Kesalahan banyak orangtua yaitu membuat anak ‘terbuai’ dengan sifat manja.
Menyayangi dan membuat senang anak memang harus, tapi jika berlebihan maka
lama-kelamaan akan terbentuk sifat manja, lemah, malas dan tidak mandiri dalam
diri anak. Anak-anak yang terlalu dimanja akan mengalami hambatan
perkembangan, sehingga potensi di dalam dirinya hilang.
Jangan Selalu Menuruti Kemauan Anak. Orangtua perlu menyadari bahwa ada
batasan dalam menyenangkan anak. Sebagian orangtua karena tidak mau repot,
lebih memilih menuruti semua kemauan anak, bahkan keinginan anak yang
aneh-aneh pun dituruti, hal seperti ini akan berdampak buruk pada mental anak
dan proses tumbuh-kembangnya.
Contoh lainnya, sebagian orangtua karena merasa bersalah kepada anak (misalnya
karena terlalu sibuk bekerja) sehingga selalu menuruti permintaan anak yang
aneh-aneh, padahal justru ini merupakan bentuk pola asuh yang buruk. Selalu
menuruti kemauan anak nantinya membentuk sifat materialistis dan tidak
menghargai di dalam diri anak, menimbulkan sifat manja, serta anak akan
kesulitan membedakan mana hal yang dibutuhkan dan diinginkan (sifat ini akan
terus terbawa hingga dewasa).
Jangan selalu menuruti keinginan anak, apalagi biasanya anak punya keinginan
yang aneh-aneh, tapi ini bukan berarti orangtua bersikap keras dan perhitungan
kepada anak. Anak-anak harus disayang dan diberikan perhatian, namun orangtua
juga harus bisa tegas dalam mendidik anak.
Meski kadang sulit menolak keinginan anak, namun orangtua harus berhati teguh
demi membangun karakter anak di masa depan. Jelaskan pada anak dengan baik,
pelan-pelan dan bahasa yang mudah dimengerti bahwa tidak semua keinginan bisa
dipenuhi. Awalnya anak mungkin akan kaget dan emosi, tapi dengan begitu anak
akan mulai belajar cara mengendalikan emosinya dan mulai memahami bahwa tidak
semua kemauannya bisa dipenuhi, lama-kelamaan anak akan terbiasa dengan
kondisi ini. Selain itu ajarkan anak bersyukur atas semua hal yang
dimilikinya, tentunya disini orangtua harus memberikan teladan yang baik dan
mencontohkan kepada anak.
Menerapkan aturan secara tidak tegas, tidak jelas, terlalu longgar, hingga
membebaskan anak melakukan hal yang diinginkan tanpa adanya konsekuensi, hal
ini akan berdampak negatif pada anak dan membuat anak menjadi manja, selain
itu anak juga bakal sulit mengikuti peraturan. Ini bisa menjadi masalah serius
bagi anak karena sifat manjanya membuat ia kesulitan untuk mengikuti peraturan
yang berlaku di masyarakat.
Orangtua harus bisa bersikap tegas pada anak, kenalkan aturan pada anak. Namun
sikap tegas bukan berati kasar, hindari mendidik anak dengan teriakan dan
pukulan, juga kenalkan anak dengan disiplin. Buatlah anak berusaha, misalnya
anak boleh mendapatkan hadiah jika berhasil melakukan hal yang positif,
seperti memperoleh nilai bagus saat ujian, menyelesaikan tugas rumah, dll.
Terlibat dalam Urusan Anak Jika Diperlukan Saja. Orangtua harus bisa
mengidentifikasi mana kegiatan anak yang perlu dibantu, dan mana yang orangtua
tidak perlu ikut terlibat karena anak bisa melakukannya sendiri. Kesalahan
banyak orangtua (karena saking sayangnya pada anak) selalu membantu dan ikut
campur dalam kegiatan anak padahal anak bisa melakukannya sendiri, akibatnya
hal ini bisa memicu sifat manja dalam diri anak.
Saat anak selalu dibantu dan dilayani oleh orangtuanya sehingga anak sering
merasa santai. Hal ini bisa membuatnya menjadi anak manja, apalagi jika anak
tidak pernah berjuang dan berusaha dalam hidupnya.
Berikan Anak Tugas di Rumah. Salah satu bentuk kasih sayang orangtua
adalah memberikan anak tanggung jawab atau tugas-tugas di rumah seperti
menyapu, mengelap kaca, merapihkan kamar tidur menyuci piring atau lainnya.
Hal ini sangat bagus dan bermanfaat untuk proses tumbuh-kembangnya, saat anak
berhasil menyelesaikan sebuah pekerjaan rumah maka ia akan mendapatkan
kepuasan batin sendiri, yang nantinya dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
kemandirian.
Anak menjadi manja biasanya karena tidak pernah dikenalkan tugas rumah,
ajaklah anak melakukan kegiatan bersih-bersih rumah bersama, semua anggota
keluarga memiliki tugas masing-masing, nantinya kegiatan ini akan membangun
kedekatan dan ikatan kebersamaan dalam keluarga. Jangan sampai anak memandang
pekerjaan rumah sebagai beban atau momok menakutkan.
Sekalipun di rumah ada asisten rumah tangga, bukan berarti anak tidak
melakukan apa-apa, motivasi anak agar mau dan terbiasa untuk mengerjakan
tugas-tugas di rumah, setidaknya anak harus merapikan tempat tidurnya sendiri.
Konsisten dengan Apa yang Diucapkan. Anak bisa menjadi manja disebabkan
oleh orangtua yang tidak konsisten dalam perkataannya, contohnya saat orangtua
bilang tidak, lalu anak merengek dan memaksa orangtuanya untuk memenuhi
keinginannya, maka orangtua pun akhirnya menuruti kemauan si Anak. Jika hal
ini sering terjadi, anak bakal menjadikan tindakan merengek dan mengamuk
sebagai senjata agar kemauannya dituruti, sehingga anak bakal punya sifat
manja dan suka memaksa orangtuanya.
Orangtua harus bisa konsisten dalam perkataannya, ini penting agar anak tidak
menjadi orang yang berkarakter negatif. Saat Anda tidak memuruti kemauan anak,
ia mungkin menangis dan kesal. Anda tentu tidak tega melihat anak sedih, tapi
bukan berarti Anda berubah sikap dan menuruti kemauan anak yang aneh-aneh.
Lebih baik berikan penjelasan sehingga membantu anak mengurangi kesedihannya,
beritahu alasan mengapa Anda menolak menuruti kemauannya.
Berikan penjelasan secara lembut dan pelan-pelan. Dengan memberikan penjelasan
atau alasannya, anak berpikir orangtua masih tetap perhatian dan sayang
padanya. Hindari menolak permintaan anak tanpa penjelasan apa pun. Intinya,
komunikasi dua arah adalah sangatlah penting untuk memberi pengertian kepada
anak.
Sikap manja anak terjadi karena orangtua tidak berdaya mengendalikan anak,
walau begitu sikap manja tidak bisa dihilangkan sepenuhnya pada diri anak.
Hanya saja menjadi masalah jika sifat manjanya semakin menjadi-jadi, seperti
timbulnya perilaku egois yang berlebihan, ingin perhatian secara berlebihan,
meminta hak istimewa yang tidak wajar, dan dikhawatirkan ia akan tumbuh dewasa
dengan karakter pemarah dan tidak simpatik pada orang lain. Hal lainnya yang
dikhawatirkan dari anak manja:
- Kalau dilarang malah marah, dan bahkan memukul atau bertindak agresif.
- Punya sifat pelit, tidak pernah mau berbagi mainan atau makanan dengan temannya. Sehingga dikhawatirkan anak manja tidak punya teman, bahkan menjadi public enemy.
- Selalu ingin memiliki apa yang dimiliki temannya.
- Berani memaksa dan bersikap kasar pada orangtuanya agar kemauannya dituruti.
- Saat ngambek bersikap berlebihan, seperti menendang-nendang, berguling-guling sambil menangis, dll.
Para ahli menjelaskan bahwa mengajarkan dan mengenalkan anak rasa tanggung
jawab dan kemandirian adalah solusi agar anak tidak berperilaku manja yang
‘ekstrim’ seperti itu. Ajarkan anak harga diri untuk menjaga sikapnya, menahan
diri dan tidak bergantung pada apa yang orang lain miliki. Orangtua memang
tidak perlu selalu menang, namun jangan ragu-ragu untuk menghadapi anak dengan
sikap tegas. Mulailah berhenti menuruti tuntutan anak, sekalipun Anda sangat
menyayangi anak, justru rasa sayang itu adalah ketika Anda bisa bersikap tegas
dan adil pada anak, karena sangat penting agar anak tumbuh dan berkembang
dengan kepribadian yang positif. Saat anak merengek meminta sesuatu yang
aneh-aneh maka jangan dipenuhi, bicaralah dengan lembut padanya dan sampaikan
kenapa permintaannya tidak dipenuhi.
Pola asuh orangtua menentukan kemandirian anak. Anak sejak usia 3 tahun
sebenarnya sudah bisa dilatih mandiri. Anda perlu kompak mengajak bicara
orang-orang di lingkungan anak seperti kakek, nenek, pengasuh dll. Tujuannya
agar terjadi persamaan perlakuan terhadap anak sehingga harapan orangtua agar
anak tidak manja dan bisa mandiri bisa tercapai. Orangtua harus bersabar dalam
memperbaiki sifat manja anak, hindari emosi kepada anak karena segala sesuatu
butuh proses.
Saat Anda meminta anak untuk makan sendiri tapi anak menolak, orangtua harus
tetap konsisten, katakan pada anak
"Semua ini kebutuhan kamu. Kalau kamu tidak mau makan sendiri, nanti akan
lapar."
Apresiasi anak ketika berhasil melakukan hal yang positif, berikan pujian (dan
sesekali hadiah) sehingga membuat anak merasa bangga dengan dirinya, ia akan
semakin percaya diri dan termotivasi untuk melakukan hal-hal positif.
Baca Juga: