Hal yang perlu dilakukan orangtua yaitu memberi anak motivasi, serta memberikan pendampingan dan perhatian yang cukup di rumah.
Sayangnya banyak orangtua yang cuek atau terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga jarang memperhatikan anak, akibatnya anak jadi malas-malasan saat dirumah.
Cara Agar Anak Betah Belajar di Rumah
1. Jadilah Orangtua Perhatian
Seharusnya ada interaksi intens antara orangtua dan anak dalam setiap harinya. Orangtua harus hadir di dalam kehidupan anak, sehingga anak merasa diperhatikan dan tidak merasa kesepian. Berikan anak semangat, kehadiran orangtua sangat berarti bagi anak.
Orangtua jangan malas untuk memberikan ucapan yang dapat menyemangati anak,
sehingga membuat pengalaman anak belajar di rumah menjadi lebih berkesan.
Selain itu juga sering-sering mengapresiasi anak.
Saat anak sedang malas belajar padahal sudah diingatkan, maka hindari tindakan
agresif seperti memarahi anak apalagi memukulnya.
Orangtua harus tahu bahwa
tindakan agresif terhadap anak justru membuat anak stres dan suasana hatinya
menjadi buruk. Jika anak sampai stres dan bad mood, maka ia tidak akan bisa
fokus untuk belajar.
Orangtua juga harus bisa menjadi guru ‘alternatif’ yang mumpuni untuk
anak-anaknya di rumah. Siapkan fasilitas belajar yang diperlukan dan buat
kondisi rumah senyaman mungkin untuk anak belajar, misalnya dengan menyediakan
meja dan kursi yang sesuai dengan tinggi anak.
Bisa juga menyulap salah satu ruangan di rumah menjadi ruangan khusus belajar,
pastikan ruangan tidak terlalu sesak dengan barang-barang sehingga anak merasa
cukup lega dan nyaman saat belajar disana.
Pokoknya buatlah area yang begitu kondusif dan menenteramkan, sehingga anak bisa belajar dengan tenang dan hasilnya optimal.
2. Anak Harus Betah di Rumah
Anak harus merasa nyaman dan betah di rumahnya sendiri. Agar anak betah belajar
di rumah, pertama-tama pastikan anak merasa nyaman dan betah saat di rumahnya
sendiri, sangat penting untuk menciptakan suasana rumah yang positif.
Pilih
dengan bijak kata-kata yang digunakan di dalam keluarga, orangtua perlu
merenungkan apakah selama ini lingkungan rumah menjadi tempat yang positif
bagi anak atau justru menjadi tempat negatif karena penuh dengan kata-kata
toksik dan tindakan yang menyakitkan anak.
Tentu sulit mengontrol bagaimana dan dengan siapa anak berbicara di sekolah
atau lingkungan pergaulannya, tapi orangtua bisa mengontrol sepenuhnya seperti
apa suasana yang ingin dibangun di rumah.
3. Perhatikan Nada Bicara
Kata-kata dan nada bicara yang
orangtua gunakan saat berbicara dengan anak, akan sangat mempengaruhi tingkat
kenyamanan dan kebetahan anak di rumah. Tempat yang paling aman dan nyaman
bagi anak seharusnya adalah rumah dan orang-orang di dalamnya.
Hal positif yang harus dilakukan orangtua adalah memberikan apresiasi dan
dukungan yang tepat untuk anak. Pada dasarnya anak-anak punya keinginan kuat
untuk belajar hal baru, tapi terkadang ia mengalami kegagalan.
Disinilah
kata-kata dari orangtua berperan penting, termasuk memberikan support untuk
anak. Saat anak melakukan hal-hal yang baik, maka orangtua jangan malas untuk
mengapresiasi anak, yang bisa berbentuk pujian ataupun hadiah.
Jika orangtua
bisa bersikap positif terhadap anak, ini akan menambah energi dan semangat
anak saat belajar di rumah. Adapun jika orangtua sering memarahi dan bersikap kasar pada anak, nantinya
menyebabkan semangat anak jadi rendah.
Berikan anak kasih sayang dan perhatian
tulus, hormati privasinya, juga secara rutin adakan kegiatan bersama di
keluarga, dengan begitu anak bisa merasa nyaman dan bahagia di rumahnya
sendiri.
Selain itu hindari tindakan yang suka menekan, menuntut atau
memberikan beban kepada anak, misalnya menuntut anak harus ranking satu.
4. Hindari Anak Belajar di Kasur
Jangan sampai anak punya kebiasaan belajar di kasur, karena ini bisa membuat anak bakal sering rebahan, dimana rebahan pastinya bikin jiwa lesu, kepala pusing dan konsentrasi buyar. Pastinya ini menyebabkan aktivitas belajar tidak optimal.
Rebahan juga lama-kelamaan bakal menyebabkan ngantuk, bahkan anak nantinya berisiko ketiduran ketika belajar.
Jadi hendaknya anak belajar di
meja, upayakan kursi duduknya punya sandaran lembut. Juga usahakan posisi meja tidak terlalu rendah ataupun tinggi dari tempat duduk anak.
Pastikan ruangan anak belajar punya pencahayaan yang baik, kondisi pencahayaan
yang buruk (seperti kurang terang) dapat mengakibatkan mata dan kepala anak gampang pusing saat
belajar, akibatnya anak jadi tidak betah belajar.
Belajar di tempat
dengan pencahayaan yang buruk seringkali memicu perasaan malas dan rasa kantuk.
Mata juga menjadi bekerja terlalu keras, dampaknya mata menjadi gampang lelah walaupun baru belajar sebentar.
5. Bangun Rumah Tangga Harmonis
Anak-anak memerlukan suasana rumah yang hangat (harmonis) dan tentram untuk
belajar,
didukung dengan kelengkapan fasilitas (tapi tidak harus mewah). Cara
berinteraksi atau berkomunikasi di keluarga juga sangat memengaruhi kenyamanan
anak belajar di rumah.
Orangtua harus tahu bahwa anak sangat ingin didengar
perkataannya, lalu diajak berdiskusi dan dihargai pendapatnya.
Jika anak merasa bahagia, damai dan penuh cinta maka ini dapat mengoptimalkan
kerja otaknya untuk memproses segala data, informasi dan kecerdasan. Adapun
jika rumah dipenuhi suasana yang mencekam, itu akan membuat anak sulit belajar
dan sulit memproses informasi di otaknya.
6. Jadwal Jelas
Buat jadwal yang jelas agar anak tetap aktif dan dapat belajar dengan
efektif.
Ketika membuat jadwal, libatkan anak serta dengarkan pendapat dan
keinginannya. Selain itu dengan jadwal yang jelas membuat anak dapat
mengetahui dengan cepat mengenai apa yang harus dilakukan.
Pertahankan rutinitas harian anak dengan rapi. Penelitian menemukan
bahwa anak-anak bisa konsisten dan merasa lebih nyaman ketika kehidupan mereka
memiliki rutinitas yang dapat diprediksi.
7. Buat Sistem Reward
Sistem reward atau penghargaan menjadi cara yang
bagus untuk memotivasi anak, penghargaan menjadi ‘tool’ canggih untuk
mendorong anak melakukan sesuatu yang awalnya kurang disukainya. Berikan anak
penghargaan atas kerja keras dan perilaku baiknya.
8. Orangtua Perlu Aktif
Orangtua hendaknya melakukan pengawasan dengan tetap menghargai privasi
anak.
Hal itu karena jika anak terlalu diintervensi menyebabkan anak jadi tidak
nyaman, bahkan tidak betah belajar.
Selain itu ajak anak diskusi untuk
menyepakati kapan waktu belajar, dengan begitu anak akan respect ke
orangtuanya, bahwa mengawasi itu bukan suka ikut campur melainkan mendampingi,
memfasilitasi dan membimbing.
Ajarkan anak untuk beristirahat yang cukup dan jangan memaksakan diri terburu-buru menyelesaikan semuanya. Belajar berlebihan hingga lelah justru membuat otak tidak dapat menyerap informasi secara optimal.
Orangtua perlu memasak makanan yang disukai anak, buatlah anak berpikir bahwa makanan rumah adalah yang terbaik. Memasak makanan ‘favorit’ bisa menjadi cara agar anak betah saat belajar di rumah.
Agar anak tidak mudah bosan maka dapat mengajak teman sebaya anak untuk belajar bersama. Bersama teman sebayanya, anak dapat saling belajar satu sama lain, berinteraksi dengan lebih seru, bertukar pikiran, hingga melatih keterampilan sosial.
9. Jauhkan Distraksi
Jauhkan benda yang bisa membuat anak kehilangan fokus. Saat anak belajar di
rumah pasti ada hal-hal yang bisa menimbulkan gangguan dan membuat sulit
fokus.
Gangguan bisa datang dari TV, gadget, mainan dll. Minimalisir akses ke
hal-hal yang bisa mengganggu kegiatan belajar.
Pastikan kebersihan ruangan belajar, ini penting agar menciptakan suasana
yang nyaman saat belajar, dan membantu pikiran lebih jernih untuk menyerap
setiap pelajaran. Jangan sampai ruangan kotor ataupun sumpek.
10. Tips Lainnya
- Sediakan kelengkapan alat-alat yang digunakan untuk belajar di rumah. Saat belajar di sekolah bisa meminjam alat-alat belajar kepada teman, tapi kalau belajar di rumah pastikan menyiapkan sendiri alat-alat tersebut.
- Jangan sampai alat-alat belajar tidak diperhatikan karena sangat mengganggu proses belajar nantinya.
- Sediakan camilan ringan yang sehat, misalnya potongan-potongan buah strawberry atau lainnya.
- Usahakan koneksi internet di rumah berjalan dengan baik.
- Luangkan waktu untuk hiburan bersama, selain itu berikan waktu anak bermain setelah belajar. Buat kesepakatan bersama tentang lamanya waktu bermain, misalnya 90 menit.
- Usahakan agar anak tetap terhubung dengan dunia luar. Jika anak ‘terisolasi’ dari dunia luar, nantinya dapat membuat pikiran sumpek, jenuh bahkan depresi, dampaknya fokus dan semangat belajar pun menurun secara drastis.
- Orangtua juga dituntut untuk kreatif menciptakan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kegiatan fisik atau motorik anak.
- Jauhkan ruang belajar dari distraksi seperti terlalu banyak mainan atau barang-barang lain yang membuat tempat belajar terlihat berantakan. Ruangan yang tertata rapi dapat meningkatkan konsentrasi dan peforma belajar anak.
- Belajar di rumah sama halnya seperti belajar di sekolah, sehingga belajar di rumah juga tetap harus memiliki konsistensi dan jadwal yang jelas. Hal ini agar membuat anak tetap disiplin meskipun belajar di rumah.
- Jangan paksakan belajar di saat rasa jenuh datang, ada kalanya rasa jenuh datang karena terlalu lama belajar. Anak perlu berhenti sejenak untuk mengalihkan pikiran ke hal lain guna mengusir rasa jenuh.
TOPIK TERKAIT
- 10 Manfaat Belajar Sejarah Bagi Generasi Muda, Bangsa & Kehidupan Sehari-Hari
- Cara Efektif Agar Anak Hobi Membaca
- 8 Tips Menyiapkan Hari Pertama Anak Sekolah
- 12 Cara Meningkatkan Semangat Belajar Anak
- Montessori, Metode Pembelajaran Solutif & Asyik Bagi Anak
- Dampak Buruk Anak Terlalu Sibuk Ekskul & Les Bimbel (Cara Penanganannya)
Baca Juga: