Seorang ayah tidak hanya berperan dalam mencari nafkah, melainkan juga harus
terlibat aktif dalam proses tumbuh kembang anak. Baik anak laki-laki maupun
perempuan sangatlah membutuh sosok ayah dalam kehidupannya sehari-hari.
Sangat mudah untuk menjadi seorang ayah secara biologis, tapi hanya sedikit yang bisa menjadi sosok ayah yang baik. Sangat berbahaya jika seorang ayah tidak dekat dengan anak-anaknya karena akan menimbulkan banyak masalah pada perkembangan anak secara psikologis.
Penelitian menunjukan bahwa anak yang tidak dekat dengan ayahnya biasanya
punya sifat agresif dan mudah marah. Juga seumur hidup anak akan
bertanya-tanya mengapa ayahnya tidak dekat dengannya, sehingga tidak ada sosok
yang mengayominya.
Anak yang tidak dekat dengan ayahnya akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak
percaya diri, sulit berteman, beresiko mengalami gangguan prilaku, serta
rentan untuk terkena depresi di masa mendatang.
Penelitian menemukan terdapat hubungan yang kuat antara suasana hati ayah dan
kesehatan mental anak. Sehingga tindakan, ucapan dan mood dari seorang ayah
turut memengaruhi tumbuh kembang anak, oleh karena itu para ayah seharusnya
bisa mengelola emosi dengan baik serta lebih memerhatikan lagi tingkat
stresnya, khususnya saat berada di sisi anak.
Sosok ayah yang baik benar-benar memiliki efek langsung pada anak-anak, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ada manfaat yang sangat besar saat
ayah mau ‘terjun’ dalam kehidupan anak-anaknya. Para peneliti di Universitas
Oxford menemukan anak laki-laki yang dekat dan punya hubungan harmonis dengan
ayahnya cenderung tidak bermasalah saat beranjak remaja.
Sosok ayah mempengaruhi prilaku anak, dan membantu anak untuk memiliki
kesadaran yang lebih baik terhadap perasaan dan emosi. Namun, orang lain
selain ayah kandung juga tetap dapat memberikan pengaruh yang bermanfaat,
peran ini bisa dilakukan oleh paman, kakek atau lainnya.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Oxford University
menemukan bahwa anak-anak perempuan yang punya kedekatan dan rutin melakukan
aktivitas bersama dengan ayahnya lebih jarang menghadapi masalah kesehatan
mental di kemudian hari.
Para ahli menjelaskan kepada para ayah untuk sering memuji anak perempuan.
Kasih sayang dan perhatian yang tulus dari seorang ayah dapat membantu anak
perempuannya tumbuh menjadi lebih percaya diri dan mandiri.
Dengan begitu peran ayah sama pentingnya dengan peran ibu dalam kehidupan
sehari-hari anak. Kesalahan yang sangat disayangkan, banyak ditemukan kasus
para ayah yang memiliki banyak waktu luang tetapi tidak pernah berkomunikasi
dengan baik kepada anak, dimana ayah dengan sifat ini biasanya punya perilaku
negatif seperti berkata kasar, mudah emosi dan bahkan memukul anak.
Anak-anak yang punya hubungan harmonis dengan ayahnya biasanya memiliki nilai
IQ lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang tidak dekat dengan ayah mereka.
Selain itu hubungan harmonis anak dan ayah juga bermanfaat bagi anak meliputi
sisi emosional, sosial, dan perilaku. Manfaat bisa semakin besar jika seorang
ayah punya hubungan dekat dengan anak sejak usia dini.
Di Indonesia berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) tahun 2015, ditemukan fakta sebanyak 27,9 persen ayah di
Indonesia sudah berinisiatif mencari informasi bagaimana merawat dan mengasuh
anak sebelum menikah. Ini sebenarnya berita cukup positif, tapi harus tetap
ditingkatkan jumlah para ayah yang melek ilmu pendidikan dan pengasuhan anak.
Peran ayah sudah seharusnya menjadi sosok yang melindungi, mengayomi,
memberikan rasa aman, serta bertanggung jawab terhadap kebutuhan finansial
juga kebutuhan psikis keluarganya.
Peran ayah juga harus dapat memberikan motivasi kepada anak, tahu cara yang
bijak dalam merespon kesalahan atau kegagalan anak, menghargai keberanian anak
saat mengaku salah, menghargai usaha anak, hingga mengajarkan anak untuk
memahami realitas kehidupan.
Ayah bertanggung jawab terhadap pusat kesejahteraan emosional anak-anaknya,
selain juga sebagai penjaga dan menanamkan nilai-nilai disiplin kepada anak.
Para ahli menjelaskan bahwa seorang ayah haruslah penuh kasih sayang, suportif
dan terlibat dalam perkembangan anaknya, karena hal itu nantinya berpengaruh
besar terhadap kemampuan kognitif, bahasa dan sosial anaknya.
Anak perempuan nantinya akan mencari pria sebagai pasangannya dengan
berdasarkan dari sosok ayahnya sendiri. Adapun bagi anak laki-laki, karakter
ayah akan menjadi role modelnya untuk bisa menjadi pria sejati kelak. Hubungan
harmonis dengan ayah bisa memengaruhi semua kehidupan anak sejak ia lahir
hingga dewasa, pola-pola awal interaksi dengan ayahnya menjadi modal baginya
untuk mampu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Keterlibatan ayah sangat membantu anak-anaknya dalam segala aspek kehidupan,
anak yang dekat dengan ayahnya akan memiliki perkembangan yang optimal,
memiliki keterampilan bahasa yang lebih baik dan keberhasilan di bidang
akademik.
Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang berinteraksi dan dekat dengan
ayahnya dalam kehidupan sehari-hari biasanya memiliki IQ yang lebih tinggi,
mampu berpikir kritis, serta interaksi aktif antara ayah dan anak sejak masih
kecil nantinya menstimulasi perkembangan otak anak sejak dini.
Anak-anak yang memasuki usia balita biasanya akan lebih aktif, penuh dengan
rasa ingin tahu dan tertarik untuk mengeksplorasi hal-hal baru yang ada di
sekelilingnya. Ayah memiliki peran penting untuk memandu eksplorasi anak,
dimana pada tahap ini seharusnya ayah bisa menjadi teman bermain bagi anaknya,
mendorongnya untuk lebih percaya diri, hingga melatih keterampilan pemecahan
masalah pada anak. Hal ini selain sangat bermanfaat dalam proses tumbuh
kembang anak, juga penting untuk membangun ikatan emosional yang kuat antara
ayah dan anak.
Pada anak usia sekolah, ayah harus aktif membantu anak untuk percaya diri dan
mandiri, anak akan belajar nilai-nilai moral dan sosial dengan mengamati
tindakan ayahnya. Anak-anak yang tumbuh dengan hubungan baik dan sering
berinteraksi dengan ayahnya akan lebih pandai bergaul.
Peran pengajaran ayah lebih menekankan pada kewajiban berdasarkan aturan.
Adapun peran pengajaran ibu lebih menekankan pada kemampuan bersimpati,
menyanyangi, perhatian dan semacamnya. Para ayah cenderung menegakkan aturan
secara sistematis dan tegas, mengajarkan anak tentang konsekuensi dari benar
dan salah.
Kedua peran dari ayah dan ibu haruslah seimbang, maka sangat penting bagi para
ayah untuk aktif, sehingga tidak hanya ibu yang berperan dalam proses
pengasuhan dan pendidikan anak.
Jika ayah kurang memberi perhatian dan kurang berdialog dengan anaknya,
akibatnya bisa fatal. Pada anak perempuan misalnya, akan mudah digombalin oleh
lawan jenisnya, dimana banyak para remaja perempuan yang ‘menyerahkan diri’
kepada lawan jenisnya karena digombalin dengan sebutan "cantik", "manis" dll.
Hal itu karena selama ini ayahnya tidak pernah dekatnya dengannya dan tidak
pernah memujinya dengan sebutan "cantik", "manis" dll.
Bahkan anak perempuan yang tidak dekat dengan ayahnya memiliki resiko 8 kali
lebih mungkin memiliki anak di luar pernikahan, cenderung suka lelaki lebih
tua, ataupun lebih beresiko menjadi single mother (bercerai dari pasangan).
Adapun anak laki-laki yang tidak dekat dengan ayahnya lebih beresiko mengalami
gangguan kepercayaan diri, kesulitan dalam kehidupan sosial, kecanduan
pornografi, narkoba, terlihat dalam tindak kriminal, hingga kesulitan
mendapatkan pekerjaan di masa dewasa.
Namun bila ayahnya telah meninggal, maka para ahli menjelaskan agar anak
dikuatkan dengan pengasuhan yang berkualitas, dimana ibu harus berupaya
sungguh-sungguh melindungi anaknya dari berbagai efek buruk ketiadaan ayah.
Bila orang tua bercerai, maka kedua orangtua harus tetap terhubung, dimana
jangan dihalangi pertemuan antara anak dengan ayahnya. Bahagiakanlah anak
secara psikologis, bukan cuma sekedar materi. Perlu selalu diingat bahwa
bercerainya Ayah dengan Ibu, bukan berarti bercerainya ayah/Ibu dengan anak,
sehingga anak tetap harus diperbolehkan untuk bertemu dengan ayah/ibunya.
Baca Juga: