10 Tanda Anak Kurang Perhatian Orang Tua (Cara Mengatasi)

Tanda Anak Kurang Perhatian Orang Tua

Kewajiban orangtua pada anak adalah mencurahkan perhatian. Anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian akan merasakan LUKA di hatinya dan berisiko memiliki masalah kepribadian.

Selain itu juga menyebabkan tumbuh kembangnya terhambat. Apalagi anak memandang dirinya kurang disayangi, akibatnya dia pun cenderung punya sifat memberontak.

Ciri-Ciri Anak Kurang Perhatian Orang Tua


1. Anak Sulit Mengenali Emosinya Sendiri

Dampak anak kurang perhatian orang tua yaitu bakal kesulitan dalam mengenali emosi dan norma sosial, sehingga sering keliru dalam pergaulan atau kehidupan sosial.

Anak juga tidak mampu untuk mengenali perasaan orang lain, akibatnya anak kurang mampu menjaga perasaan orang lain. Orangtua bertanggung jawab untuk mengajarkan bentuk-bentuk emosi pada anak. 

Dengan sering berinteraksi antara orangtua dan anak, nantinya anak sedikit demi sedikit belajar untuk mengenali emosi dan perasaannya dengan baik.

Apalagi di zaman modern ini, seorang dari kecil sudah harus diajari orangtuanya dalam mengenali emosi, kontrol diri dan menjaga perasaan orang lain.

Jika anak tidak mampu untuk bergaul atau menjaga perasaan pihak lain, maka dirinya akan sulit diterima lingkungan dan bahkan dijauhi teman-temannya.

2. Kurang Dekat dengan Orangtua

“Kenapa ya, anak saya tidak mau dekat-dekat dengan saya?” 
“Kenapa ya, anak saya sering menyendiri di kamar.”
“Anak saya gak mau cerita apa-apa ke saya, tapi sama temannya bisa cerita berjam-jam” 

Ciri-ciri anak kurang perhatian orangtua yaitu akan terlihat dari sikap anak yang tidak mau dekat dengan orangtua. Kondisi semacam ini dapat timbul akibat minimnya atensi terhadap anak.

Jangan sampai anak berpikir bahwa dirinya tak dipedulikan, apalagi bila acap-kali menyikapi anak secara kasar, dampaknya anak bakal jaga jarak dari orangtuanya (bisa permanen hingga masa dewasanya).

Personalitas anak yang terbentuk hingga dewasa sebenarnya sangat dipengaruhi keluarga dan lingkungannya. Rendahnya atensi merupakan penyebab utama anak enggak dekat pada orangtuanya. 

Misalnya orangtua tak pernah mengucapkan pujian atau penghargaan atas pancapaian anak, akibatnya anak berpikir bahwa dirinya tak dipedulikan, akibatnya lama-kelamaan hatinya menjauh dari orangtuanya.


3. Anak Sering Mengalami Pertengkaran

Tanda anak kurang perhatian orangtua yaitu sering mendapat konflik atau pertengkaran. Mereka yang kurang perhatian bakal cenderung punya kepribadian tempramental dan kurang mampu memahami psikologis orang lain, akibatnya rentan berkonflik dengan pihak lain.

Jika Ayah dan Bunda kurang quality time dengan anak (seperti untuk mengobrol, bercanda dll), akibatnya dia enggak mempunyai skill dalam membentuk kemahiran sosial yang baik.

4. Sulit Mengakui Kesalahan

Tanda anak kurang perhatian orangtua yaitu si Anak punya kecenderungan gampang menyalahkan orang lain, selain itu kurangnya perhatian orangtua menyebabkan anak tidak memiliki perkembangan konsep diri yang optimal.

Alih-alih bertanggung jawab atas kesalahan, si Anak lebih memilih mengelak, tidak mengakui kesalahannya, dan kalau bisa menyalahkan orang lain yang tidak ada sangkut-pautnya sama sekali.

Tidak bertanggung jawab atas kesalahan adalah sebuah kelemahan dalam diri anak, itu biasanya karena perasaan trauma di masa lampau. Alhasil anak enggak punya kemampuan untuk bertanggung jawab.

5. Cenderung Punya Sifat Iseng

Kurang perhatian orang tua menyebabkan anak suka bertindak atau berperilaku sesuatu yang aneh, sehingga orang-orang akan menyebutnya nakal. Hal ini karena anak haus perhatian sejak kecil, sehingga dia suka melakukan hal-hal yang tidak wajar, aneh atau iseng.


6. Anak Sangat Pendiam

Ciri-ciri anak kurang perhatian orang tua yaitu sangat pendiam. Anak bisa menjadi sangat pendiam akibat sejak kecil kurang perhatian, misalnya anak sejak kecil jarang diajak mengobrol oleh orangtuanya.

Dampaknya anak kesulitan dalam interaksi sosial dan merasa canggung ketika harus mengobrol pada pihak lain, atau teman-teman sebayanya.

7. Anak Bolos Sekolah

Tanda anak kurang perhatian yaitu membolos sekolah, dimana mereka yang memperoleh atensi rendah berisiko lebih tinggi bolos sekolah.

Masalah seperti ini tampaknya berkaitan dengan poin no.6 yaitu sifat anak yang sangat pendiam, alhasil gak punya kawan di sekolah. Akibatnya anak lebih memilih bolos sekolah.

Lebih lanjut, mereka yang merasa kurang diperhatikan orangtuanya cenderung tidak peduli pada aktivitas pendidikan atau aktivitas sekolahnya.

8. Tidak Mau Terbuka

Problem ini sudah amat jelas, bahwasanya mereka yang merasa tak dipedulikan dan tak dicintai oleh orangtuanya, maka enggak akan mau terbuka pada orangtuanya. Bahkan juga tumbuh sebagai sosok yang tertutup ke semua orang.

9. Anak Emosional

Tanda anak kurang perhatian yaitu tampak tempramental dan kurang ekspresif. Rendahnya atensi mengakibatkan anak tak dapat mengekspresikan dirinya secara aman.

Masalah yang kemudian terjadi adalah anak selalu memendam isi hatinya. Keadaan ini lama-kelamaan mengakibatkan anak terkena masalah psikologis, diantaranya anxiety disorder, tempramental dan gampang tersinggung.

Kurangnya perhatian menyebabkan anak punya sifat tempramental dan punya masalah besar dengan kontrol diri, akibatnya juga anak kesusahan buat berpikir jernih, bahkan mungkin jatuh ke pergaulan buruk.


10. Tanda Lainnya Anak Kurang Perhatian Orang Tua
  • Seragamnya tampak lecek.
  • Tubuhnya tampak gak terurus, misalnya gigi kuning dll.
  • Merasa rendah diri.
  • Sering tampak mudah khawatir.
  • Suka menyendiri di lingkungan pergaulan dan sekolah. Ini juga dapat sebagai indikasi anak terkena KDRT.
  • Yang terburuk adalah anak tampak depresi, sekalipun dia masih anak-anak.

Cara Mengatasi Anak yang Kurang Perhatian dari Orang Tua


1. Luangkan Waktu Bersama dan Mengobrol

Cara mengatasi anak yang merasa kurang perhatian dari orangtua yaitu dengan luangkan waktu bersama dan mengobrol, dimana sangat ditekankan untuk meluangkan momen bersama.

Gali perasaan si Anak lebih dalam sehingga benar-benar mengetahui kondisi si Anak sebenarnya. Perhatikan kebutuhannya, kemauannya serta harapannya.

Ini bukan berarti keinginan si Anak selalu dituruti, yang hendaknya dilakukan adalah berdiskusi bersama sehingga bisa diketahui isi hatinya serta apa saja yang menjadi harapan-harapan si Anak.

Jangan sampai masa kecil anak terlewat begitu saja tanpa memperoleh yang terbaik. Sangat penting membangun hubungan batin yang erat agar anak memiliki emosi yang stabil, kecerdasan optimal dan kepercayaan diri.

Pastikan untuk memiliki momen kebersamaan yang mencukupi, menjadikan anak memperoleh curahan perhatian serta rasa cinta yang mencukupi. Momen kebersamaan penuh keceriaan akan jadi kenangan positif baginya yang bakal terus diingatnya.

2. Apresiasi Anak

Jangan lupa mengapresiasi atau memuji anak jika dia telah melakukan hal yang baik, termasuk setelah selesai mengerjakan tugasnya. Sesekali bisa memberikan hadiah untuknya.

Anda juga bisa mengadakan liburan keluarga saat tanggal merah, misalnya mengajak anak ke pantai, kebun binatang, wisata alam, outbond dll. Ini akan jadi pengalaman membahagiakan.

3. Dengarkan Cerita Anak Tanpa Menghakimi

Cara mengatasi anak yang kurang perhatian dari orang tua yaitu dengarkan dia bercerita tanpa menghakimi, serta hindari respon negatif. Anak sangat ingin didengarkan, maka jadilah pendengar yang baik untuknya.

Apalagi saat anak memiliki problem, terkadang anak was-was untuk berbagi pada orangtuanya. Sangat penting mendengarkan cerita anak tanpa menyela dan menghakimi. Berikan anak curahan perhatian.

4. Menerima Emosi Anak

Manakala anak sedang bad mood atau emosi, jangan sampai orangtua malah merespon negatif saat melihat Si Anak kecewa atau sedih. Apalagi anak masih proses tumbuh-kembang, wajar jika belum dapat mengontrol perasaannya secara baik.

Peran Ayah dan Bunda yaitu menenangkan anak dan memberikan support. Sehingga diharapkan menjadikan anak mau terbuka, karena mendapat perhatian dan dukungan positif.

5. Sentuhan Fisik

Sangat penting orangtua supaya memberikan sentuhan fisik, ini merupakan kunci kedekatan orangtua dan anak, serta menjadikan anak tumbuh dengan perasaan bahagia dan disayangi.

Gestur sederhana seperti mengelus, memeluk, menepuk bahu, mengelus kepala, mencium dll ternyata bermanfaat besar bagi proses tumbuh-kembang anak.




Baca Juga: