekat kemaluan, itu adalah kantong kulit tepat di bawah penis.

Tanda-Tanda Pubertas pada Perempuan


Laki-laki dan perempuan memiliki kondisi tubuh yang berbeda, sehingga gejalanya tentunya ada beberapa perbedaan. Berikut yang merupakan ciri-ciri pubertas pada perempuan.

1. Perubahan Bentuk Payudara

Meningkatnya ukuran payudara adalah ciri pubertas pada perempuan, hal ini mudah diketahui. Biasanya perubahan bentuk ini, awalnya bakal dimulai dengan munculnya tunas di bagian puting.

Tidak mengapa apabila perubahan bentuknya tak selalu bersamaan (kanan dan kiri), itu sesuatu yang lumrah terjadi dan bakal normal kembali.

Ketika mengalami perubahan ini, ada kemungkinan timbul sedikit rasa nyeri, tapi setelah beberapa waktu secara otomatis rasa nyeri akan hilang kembali.

2. Menstruasi

Ketika berada di fase pubertas maka bakal terjadi menstruasi buat yang pertama kali. Gejala pubertas yang terlihat gamblang yakni terjadinya menstruasi. Umumnya, pertama kalinya terjadi menstruasi yaitu sekitar 2-3 tahun pasca terjadinya perkembangan payudara.

Menstruasi pertama dapat beraneka ragam kondisinya, ada yang berupa keluarnya darah berwarna merah cerah, pada sebagian lainnya berupa bercak merah cokelat. 

Sesuatu yang masih wajar jika periode awal-awal menstruasi nantinya tak teratur. Biasanya periode menstruasi mulai teratur pasca beberapa tahun dari waktu menstruasi pertama.


3. Muncul Rambut di Sejumlah Area

Munculnya rambut di sejumlah area tubuh tertentu merupakan gejala pubertas. Seperti munculnya bulu di area kemaluan, betis dan ketiak.

Mengenai munculnya rambut di area kemaluan. Biasanya, bersamaan dengan kemunculan rambut di vagina, nantinya vagina turut membesar pula serta keluarnya cairan 'khusus'.

Dengan begitu, setelah mendapati fase pubertas, seharusnya sungguh-sungguh memperhatikan kebersihan bagian organ kemaluan. Apalagi kondisi vagina yang mengeluarkan aroma lebih tajam dan keluarnya cairan 'khusus' tersebut, maka membersihkannya harus rutin dilakukan.

4. Pinggul Lebih Lebar

Ciri ciri perubahan fisik perempuan pada masa pubertas yaitu membesarnya ukuran pinggul. Itu sebab pertumbuhan beberapa hormon secara signifikan di dalam tubuhnya, diantaranya estrogen dan progesterone.

Estrogen dan progesterone berfungsi untuk mendukung perkembangan bentuk tubuh perempuan dikala fase puber. Keberadaan kedua hormon itu bisa memicu berkembangnya jaringan lemak, yang salah satu efeknya menjadikan ukuran pinggul lebih lebar.

5. Jerawat

Timbulnya jerawat adalah tanda perempuan sudah puber. Tatkala memasuki fase pubertas, berlangsung produksi hormon yang jumlahnya drastis, diantara efeknya yaitu bertambahnya produksi kelenjar minyak, yang dampaknya menyebabkan kemunculan jerawat.

6. Peningkatan Tinggi Badan

Pertambahan signifikan tinggi badan menjadi cara mengetahui bahwa seseorang telah puber. Meningkatnya tinggi badan secara drastis umumnya terjadi berdekatan pada fase perkembangan payudara.

Lebih lanjut, anak perempuan yang berada di fase puber bakal bertambah berat badannya secara signifikan, itu karena pengaruh hormon tubuh. Di fase puber, produksi lemak tubuh bertambah secara signifikan.


7. Mood Gampang Berubah

Mood yang gampang naik-turun merupakan tanda pubertas yang lazim dialami anak perempuan. Produksi estrogen dan progesteron dalam jumlah banyak mempengaruhi mood mereka menjadi bagaikan roller coaster.

Sehingga jangan heran apabila mereka di fase puber biasanya sering bad mood, memiliki raut wajah sedih, mudah marah, hingga mulai suka melawan. Itu disebabkan keadaan hormon yang tumbuh pesat sehingga mengakibatkan mood tak stabil.

Berbagai transformasi drastis yang berlangsung ketika periode puber seringkali menyebabkan perasaan jadi tidak nyaman. Apalagi tatkala dia mengalami menstruasi, itu dapat memicu sejumlah gangguan yakni perasaan gelisah, susah tidur dll.

8. Keluarnya Cairan dari Vagina

Keluarnya cairan ini merupakan tanda puber yang sangat jelas pada perempuan, adapun ciri-ciri cairan yakni warnanya bening atau juga putih, sehingga pengalaman keluarnya cairan dari kemaluan ini sering disebut dengan keputihan.

Keputihan biasanya dialami sekitar 8 bulan sebelum menstruasi pertama. Perlu diketahui, terjadinya keputihan berguna agar memelihara kebersihan dan kelembaban area vagina.

Dimana cairan yang keluar nantinya sembari mengangkut dan membersihkan kuman, bakteri dan sel-sel mati untuk dibuang keluar. Proses alamiah ini penting guna melindungi kemaluan dari berbagai masalah seperti serangan bakteri, kuman, infeksi dll.

Hanya saja jika keluarnya cairan dari vagina menimbulkan bau tajam yang tidak sedap, maka hendaknya memeriksa kesehatan ke dokter.

Terdapat banyak ciri-ciri pubertas anak laki laki dan perempuan yang dapat diketahui secara mudah.

Tips Menghadapi Anak Puber

  • Pubertas ialah transisi awal menuju kedewasaan, ini memunculkan berbagai perubahan secara fisik maupun psikis. Orangtua harus paham hal ini.
  • Edukasi anak, jabarkan fakta tentang pubertas, serta koreksi pemahaman anak yang keliru. Lakukan obrolan ini secara santai.
  • Misalnya pada anak perempuan, beritahu dia tentang yang namanya menstruasi sebelum dirinya mengalaminya, alhasil dia tidak merasa panik saat pertama kali menemuinya.
  • Jangan takut membicarakan topik seperti seks dan narkoba, memang ini hal tabu tapi ini amat penting untuk memberikan pemahaman yang benar kepada anak. 
  • Anak-anak saat masa ‘ABG’ sangatlah labil dan penasaran pada drugs dan seks bebas, inilah pentingnya edukasi dari orangtua, misalnya edukasi anak tentang besarnya bahaya narkoba, dll.
  • Anak perlu diajari gaya hidup sehat untuk memaksimalkan masa pubernya. Kenalkan anak dengan asupan makanan sehat, mendorongnya aktif melakukan aktivitas fisik, memastikan anak cukup waktu istirahat, menjaga kebersihan diri, dll.
  • Sisihkan waktu khusus buat anak. Anak ‘baru gede’ biasanya mulai tak terbuka pada orangtuanya, para ahli mengatakan bahwa orangtua harus memiliki quality time bersama anak secara rutin. 
  • Saat anak berada di masa puber, ruang pergaulan bakal lebih luas. Penting untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan anak remaja.
  • Tetap jaga komunikasi, jangan sampai perubahan sikap anak remaja bikin orangtua ‘putus asa’ dan tidak lagi menjalin komunikasi intensif dengan anaknya.
  • Jaga komunikasi yang baik, ini sangat penting untuk mencegah anak remaja terjatuh ke pergaulan bebas.
  • Orangtua perlu belajar menghargai privasi anak. Saat anak sudah semakin besar, ia mulai serius untuk memiliki privasi dirinya sendiri. 
  • Orangtua perlu memahami bahwa anak semakin besar, sehingga harus berhati-hati dalam bersikap dan berkomunikasi. Contohnya: meminta izin sebelum memasuki kamar anak, tidak memaksakan kehendak pada anak, dll.
  • Ajarkan anak untuk mencintai dirinya sendiri.
  • Hindari reaksi berlebihan. Misalnya, terkadang remaja bercerita tentang kesalahannya, maka hindari merespon secara berlebihan, apalagi sampai marah-marah. Respon negatif seperti itu membuat anak tidak nyaman, nantinya anak menjaga jarak dari orangtuanya. Orangtua harus bijak dalam menghadapi kesalahan anak.




Baca Juga:

No comments: