Inilah Bahaya Jika Bunda Membully Anak. Tidak jarang ada Bunda yang
membanding-bandingkan anak sendiri dengan anak orang lain. Hal seperti ini
hendaknya dihindari.
Misalnya membandingkan anak dengan anak tetangga dalam hal prestasi sekolah, yang akhirnya orangtua membully anaknya sendiri tanda sadar.
Photo: Pixabay.com
Contoh lainnya yaitu mengatakan anak pemalas, lalu dibandingkan dengan anak tetangga yang rajn belajar. Jikapun ingin memotivasi anak rajin belajar hendaknya dengan cara yang benar dan tanpa membully anak.
1. Anak Tidak Nyaman
Misalnya membandingkan anak dengan anak tetangga dalam hal prestasi sekolah, yang akhirnya orangtua membully anaknya sendiri tanda sadar.
Photo: Pixabay.com
Contoh lainnya yaitu mengatakan anak pemalas, lalu dibandingkan dengan anak tetangga yang rajn belajar. Jikapun ingin memotivasi anak rajin belajar hendaknya dengan cara yang benar dan tanpa membully anak.
Bahaya Orang Tua Membully Anak
1. Anak Tidak Nyaman
Bully jelas membuat anak tidak nyaman, termasuk seorang anak merasa sangat
tidak nyaman jika dibanding-bandingkan. Padahal anak harus tumbuh dengan
perasaan aman dan nyaman.
2. Anak Merasa Tidak Dicintai
Bahaya orang tua membully anak yaitu bisa menyebabkan anak merasa tidak
dicintai oleh orang tuanya. Kondisi ini dapat merenggangkan hubungan orangtua
dan anak.
Anak-anak yang ketika dewasanya tidak dekat dengan orangtuanya, karena selama
ini merasa kurang dicintai oleh orangtuanya.
3. Membahayakan Kejiwaan Anak
Bahaya membully anak adalah bisa berdampak sangat buruk terhadap perkembangan
kejiwaan anak. Dimana anak sangat rentan untuk terkena depresi dan beberapa
gangguan mental di masa mendatang.
4. Anak Tidak Percaya Diri
4. Anak Tidak Percaya Diri
Sering membully anak menyebabkan anak akan tumbuh menjadi sosok yang tidak
percaya diri dan juga takut untuk berbuat sesuatu.Sehingga dapat dikatakan
bullying adalah hal yang sangat ditakuti anak.
5. Anak Rentan Terhadap Gangguan Psikis
5. Anak Rentan Terhadap Gangguan Psikis
Bahaya orang tua membully anak yaitu mengakibatkan anak mengalami tekanan
berat, rasa gelisah, depresi dan gangguan tidur. Dampak buruk ini beresiko
bisa terbawa hingga dewasa.
6. Anak Benci Orangtuanya
Penutup
6. Anak Benci Orangtuanya
Jika anak sering dibully oleh orangtuanya, hal ini menyebabkan anak merasa
tidak disayang, yang kemudian anak pun membenci dan tidak menghormati orang
tuanya.
Segala perintah orangtua akan dilalaikan oleh sang anak. Setiap perkataan
orangtua tidak didengarkan secara serius oleh anak.
7. Anak Merasa Tidak Aman
Bahaya membully anak adalah membuat anak merasa tidak aman. Dimana bakal
seringkali muncul rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah maupun
lingkungan pergaulan.
Hal itu karena saat orangtua melakukan bullying pada anak, bakal
meninggalkan luka, trauma dan kemurungan di hati anak.
8. Penurunan Prestasi
Bullying menyebabkan trauma di hati anak, serta menyebabkan kejiwaan anak
tidak stabil. Dampaknya anak akan mengalami gangguan belajar dan penurunan
konsentrasi karena rasa kecemasan yang kronis.
9. Anak Rentan Terhadap Gangguan Kesehatan
Bahaya membully anak adalah bisa menyebabkan anak terkena gangguan
kesehatan. Dimana anak mudah mengalami sakit kepala, ketegangan otot ataupun
sakit perut. Secara umum, anak-anak korban bullying terkena masalah
kesehatan fisik dan mental.
10. Anak Gampang Terjatuh ke Pergaulan Buruk
Anak-anak korban bullying biasanya memiliki luka yang sangat besar di
hatinya, terdapat rasa dendam kesumat dalam dirinya.
Dampaknya anak menjadi sangat rentan untuk menunjukkan sifat kekerasan,
melakukan kenakalan remaja, terlibat aksi kriminalitas dan terjatuh ke
lingkungan yang buruk.
Terkadang dalam keadaan emosi, orangtua hendaknya tidak merendahkan keberadaan
anak. Yang namanya anak-anak kemampuannya masih serba terbatas, belum
mandiri dan belum banyak mengetahui sesuatu.
Terkadang masalah ekonomi mempengaruhi keharmonisan keluarga, sehingga seringkali yang menjadi sasaran emosi adalah anak-anak yang masih lemah.
Oleh karena itu, ingatlah bahwa kehadiran anak sebagai pelengkap keluarga, penerus generasi, serta harapan dan kebanggaan orang tua. Bukan untuk disakiti dan direndahkan.
Terkadang masalah ekonomi mempengaruhi keharmonisan keluarga, sehingga seringkali yang menjadi sasaran emosi adalah anak-anak yang masih lemah.
Oleh karena itu, ingatlah bahwa kehadiran anak sebagai pelengkap keluarga, penerus generasi, serta harapan dan kebanggaan orang tua. Bukan untuk disakiti dan direndahkan.
Setiap anak itu unik, memiliki kelebihannya masing-masing. Sehingga ketika
anak lemah terhadap suatu hal, namun pasti memiliki kelebihan dalam hal
lainnya.
Jangan paksa anak untuk harus bisa seperti anak lainnya, lebih baik orangtua
mencari tahu potensi apa yang dimiliki anak lalu mengembangkannya.
Selain itu, jangan paksa anak menjadi sosok yang sempurna, seseorang itu
tidak perlu sempurna. Seringkali orangtua terlalu tinggi ekspetasinya
terhadap anak, memaksa anak untuk bisa segala hal.
Jika orangtua ingin dihormati anak maka orangtua harusnya juga menghargai
anak.
Beberapa contoh perkataan mem-bully anak:
“Dia aja yang masih kecil bisa melakukan itu, kok kamu enggak bisa, payah banget sih?”
“Masa Kamu begini aja nggak bisa”
“Kamu itu masih bau kencur, gak tau apa-apa”
“Lihat dong dia, dia kalem banget, lah kamu nggak bisa diem seperti anak autis”
“Kamu itu biasanya apa sih? Gak ada yang kamu bisa!"
“Kamu harusnya pinter seperti si dia, begini aja ga paham-paham”
“Kamu badannya kerempeng banget sih, gak kaya dia yang badannya berisi”
Baca Juga: