Saat masih kecil, anak sangat mudah menyerap semua hal yang diberikan oleh orangtua dan lingkungan sekitarnya, sehingga banyak hal positif yang harus dikenalkan kepada anak sebagai pondasi karakter yang akan dipegang anak, yang nantinya itu sangat mempengaruhi kepribadian anak di masa mendatang.
Karakter yang dimiliki anak dipengaruhi oleh faktor genetik, tapi seiring dengan proses tumbuh kembangnya hingga usia sekolah dan remaja, karakter anak bisa berkembang yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pendidikan dan stimulasi.
Cara Mengembangkan Karakter Positif Anak
1. Tingkatkan Rasa Percaya Diri Anak
Cara membentuk karakter anak yaitu bangun rasa percaya diri anak.
Biasanya anak tidak lagi mudah mengamuk dan frustrasi setelah rasa percaya
dirinya bertambah.
Selain itu dengan meningkatnya kemampuan berkomunikasi anak –ditandai dengan
semakin kayanya kosa kata anak- maka biasanya tantrum anak mulai
berkurang.
Bangunlah rasa percaya diri anak. Setelah anak memasuki umur 4 tahun, biasanya
dia mulai dapat memahami orang-orang di sekitarnya, dimana kemungkinan anak
bakal mulai membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain yang seumuran-nya.
Seperti siapa yang paling tinggi, siapa yang paling cepat larinya dll.
Disinilah awal mula anak mulai kehilangan rasa percaya dirinya. Dengan
begitu, peran orangtua sangat penting untuk mengajari anak, yaitu ajarkan
anak bahwa setiap orang itu unik. Bahwa setiap anak punya kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
Jika anak telah bisa memahami bahwa setiap orang itu unik, maka anak bisa
fokus pada kekuatan atau kelebihannya sendiri, sehingga anak tidak melulu
memikirkan kekurangan dirinya sendiri.
Hal ini sangat penting, sebab mencegah anak kehilangan rasa percaya diri
karena memiliki kekurangan tertentu. Sangat penting anak memiliki prinsip:
“Jadilah diri sendiri tanpa meniru orang lain dengan memaksakan diri”.
Selain itu jangan lupa untuk memberikan apresiasi dan pujian kepada anak,
ini akan memotivasi dan meningkatkan rasa percaya diri anak.
2. Latih Skill Bersosialisasi Anak
Cara membentuk kepribadian yang baik yaitu perlu adanya kemampuan bergaul atau
bersosialisasi yang baik. Kemampuan bersosialisasi anak sudah dapat terlihat
bahkan sejak ia masih bayi.
Perhatikan apakah seorang Bayi tersenyum dan ‘berceloteh’ terhadap siapapun
yang datang memandang atau menggendongnya. Atau sebaliknya ia selalu cemas
terhadap orang asing, merasa tidak nyaman saat dipeluk ataupun disentuh
(bahkan oleh sepupunya sendiri).
Nah, jika ia termasuk bayi ‘sosial’ maka berikan keleluasaan untuknya
berinteraksi dengan orang lain, misalnya dengan sering mengajaknya jalan-jalan
keliling kompleks perumahan, memasukan-nya ke kelompok playgroup, membawanya
saat berbelanja di mall, dan sebagainya.
Akan tetapi untuk bayi pemalu, maka jangan paksakan ia masuk ke situasi yang
asing. Anak mungkin sering menempel dengan Anda, biarkan ia sampai menunjukkan
tanda-tanda siap untuk berinteraksi.
Dorong ia untuk aktif merangkak atau berjalan kesana-sini. Walau ia mungkin
sedikit tertutup, orangtua tidak perlu was-was karena ia akan tetap bisa punya
teman-teman (tapi dengan temponya sendiri).
Pada dasarnya anak kecil tidak mau lepas dari orangtuanya dan merasa cemas
terhadap orang asing, tapi secara perlahan-lahan hal ini akan membaik.
Setelah anak agak besar, skill bersosialisasi ini sangatlah penting.
Berinteraksi sosial menjadi suatu bagian dari kehidupan sehari-hari, sebuah
keharusan untuk mengedukasi anak cara bersosialisasi yang benar dan sehat.
Anak yang sejak kecil memiliki bekal kemampuan bersosial umumnya dapat lebih
tahan banting saat menemui segala permasalahan dan beragam karakter orang.
Jangan sampai anak tidak memiliki skill bersosial, ini akan menyebabkan anak
struggle dan menarik diri dari pergaulan sosial.
Cara Melatih Kemampuan Sosial Anak Sejak Kecil:
- Ajak anak bermain di luar rumah seperti taman kota dll. Hal ini bertujuan supaya anak terbiasa dan tidak takut pada keramaian.
- Ajarkan anak caranya menyapa dan mengucapkan salam.
- Ajarkan anak untuk menatap mata orang lain yang sedang menjadi lawan bicaranya.
- Pastikan anak mendapatkan curahan perhatian dan kasih sayang yang mencukupi. Sehingga anak memahami bagaimana caranya mencintai dan mengasihi.
- Hindari tindakan mengekang anak, serta tindakan yang bersifat otoriter pada anak.
- Hindari overprotektif kepada anak.
- Dorong anak untuk mengekspresikan dirinya.
- Buatlah anak terlibat dalam pertemuan keluarga besar.
- Ajarkan anak adab atau sopan santun. Dengan memiliki adab dan sopan santun yang baik, membuat anak disenangi oleh orang-orang di lingkungan-nya.
3. Latih Kemampuan Adaptasi Anak
Anak dapat terlihat sejak kecil apakah ia termasuk individu yang mudah
beradaptasi, yang nantinya kemampuannya terus berkembang sehingga dapat dengan
mudah menerima perubahan dan mudah akrab dengan orang-orang baru.
Bepergian jauh biasanya bukan masalah besar bagi anak-anak dengan kemampuan
adaptasi yang tinggi. Anda bisa membawa Si Anak kemana pun dengan lebih mudah
dan tanpa drama.
Adapun jika anak termasuk individu dengan kemampuan adaptasi rendah, maka Anda
perlu bersikap lebih bijak, perkenalkan hal-hal baru dalam hidupnya secara
pelan-pelan. Jika hendak bepergian, bawa benda-benda yang akrab dengannya
sehingga membuatnya lebih tenang.
Ajak anak untuk mengikuti kegiatan yang menantang dan penuh perjuangan untuk
mengasah kemampuan adaptasinya, misalnya mengikuti kegiatan outbond yang punya
segudang manfaat.
4. Melatih Ketekunan Anak
Cara mengembangkan karakter positif anak yaitu dengan melatih ketekunan-nya.
Tingkat ketekunan seseorang juga dapat diketahui sejak masih bayi, misalnya
tidak mudah menyerah saat mencoba meraih mainan. Bayi yang ‘tekun’ ditandai
dengan sifat tidak mudah menyerah dalam menggapai sesuatu.
Saat bermain memasukkan gelang plastik tidak lagi menantangnya, perkenalkan
kepadanya bentuk balok yang bervariasi dan lebih rumit.
Ketekunan menjadi hal yang sangat krusial dalam proses tumbuh kembang anak.
Ini akan membawa anak pada kemauan yang kuat, konsisten dan
bersungguh-sungguh.
Ketekunan merupakan sesuatu yang dilatih dalam jangka panjang. Maka sejak
kecil, biasakan anak untuk menyelesaikan sebuah hal sampai tuntas, ini akan
membangun sifat tekun anak.
5. Melatih Kerja Keras
Cara mengembangkan karakter positif anak yaitu tanamkan karakter keras keras
dalam diri anak sejak dini. Cobalah buat anak sibuk sejak kecil.
Orangtua perlu mencarikan berbagai aktivitas untuk anak sejak dini di
kehidupan sehari-harinya, sehingga anak sejak kecil sudah terlatih untuk
'sibuk'. Misalnya memberikan anak pekerjaan rumah seperti menyapu, mengelap
kaca, menyiram tanaman dll.
Berikan anak aktivitas-aktivitas yang diselaraskan dengan usianya. Jika anak
sejak kecil sudah dibiasakan untuk melakukan berbagai kegiatan berguna, ini
mencegah anak punya sifat pemalas, dan anak akan tumbuh menjadi orang yang
terbiasa bekerja keras.
6. Melatih Anak Hidup Sederhana
Cara membentuk kepribadian yang baik yaitu dengan membiasakan diri hidup
sederhana dan menghindari membeli barang-barang yang tidak perlu. Hal ini
harus ditanamkan pada anak sejak kecil.
Selain itu, tanamkan dalam diri anak jika ingin mendapatkan sesuatu maka
perlu perjuangan. Misalnya anak ingin dibelikan barang tertentu yang
harganya tidak murah, maka sebelumnya anak perlu mengerjakan tugas rumah,
misalnya mencuci piring (atau aktivitas lainnya yang disesuaikan dengan
usianya).
7. Mengajarkan Anak Bersyukur
Mengembangkan karakter positif anak yaitu dengan mengajarkan anak untuk
bersyukur dalam hidup. Dengan belajar rasa bersyukur ini, membuat hidup anak
menjadi lebih bahagia dan lapang dada.
Mengajari anak bersyukur diawali dengan terbiasa mengucapkan terima kasih.
Lalu jika pikiran anak disibukan dengan hal-hal yang belum dimilikinya, maka
ingatkan anak pada hal-hal yang telah dimilikinya.
8. Pahami Sifat Anak dengan Baik
Orangtua punya tugas untuk mengenali kepribadian anak dan mengembangkannya,
hal yang harus dilakukan yaitu memahami sifat anak dengan akurat.
Pengembangan karakter anak membutuhkan pemahaman yang baik terhadap sifat
dan kondisi anak.
Ada anak yang sifatnya pemarah, keras kepala, sulit diatur, sering melawan
dll. Menghadapi anak seperti ini, orangtua jangan panik.
Biarkan anak bergaul dengan teman-teman sebayanya dan belajar mengatur
emosinya, dengan bertambahnya usia nantinya ia mulai melatih mengontrol
emosinya.
Yang penting orangtua harus melindunginya dari pengaruh buruk lingkungan,
selain itu perhatikan tontonan si anak, jangan sampai anak menonton tayangan
yang berisi kekerasan dan kata-kata kasar.
Sebagian anak juga memiliki sifat sensitif yang berlebihan, orangtua mungkin
juga akan ‘gemes’ karena melihat si Anak sering rewel dan mudah tersinggung.
Anak seperti ini mungkin akan cukup menyulitkan saat diajak jalan-jalan
keluar, dan mungkin banyak drama.
Kepribadian anak yang disukai orangtua adalah “Happy-go-lucky” yaitu anak
yang pembawaan menyenangkan, mudah tersenyum dan mudah mengerti saat
diberikan arahan.
Orangtua sangat beruntung memiliki anak dengan karakter seperti ini, ia
laksana malaikat. Anak dengan karakter seperti ini membuat orangtua dapat
lebih tenang.
9. Apabila Anak Super Aktif
Sebagian anak begitu super aktif, yaitu tidak bisa diam dan selalu siap
untuk berlari seakan-akan energinya tidak ada habisnya. Anak model seperti
ini sebenarnya cukup merepotkan karena energinya yang besar.
Maka orangtua perlu mencari cara untuk menyalurkan energi besarnya itu,
misalnya dengan memasukan anak ke klub olahraga seperti sepak bola,
mengajaknya bersepeda, atau melakukan aktivitas positif lainnya yang dapat
memenuhi hasrat fisik anak untuk terus bergerak.
Anda tidak perlu ambil pusing mengenai karakter dasar anak, karena hal yang
terpenting adalah Anda punya peran besar untuk mengembangkan karakter anak,
serta membantu anak menggali seluruh potensi di dalam dirinya.
10. Orangtua Harus Bisa Menjadi Pendengar yang Baik
Setiap anak memiliki kepribadian yang bermacam-macam, untuk mengenali
kepribadian anak lebih dalam, Anda harus bisa menjadi pendengar yang baik,
misalnya berusaha antusias mendengarkan cerita anak.
Dengan sering mendengarkan cerita anak maka orangtua dapat memahami
kecenderungan kepribadian anak. Oleh karena itu, orangtua jangan hanya sibuk
bekerja, harus ada waktu untuk berinteraksi dan mengobrol dengan anak dalam
setiap harinya.
Orangtua harus aktif berinteraksi dengan anak secara berkualitas, miliki
quality time bersama anak, hal ini akan membuat anak semakin terbuka pada
orangtuanya. Perbaiki cara berkomunikasi dengan anak, serta respon perkataan
dan pertanyaan anak dengan baik.
11. Jangan Memberikan Label Buruk pada Anak
Cara menguatkan mental yang lemah dan karakternya yaitu jangan memberikan
label yang buruk. Saat orangtua memberikan anak label buruk (seperti "Kamu
bodoh" "Kamu nakal" dll), alam bawah sadar anak bakal meyakini bahwa dirinya
memang seperti itu.
Anak yang sering diberikan label buruk biasanya akan tumbuh menjadi orang
yang tidak percaya diri, pemalu, rendah diri, tidak berani mencoba, takut
tantangan dan lambat dalam bereksplorasi.
12. Melatih Rasa Empati Anak
Cara mengembangkan karakter positif anak yaitu dengan menumbuhkan rasa
empati dalam diri anak. Empati menjadi kemampuan pokok dalam meningkatkan
kecerdasan emosional anak.
Kemampuan berempati yang diasah menjadikan anak bisa mengenali perasaan diri
sendiri dengan sangat baik, mampu membaca atau memahami perasaan orang lain,
bisa menempatkan diri dengan benar di lingkungan umum, serta punya kemampuan
melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Hal-hal tersebut sangatlah penting untuk menunjang kesuksesan hidup anak di
masa depan, baik dalam hal pekerjaan maupun kehidupan sosial.
Untuk merangsang rasa empati anak, sejak kecil biasakan tanya anak mengenai
kondisi perasaannya. Lalu mulai latih anak untuk membayangkan dirinya di
posisi orang lain, sehingga 'insting' anak terasah untuk bisa membaca atau
memahami perasaan orang lain
Misalnya, saat anak merebut mainan temannya, tanyalah anak: “Gimana perasaan
kamu kalau mainan kamu diambil orang lain”.
Contoh lainnya, saat anak melihat orang cacat yang tidak memiliki tangan,
cobalah tanya anak: “Gimana perasaan kamu kalau gak punya tangan”.
Demikian seterusnya, intinya berikan anak pertanyaan yang dapat merangsang
rasa empati di dalam dirinya.
13. Melatih Anak Disiplin
Cara menguatkan mental yang lemah yaitu dengan melatih diri disiplin.
Disiplin merupakan sesuatu yang didapat dalam jangka panjang, perlu latihan
yang lama hingga akhirnya terbiasa disiplin.
Oleh karena itu, seharusnya karakter disiplin sudah harus ditanamkan sejak
masa anak-anak. Cara melatih anak disiplin yaitu anak sejak kecil perlu
dikenalkan pada aturan dan jadwal rutinitas harian. Hal ini juga membantu
anak untuk mengasah keterampilan manajemen diri.
Jangan sampai anak seharian hanya main gadget sambil rebahan, perlu adanya
aktivitas-aktivitas lain yang lebih bernilai. Dimulai dari membiasakan anak
untuk bangun pagi, lalu mandi dan menggosok gigi, lalu merapihkan tempat
tidur.
Kemudian berikan anak tugas dan aktivitas yang berguna. Kalau bisa, beli
papan tulis lalu buatlah tabel berisi daftar tugas dan aktivitas anak.
Ajarkan juga anak tentang konsekuensi, berikan anak konsekuensi yang sesuai
jika melakukan hal buruk atau melanggar peraturan. Orangtua harus konsisten
dalam peraturan, selain itu juga orangtua harus memberikan teladan yang baik
untuk anak.
14. Mengajak Anak Jadi Sukarelawan
Cara mengembangkan karakter positif anak yaitu dengan mengajak anak menjadi
sukarelawan, nantinya akan ada banyak pengalaman dan kebaikan yang diperoleh
anak.
Apalagi jika orangtua sudah terbiasa jadi relawan, maka cobalah mengajak
anak merasakan seru dan asyiknya jadi relawan. Ada banyak acara yang berisi
kegiatan sosial.
Mengikuti kegiatan relawan menjadikan perasaan bahagia, muncul rasa kepuasan
pribadi, bahkan pikiran secara ajaib menjadi lebih tenang.
Apakah manfaat jadi relawan cuma bagi orang dewasa? Tidak, anak-anak juga
bisa memperoleh manfaat yang sama, bahkan efek positifnya bisa sangat besar
karena anak-anak sedang dalam masa emas untuk betumbuh-kembang.
Oleh karena itu, usahakan anak sejak kecil diajak dalam kegiatan sosial.
Bisa dimulai dari hal-hal yang kecil atau sederhana terlebih dahulu.
15. Melatih Kemandirian Anak
Cara membentuk karakter anak yaitu dengan menanamkan karakter mandiri pada
anak sejak kecil. Orangtua tentu ingin punya anak mandiri, hanya saja
karakter mandiri tidak bisa muncul secara instan, sehingga perlu peran Ayah
dan Bunda untuk memupuk kemandirian pada anak.
Misalnya saat anak masih usia 3 tahun, berikan dia kesempatan makan sendiri
meskipun bakal berantakan. Orangtua jangan selalu turun tangan, berikan anak
kesempatan untuk melakukan sendiri.
Secara umum, berikan anak kesempatan untuk memecahkan masalahnya sendiri.
Tidak mengapa anak melakukan kesalahan, ini demi tumbuhnya karakter mandiri
dalam jiwa anak.
Selain itu apresiasi setiap usaha anak, manfaatnya membuat anak berani untuk
mandiri dan berinisiatif. Adapun jika usaha anak tidak dihargai (atau bahkan
memarahinya) menyebabkan anak takut untuk berinisiatif dan tidak berani
untuk mandiri.
16. Ajarkan Adab dan Akhlak (Sopan Santun)
Orangtua perlu mengarahkan anak untuk bisa bertingkah laku sesuai dengan
kaidah moral yang berlaku di masyarakat. Hal itu karena seseorang dapat
dikatakan ‘berkarakter positif’ jika bertingkah laku sesuai dengan kaidah
moral yang berlaku.
Mengajarkan anak tata krama dan mengenalkan anak dengan norma masyarakat, hal
ini sangat membantu agar anak bisa diterima dengan baik di lingkungan sosial
masyarakat.
Baca Juga: