Inisiatif anak bisa dilatih melalui kegiatan sehari-hari. Seperti umum
diketahui bahwa anak-anak cenderung meniru orangtuanya di rumah, oleh karena
itu orangtua dapat memperkenalkan sikap inisiatif kepada anak melalui contoh
perilaku. Dengan kata lain, untuk menumbuhkan rasa inisiatif anak, orangtua
perlu memberikan contoh dan mempraktekannya secara langsung dalam
kesehariannya, nantinya anak bakal melihat, mengamati dan mencontoh
orangtuanya.
Jika orangtua suka bermalas-malasan nantinya anak juga akan seperti itu,
sehingga jangan harap anak bisa memiliki rasa inisiatif yang tinggi.
Orang-orang dengan kemampuan inisiatif yang tinggi adalah mereka yang aktif
dan menjalani kehidupan dengan rajin, bahkan cenderung memiliki kegiatan yang
banyak/padat.
Adapun orang yang suka bermalas-malasan, bahkan sekedar bergerak untuk
melakukan hal-hal sederhana –seperti mengambil air minum, memasak mie instan,
menggosok gigi- saja malas. Orang-orang ‘super mager’ seperti ini jangan harap
punya kemampuan berinisiatif yang baik.
Inisiatif adalah kemampuan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu yang benar
tanpa harus diberi tahu (atau dengan sedikit petunjuk), serta mampu menemukan
apa yang seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu yang ada di sekitar. Kemampuan
berinisiatif sangat berkaitan dengan kecerdasan, kreativitas dan pengalaman.
Berikan kesempatan pada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri,
ini akan membangun sikap inisiatif di dalam dirinya. Biarkan anak
menyelesaikan permasalahannya dan jangan diganggu, kesalahan banyak orangtua
adalah suka ‘merecoki’ usaha anak dalam mencari solusi. Misalnya orangtua
ikut-ikutan bicara dan mengatur-atur anak, padahal anak sedang sibuk berpikir
dan berkreativitas mencari solusi atas permasalahannya.
Dengan memberikan anak kesempatan, maka anak merasa diberikan kepercayaan dan
rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan masalahnya. Sehingga orangtua harus
paham kapan perlu masuk ke dalam urusan anak dan kapan tidak. Selain itu
motivasi anak agar selalu bersemangat dalam mencari solusi. Cara anak dalam
menyelesaikan masalahnya mungkin masih memiliki kekurangan disana-sini, ini
tidak mengapa karena anak masih belajar.
Orangtua harus selalu menghargai usaha anak, saat anak mulai memiliki
rasa inisiatif sendiri maka itu adalah sebuah prestasi bagi anak. Hargai
setiap usaha anak, bukan semata-mata melihat hasil akhirnya. Memberikan
apresisi atas usaha anak merupakan kewajiban orangtua, karena hal itu sebagai
bagian penting dari proses tumbuh kembang anak.
***
Untuk bisa inisiatif (yaitu mampu memutuskan/melakukan sesuatu secara benar
dengan hanya sedikit petunjuk) maka ini butuh pengalaman. Sehingga inisiatif
merupakan kemampuan yang bisa dan perlu dilatih dari waktu-ke-waktu. Salah
satunya dapat ditingkatkan dengan rajin/aktif melakukan kegiatan-kegiatan di
kehidupan sehari-hari.
Semakin banyak pengalaman yang didapatkan anak dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya maka ini sangat bagus untuk membantu meningatkan kemampuan
berinisiatif-nya. Inisiatif sangat penting untuk anak, khsusunya saat ia
dewasa nanti di dunia kerja.
Untuk mengembangkan inisiatif anak, maka ajarkan anak jangan suka diam,
sehingga dorong anak untuk aktif melakukan aktivitas-aktivitas positif.
Sejak kecil dorong anak untuk selalu mengeluarkan idenya, orangtua
harus bisa menghargai setiap ide, pendapat dan perkataan anak, harus ada rasa
saling menghargai antara orangtua dan anak. Lalu dorong rasa percaya diri
anak, anak baru bisa memulai untuk berinisiatif jika ia memilki rasa percaya
diri yang mumpuni.
Nah, hargai ide dan pendapat anak lalu pastikan juga memberikan anak ruang
berbicara yang cukup, orangtua harus menghindari sikap otoriter serta sikap
suka menekan dan mengatur anak secara berlebihan. Dengan begitu, nantinya hal
ini dapat meningkatkan rasa percaya diri anak, serta menggerakan anak untuk
mulai berani berpikir dan berinisiatif.
Buatlah otak anak aktif berpikir dan berkreativitas mengeluarkan ide-ide dan
pendapat, sehingga hal ini dapat merangsang kemampuan berinisitif anak.
Orangtua juga perlu menanamkan rasa MANDIRI di dalam diri anak, seorang anak
yang sudah bisa mandiri maka akan lebih cepat baginya untuk mampu
berinisiatif.
Sebenarnya rasa mandiri dan rasa percaya diri masih berkaitan, seorang anak
bisa mandiri jika ia sudah memiliki kepercayaan diri yang baik. Jadi kenalkan
sikap mandiri pada anak sejak usia balita, misalnya dengan mendorong anak
untuk melakukan sesuatu sendiri. Semua urusan anak memang akan selesai lebih
cepat jika orangtua yang melakukannya, namun orangtua harus ingat bahwa untuk
menumbuhkan inisiatif anak maka mulailah mendorong anak untuk bisa melakukan
sesuatu dengan sendiri, tentunya sesuai dengan usia dan kemampuannya.
Misalnya, anak usia balita tentunya sudah dapat memegang sendok makannya
sendiri, biarkan anak mencoba makan sendiri walaupun berantakan, ini akan
memunculkan rasa kemandirian dalam diri anak sejak dini.
Kenalkan anak dengan ‘pikiran kritis’, misalnya dengan memberikan pertanyaan
kritis seperti “Menurutmu, apa yang harus kamu lakukan?”,
“Kira-kira apa yang terjadi kalau kamu melakukan A?” dan bentuk
pertanyaan semacamnya.
Lalu ajarkan juga anak rasa tanggung jawab sejak kecil, anak yang diberikan
tugas harian biasanya akan punya inisiatif yang lebih besar. Berikan tugas
sesuai usianya, misalnya pada anak balita mintalah untuk membereskan mainan,
melipat selimutnya, dll. Pada anak yang lebih besar bisa diberikan tugas
seperti menyapu, menyiram bunga, mencuci piring, dll.
***
Sekalipun anak Anda adalah seorang yang sangat hebat dengan potensi tinggi,
tapi jika ia masih berkutat dengan rasa percaya diri rendah atau mental yang
lemah, maka kehebatannya itu tidaklah cukup untuk membuatnya berani dan mampu
berinisiatif. Yakinkan anak untuk percaya diri, katakan padanya bahwa
setiap orang pasti memiliki keistimewaannya masing-masing. Percaya diri ini
nantinya mendorong anak untuk memiliki rasa inisiatif.
Untuk meningkatkan inisiatif maka perlu banyak membaca dan berdiskusi,
nah inilah yang harus orangtua tanamakan pada anak sejak dini. Untuk
meningkatkan inisiatif anak, orangtua harus punya banyak waktu berinteraksi
dengan anak, jangan sampai menjadi orangtua yang cuek dan tidak memerhatikan
anak. Selain itu dorong anak sejak kecil agar mencintai buku dan kegiatan
membaca.
Dari aktivitas banyak membaca dan berdiskusi, anak akan mendapatkan banyak
pengetahuan dari berbagai sudut pandang, yang nantinya otak anak bakal
mengkorelasikan dengan realita yang ada, hingga akhirnya anak bisa menemukan
sesuatu hal yang tidak ideal atau tidak beres, dari kondisi ini akan memicu
inisiatif anak. Orangtua juga perlu sering-sering memberikan contoh
berinisiatif, sehingga anak melihat dan akan mencontohnya.
Pujilah usaha dan inisiatif anak, banyak anak yang ragu mengambil
inisiatif karena takut salah atau khawatir direspon negatif oleh orangtuanya.
Untuk menguatkan dan mendorong inisiatif anak, maka jadilah orangtua yang
terbiasa memberikan apresiasi kepada anak, yang itu bisa berupa pujian dan
hadiah.
Baca Juga: